Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Minggu, 07 Februari 2016

HIKMAH BERSUCI

ORANG SHALAT LEBIH PANTAS MENDAPAT MURKA, KOK BISA?

Hikmah Bersuci

By Kiswah Aswaja


Terkadang orang yang mengerjakan shalat lebih pantas mendapat kebencian dan murka Allah. Kok bisa? Jamaluddin al-Qasimi mengutip pelajaran bersuci dari Imam al-Ghazali:

مَتَى فَرِغَ مِنْ وُضُوئِهِ وَأَقْبَلَ عَلَى الصَّلَاةِ فَيَنْبَغِي أَنْ يَخْطُرَ بِبَالِهِ أَنَّهُ طَهَّرَ ظَاهِرَهُ وَهُوَ مَوْضِعُ نَظَرِ الْخَلْقِ، فَيَنْبَغِي أَنْ يَسْتَحْيَ مِنْ مُنَاجَاةِ اللهِ تَعَالَى مِنْ غَيْرِ تَطْهِيرِ قَلْبِهِ وَهُوَ مَوْضِعُ نَظَرِ الرَّبِّ سُبْحَانَهُ. وَلْيَتَحَقَّقْ أَنَّ طَهَارَةَ الْقَلْبِ بِالتَّوْبَةِ وَالْخُلُوِّ عَنِ الْأَخْلَاقِ الْمَذْمُومَةِ وَالتَّخَلُّقِ بِالْأَخْلَاقِ الْحَمِيدَةِ أَوْلَى مِنْ أَنْ يَقْتَصِرَ عَلَى طَهَارَةِ الظَّاهِرِ. كَمَنْ أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ مَلِكًا إِلَى بَيْتِهِ فَتَرَكَهُ مَشْحُونًا بِالْقَاذُورَاتِ وَاشْتَغَلَ بِتَجْصِيصِ ظَاهِرِ الْبَابِ الْبَرَّانِيِّ مِنَ الدَّارِ. وَمَا أَجْدَرُهُ بِالتَّعَرُّضِ لِلْمُقْتِ وَالْبَوَارِ.


Setelah orang selesai wudhu dan akan melaksanakan shalat, hendaknya menyadarkan hati bahwa ia baru menyucikan jasad lahirnya yang menjadi pusat perhatian manusia, sehingga semestinya ia malu kepada Allah bila bermunajat kepada-Nya tanpa menyucikan hatinya yang merupakan pusat perhatian Tuhannya swt. Hendaknya ia buktikan bahwa kesucian hati dengan tobat, bersih dari akhlak tercela dan bepekerti dengan akhlak terpuji lebih utama daripada sekedar mencukupkan diri dengan kesucian lahiriahnya. Ibarat orang mengundang Raja ke rumahnya, kemudian ia membiarkan di dalam rumahnya berantakan dan penuh kotoran, sementara ia justru hanya memperhatikan kebersihan dan keindahan pintu gerbang di luarnya. Sungguh mengherankan, ia justru lebih pantas mendapatkan kemurkaan rajanya.

Dikutip dari Jamaluddin al-Qasimi, Mau'idhah al-Mu'minin min Ihya' Ulum ad-Din (Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1426 H/2005 M), juz I, h. 19.

KISWAH
Manfaat-Berkah-Istiqamah
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel