Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Selasa, 16 Februari 2016

Rukyah Aswaja

Tekhnik Sebelum Meruqyah.

Meruqyah sesorang ataupun diri sendiri, tidak semudah dokter mengobati pasien yang menderita sakit medis atau pun zahir. Seorang praktisi ruqyah memiliki resiko dan tanggung jawab yang amat besar. Jika pasien terkena gangguan jin dari dukun (bomoh) yang mengirimnya, maka resiko bagi praktisi  ruqyah di antaranya mendapat serangan balik dari dukun tersebut, jika peruqyah memiliki amalan wirid syar’i pagi dan petang dan keimanan serta ketaqwaan yang kuat, maka serangan-serangan itu tidak akan mempan mencelakainya. Terkadang dukun juga akan menyerang keluarga praktisi ruqyah. Atau mengirim jin-jin kembali kepada pasien dan keluarganya. Maka bagi praktisi ruqyah dan pasien harus mengetahui tekhnik-tekhnik sebelum dilakukan prosesi ruqyahnya.

Ketika pasien hendak konsultasi ke seorang peruqyah, maka hendaknya diberitahukan terlebih dahulu untuk membaca surat Yasin ayat kesembilan sebanyak-banyaknya dalam bilangan ganjil :

وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ

Tujuannya agar jin-jin dalam tubuhnya tidak terjadi reaksi keras atau tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Karena dari banyak pengalaman penulis, jin-jin sering kali mengetahui percakapan si pasien dengan sesorang yang diajaknya curhat atau konsultasi khususnya jika konsultasi dengan seorang praktisi ruqyah, entah itu bertemu langsung atau via telphone, sms, WA, BBM atau pun chating lainnya. Jika tidak melakukan tekhnik ini, maka pertama jin-jin kiriman akan mengetahui dan segera melapor kepada tuan yang menghantarnya.

Kedua, jin-jin itu akan membuat bisikan-bisikan dengan berbagai macam bayangan alasan-alasan agar tidak jadi diruqyah. Ketiga, dukun (bomoh) atau tuan-tuan jin itu akan mengetahui wajah peruqyah dan alamat tempat tinggalnya dengan bantuan jin.

Niat Ruqyah :

اَلْفَاتِحَةُ بِنِيَّةِ قِرَاءَةِ الْرُّقْيَةِ كَمَا نَوَى اَهْلُنَا وَ آبَاؤُنَا الْصَّالِحُوْنَ وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب عَبْدُ الْقَادِرْ بِنْ أَحْمَدْ اَلْسَّقَافْ وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب عَلِى بِنْ مُحَمَّدْ اَلْحَبْشِى وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب اَبُوْ بَكَرْ بِنْ مُحَمَّدْ اَلْسَّقَافِ وَ كَمَا نَوَى اَلْسَّيِّدْ مُحَمَّدْ بِنْ عَلْوِى أَلْمَالِكِيْ وَكَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب جَعْفَرْ بِنْ شَيْخَانْ اَلْسَّقَافْ وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب عُمَرْ بِنْ مُحَمَّدْ بِنْ حَفِيْظ وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب تَوْفِيْق بِنْ عَبْدُ الْقَادِرْ اَلْسَّقَافِ...
اَللّهُ يُدْخِلْ نِيَّتَنَا فِى نِيَّتِهِمْ وَ اَعْمَالَنَا فِى اَعْمَالِهِمْ وَ قِرَاءَتَنَا فِيْ قِرَاءَتِهِمْ وَ اَنَّ اَللّهَ يَرْزُقُنَا الْفُتُوْح وَالْمُنُوْح وَ الْرُّسُوْخ وَ صَلَاحَ الْجَسَدِ وَ الْرُّوْح وَ الْتَّوْبَةَ الْنَّصُوْحَ وَ أَنَّ اللّهَ يَرْزُقُنَا الْعِلْمَ وَ الْعَمَلَ وَ يَحْفَظُنَا مِنَ الْزَّيْغٍ وَ الْزَّلَلَ وَ اَنَّ اللّهَ يَغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ يُذْهِبْ عَنَّا غَيْظَ قُلُوْبِنَا وَ يُجِيْرُنَا مِنْ مُضِلَّاتِ الْفِتَنِ وَ الْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ وَ اَنَّ اللّهَ يَرْزُقُنَا الْصِّحَّةَ وَ الْعَافِيَةَ وَ الْرَّحْمَةَ وَ الْبَرَكَةَْ عَلى هذِهِ الْنِّيَّةِ وَ لِكُلِّ نِيَّةٍ صَالِحَةْ وَ إِلَى حَضْرَةِ الْنَّبِيِّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اَلْفَاتِحَةْ...

TEKHNIK MERUQYAH ORANG LAIN.

- Dalam keadaan berwudhu, memohon lah kepada Allah untuk kesembuhan pasien dari semua penyakitnya lahir dan batin.

- Baca wirid penjagaan semisal wirid sakron dan ayat 9 dari surat Yasin dalam jumlah hitungan ganjil. Niatkan pula untuk meruqyah diri sendiri.

- Kemudian penulis anjurkan sebelum membaca doa-doa ruqyah, bacalah doa niat berikut ini :

اَلْفَاتِحَةُ بِنِيَّةِ قِرَاءَةِ الْرُّقْيَةِ كَمَا نَوَى اَهْلُنَا وَ آبَاؤُنَا الْصَّالِحُوْنَ وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب عَبْدُ الْقَادِرْ بِنْ أَحْمَدْ اَلْسَّقَافْ وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب عَلِى بِنْ مُحَمَّدْ اَلْحَبْشِى وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب اَبُوْ بَكَرْ بِنْ مُحَمَّدْ اَلْسَّقَافِ وَ كَمَا نَوَى اَلْسَّيِّدْ مُحَمَّدْ بِنْ عَلْوِى أَلْمَالِكِيْ وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب جَعْفَرْ بِنْ شَيْخَانْ اَلْسَّقَافْ وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب عُمَرْ بِنْ مُحَمَّدْ بِنْ حَفِيْظ وَ كَمَا نَوَى اَلْحَبِيْب تَوْفِيْق بِنْ عَبْدُ الْقَادِرْ اَلْسَّقَافِ... اَللّهُ يُدْخِلْ نِيَّتَنَا فِى نِيَّتِهِمْ وَ اَعْمَالَنَا فِى اَعْمَالِهِمْ وَ قِرَاءَتَنَا فِيْ قِرَاءَتِهِمْ وَ اَنَّ اَللّهَ يَرْزُقُنَا الْفُتُوْح وَالْمُنُوْح وَ الْرُّسُوْخ وَ صَلَاحَ الْجَسَدِ وَ الْرُّوْح وَ الْتَّوْبَةَ الْنَّصُوْحَ وَ أَنَّ اللّهَ يَرْزُقُنَا الْعِلْمَ وَ الْعَمَلَ وَ يَحْفَظُنَا مِنَ الْزَّيْغٍ وَ الْزَّلَلَ وَ اَنَّ اللّهَ يَغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ يُذْهِبْ عَنَّا غَيْظَ قُلُوْبِنَا وَ يُجِيْرُنَا مِنْ مُضِلَّاتِ الْفِتَنِ وَ الْمِحَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَ مَا بَطَنَ وَ اَنَّ اللّهَ يَرْزُقُنَا الْصِّحَّةَ وَ الْعَافِيَةَ وَ الْرَّحْمَةَ وَ الْبَرَكَةْ وَ عَلَى هذِهِ الْنِّيَّةِ وَ لِكُلِّ نِيَّةٍ صَالِحَةْ وَ إِلَى حَضْرَةِ الْنَّبِيِّ صَلّى اللّهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ اَلْفَاتِحَةْ...

Tujuannya agar kita tidak menyimpang dari jalan para ulama salaf dalam hal apapun terutama dalam hal ruyqah ini dan dimasukkan niat, kita, perbuatan dan bacaan kita sebagaimana mereka para ulama shaleh.

- Tanyakan terlebih dahulu kepada pasien, apakah ia punya pegangan semisal azimat yang terlarang, keris atau pusaka. Jika ada, maka jauhkan benda-benda tersebut darinya, karena itu akan menghambat kelancaran proses ruqyah.

- Tanyakan juga apakah ia pernah diisi ilmu kesaktian semisal kekebalan, macan, ilmu pukulan yang cara pengisiannya melanggar syare’at, misal meminum air yang dibacakan mantera-mantera aneh dan asing yang tidak dipahami bahasanya, atau melalui khodam jin dan semisalnya. Maka pasien harus bertaubat dari itu semua terlebih dahulu, melepaskan hal itu dari hati sepenuhnya tanpa keraguan dan kebimbangan demi kesembuhan, ketentraman dan kebahagiaan dunia akheratnya.

- Kemudian perintahkan ia bertaubat dari semua dosa yang pernah ia lakukan baik sadar ataupun tidak sadar. Memohon ampunan Allah dengan baca istighfar.

- Suruh hatinya memohon kepada Allah penuh keyakinan agar Allah menyembuhkannya dari segala macam penyakitnya lahir dan batin.

- Setelah itu perintahkan duduk dengan rilek menghadap manapun (lebih bagus menghadap kiblat) dan siperuqyah menghadap di hadapan pasien.

- Beri intruksi kepada pasien untuk meletakkan kepala pada saat membaca surat al-Hasyr : 21-24 nanti. Dan memegang perut dengan telepaka tangannya sendiri pada saat bacaan al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Naas. Dan setelah itu ia menarik tangannya dari perut ke arah mulut dengan memberikan contoh padanya. Seolah membuang semua penyakit dan gangguan melalui mulut.

- Setelah itu jelaskan reaski-reaski yang akan terjadi baik reaksi kecil semisal merinding, gelisah, takut, pusing, pundak terasa hangat, mengantuk ataupun reaksi berat, semisal tangan atau kaki terasa kram, pundak berat, mual atau muntah dan reaksi ketidak sadaran diri, jika pasien tidak mampu mengontrol dirinya pada saat jin-jin dalam tubuhnya merasa kepanasan dengan sebab bacaan-bacaan ruqyah yang dibacakan nanti. Suruh ia untuk memuntahkan muntahannya di kantong plastik yang sudah disediakan di hadapannya. Karena gangguan atau jin-jin itu akan keluar melalui lendir yang dimuntahkannya tersebut.

- Kemudian perintahkan untuk memejamkan mata, dan mulailah meruqyah dengan bacaan-bacaan dari ayat al-Quran, dzikir, doa ataupun sholawat dan istighatasah atau tawassul.

- Jika pasiennya seorang wanita, maka usahakan menggunakan sarung tangan agar wudhu tetap terjaga.

Bacaan-bacaan ruqyah standart :

1. Sholawat Tibbil Qulub 3 kali.
2. Ta’awwudz
3. Doa ruqyah
4. Doa syifa’
5. Al-Fatehah
6. Al-Baqarah : 1-5
7.Al-Baqarah : 102
8. Al-Baqarah : 163-164 9. Ayat Kursi (Al-Baqarah : 255)
10. Al-Baqarah : 285-286 11. Ali Imran : 18-19
12. Al-A’raf : 54-56
13. Al-A’raf : 117-122
14. Yunus : 81-82
15. Al-Bara’ah : 1
16. Toha : 69
17. Al-Mukminun : 115-118
18. As-Shoffat : 1-10
19. Al-Ahqaaf :29-32
20. Ar-Rahman : 33-36 21. Al-Hasyr : 21-24
22. Al-Jinn : 1-9
23. Al-Ikhlash. Al-Falaq dan an-Naas.

Jika pada saat bacaan tertentu pasien merasakan reaksi misalnya mengeluarkan suara rintihan atau mengigau, maka ulang-ulangilah bacaan tersebut. Jika diketahui pasien terkena sihir perpisahan suami istri, maka ulangilah surat al-Baqarah ayat 102.
Dan pada saat membaca surat Yunus ayat 81-82, maka ulangilah kalimat “ Innallaha sayubthiluh “ sambil melakukan sentuhan seolah memutus ikatan-ikatan di punggung pasien secara zigzag, dengan niat memutus ikatan jin-jin di dalam atau bukhul-bukhul sihirnya. 

Jika kita lihat pasien mengalami reaksi-reaksi saat proses ruqyah berjalan, misalnya mulai berusaha menghindari peruqyah, maka teruskan bacaannya. Atau jin-jin di dalam tubuh mulai menunjukkan eksistensinya dengan menguasai kesadaran pasien, maka tetap lanjutkan bacaan ruqyah agar mereka keluar lewat muntah. Lakukan tekanan dengan telapak tangan dari arah punggung hingga kepala untuk membantu pasien mengeluarkan jin-jin itu melalui muntah.

Jika dirasa jin-jinnya sudah tidak ada, bisa bacaan ruqyahnya dihentikan, atau jika dirasa masih ada, bisa dilanjut keesokaan harinya. Karena terkadang proses ruqyah tidak serta merta hanya sekali saja penanganannya berhasil disembuhkan, kadang butuh beberapa hari bagi kasus pasian yang berat.

(Fiqih Ruqyah Aswaja, Ibnu Abdillah Al-Katibiy)

Share:

1 komentar:

Kategori Artikel