Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Senin, 15 Februari 2016

Kisah Pemuda Bani Israil Yang Taat Pada Ibu

Dahulu dimasa Bani Isra’ il ada seorang shaleh yang mempunyai anak kecil dan pedet ( anak lembu ). Kemudian pedet itu dibawanya ke hutan sembari berdo’ a,
“Ya Allah saya titipkan lembu ini kepada- Mu untuk putraku hingga ia besar.”

Kemudian orang tersebut meninggal, sedangkan lembu itu hidup sendiri di dalam hutan tanpa penggembala, bahkan bila melihat orang akan segera lari seperti seakan- akan liar.
Singkat cerita, anak dari orang shaleh itu telah dewasa. Ia sangatlah berbakti kepada ibunya, sehingga ia membagi waktu malam menjadi tiga bagian:

1. Sepertiga untuk sembahyang
2. Sepertiga untuk tidur
3. Sepertiga untuk menjaga ibunya

Dan apabila pagi telah tiba, ia akan pergi untuk mencari kayu, kemudian dibawa kepasar untuk dijual. Hasil dari penjualannya pun dibagi menjadi tiga bagian:
1. Sepertiga untuk sedekah
2. Sepertiga untuk makan
3. Sepertiga untuk ibunya.
Pada suatu hari ibunya berkata, “Ayahmu telah mewariskan untukmu seekor lembu yang dititipkan kepada Allah di hutan, maka pergilah engkau ke sana dan berdo’ alah pada Tuhannya Nabi Ibrahim, Ismail, Ishaq dan Yaqub semoga mengembalikannya kepadamu. Tanda lembu itu adalah kulitnya berwarna kuning berkilauan bagaikan emas, terutama jika terkena oleh sinar matahari”
Kemudian pergilah ia ke hutan, dan ketika telah melihat lembu seperti yang dimaksudkan ibunya ia berdo’ a,

“Aku panggil engkau demi Tuhan- nya Nabi Ibrahim, Ismail, Ishaq, dan Yaqub. Segeralah datang kemari.”
Maka larilah lembu itu sehingga berdiri tegak di depannya. Lalu ia pegang lembu itu untuk dituntun menuju rumahnya, namun tiba- tiba lembu itu berkata,
“Wahai pemuda yang taat kepada ibunya, naiklah ke atas punggungku untuk memudahkanmu”

Jawab pemuda, “Ibuku tidak menyuruhku demikian, tetapi ia berpesan agar aku memegang lehermu dan menuntunmu pulang”
Lembu itu kemudian berkata, “Demi Tuhannya Bani Isra’ il, jika engkau tidak dapat mengendaraiku maka berjalanlah. Hai Pemuda sekiranya Anda perintahkan kepada bukit untuk berpindah tempat pasti akan benar- benar berpindah semua bukit itu karena ketaatan dan baktimu terhadap ibumu.”
Setelah sampai di rumahnya, diserahkanlah lembu itu kepada ibunya. Ibunya kemudian erkata, “Hai anakku, engkau miskin dan tidak berkecukupan. Dan tentu sangat berat bagimu mencari kayu di waktu siang dan bangun ketika malam, karena itu lebih baik kamu jual saja lembu ini”

Ia kemudian bertanya kepada ibunya, “Harus kujual dengan harga berapakah, Ibu?”
“Tiga dinar”, jawab ibunya, “Dan jangan dijual terlebih dahulu sebelum bermusyawarah denganku”

Pada masa itu harga lembu memang sebesar tiga dinar. Lalu dibawalah lembu itu kepasar, dan tanpa sepengetahuannya Allah telah mengutus seorang Malaikat untuk menguji ketaatan pemuda itu terhadap ibunya. Kemudian datanglah Malaikat ( yang menjelma menjadi seorang manusia ) menemui pemuda tersebut dan bertanya kepadanya,
“Dengan harga berapakah Anda akan menjual lembu ini?”
“Tiga dinar dengan rela ibuku”, jawab pemuda itu.

“Bagaimana jika saya beli dengan enam dinar dengan syarat tanpa memberitahu ibumu?”
Jawab pemuda, “Andaikan Anda memberi padaku seberat lembu ini uang emas, maka aku tetap tidak akan menerimanya jika tanpa ridha dari ibuku”

Kemudian ia pulang untuk memberitahu apa yang terjadi kepada ibunya. Ibunya berkata, “Kini engkau boleh menjualnya sebesar enam dinar dengar ridhaku”
Maka kembalilah ia ke pasar dan berkata kepada Malaikat yang telah menjelma menjadi manusia itu, “Ibuku telah ridha apabila aku menjualnya dengan harga enam dinar, dan tolong jangan dikurangi dari harga itu”
Jawab Malaikat, “Kini akan saya bayar kepadamu sebesar duabelas dinar dengan syarat tanpa memberitahu kepada ibumu”
Maka kembali lagilah ia kepada ibunya untuk memberitahukan akan hal itu. Lalu ibunya berkata, “Yang datang kepadamu itu adalah seorang Malaikat yang akan mengujimu. Maka bila ia datang kembali tanyakanlah kepadanya ‘apakah lembu ini boleh dijual atau tidak?’”

Kemudian ia kembali lagi ke pasar dan menanyakan hal yang sama seperti yang diperintahkan ibunya. Ketika ditanyakan hal itu, Malaikat tersebut berkata, “Pulanglah Anda dan katakan kepada ibumu agar mempertahankan dahulu lembu ini sebab Nabi Musa bin Imran a.s. yang akan datang untuk membeli lembu ini. Maka jangan dijual kecuali jika dengan harga uang emas seberat lembu ini.”

Maka ditahanlah terlebih dahulu lembu itu sehingga terjadi perintah dari Allah kepada Bani Isra’ il untuk menyembelih lembu. Dan ketika dicari lembu yang memenuhi syarat, maka tidak ada yang lain kecuali lembu milik pemuda itu. Kemudian akhirnya dibelilah lembu itu dengan harga uang emas seberat badan lembu tersebut.
Ini sebagai karunia dan rahmat dari Allah swt. Karena ketaatan dan baktinya pemuda itu terhadap ibunya.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel