Demi cintanya kepada Nabi Yusuf AS, Zulaika rela menghabiskan harta dan Onta2nya. Al kisah dia memiliki banyak sekali mutiara2 dan kalung2 yg jika diangkut, bisa membuat 70 ekor unta terseok-seok jalannya, karena merasa berat atas beban muatannya. Harta-harta tsb semuanya dibelanjakan oleh Zulaika karena cintanya yg beegitu mendalam kepada Nabi Yusuf. Setiap ada orang yg mengaku melihat Yusuf, maka orang tsb diberi hadiah yg banyak sekali olehnya, sehingga tidak ada satupun hartanya yg tersisa. Setiap apa saja yg ditemuiny,a maka disebut dan dipanggilnya dengan nama Yusuf. Begitu dahsyat kerinduan yg menerpa dirinyanya untuk Yusuf, menjadikannya bagai wanita linglung, lupa segala sesuatu kecuali kepada Yusuf seorang. Ketika dia menerawangkan pandangannya ke langit , seolah –olah terlihat nama Yusuf tertulis di atas bintang-bintang.
Diriwayatkan bahwa setelah Zulaika beriman dan menikah dengan Nabi Yusuf AS, anehnya dia justru malah suka menyendiri, menyepi untuk beribadah dan menghabiskan waktunya untuk melayani Allah SWT. Hingga suatu saat, Yusuf mengajaknya ke ranjang pada siang hari, maka Zulaika menolak dan minta undur malam hari saja. Sedang ketika Yusuf memanggilnya pada malam hari, dia justru malah minta tunda siang hari saja. Zulaika berkata :
يا يوسف إنما كنت أحبك قبل أن أعرفه فأما إذ عرفته فما أبقت محبته محبة لسواه وما أريد به بدلا
Wahai Yusuf…. Dulu Aku mencintaimu karena Aku belum mengenal Allah, kemudian setelah Aku mengenal Allah, maka Aku tiada mau mencampuri cintaku kepada Allah untuk selain-NYA. Dan Aku sama sekali tidak mengaharapkan adanya pengganti untuk Allah........... !!!!
Akhirnya Nabi Yusuf berkata kepadanya : Sesungguhnya Allah memerintahkan Aku untuk mengajakmu berkumpul dan mengkhabarkan kepadaku bahwa dari dirimu aku akan mempunyai dua orang keturunan yg akan dijadikan Nabi oleh Allah SWT.
Zulaika pun menjawab : Jika memang benar Allah Ta’ala memerintahkan demikian, dan menjadikan diriku sebagai jalan perantaranya, maka Aku bakan menaatinya. Dengan ketaatan inilah Aku merasa tenang menjalaninya.
(Mukasyafatul Qulub karya Al Imam Ghozali dalam bab yg menerangkan tentang Al ‘ISYQ –KERINDUAN-)
Mengenai perbuatan orang JADZAB (Mabuk cinta kepada Allah), Syekh Ahmad bin Shiddiq berfatwa :
إنارة الدجى ص 209
وسلم من جذب لكن مع الإنكار فيما وقع مخالف للأمر حفظا مشرعا قال ابن التلمساني : فلا تلم السكران في حال سكره فقد رفع التكليف في السكران أنا – إلى أن قال – الشيخ محمد حسين بن علي المالكي فقد أبرم إلى المعصية بالإكراه كالساقط من شاهق
Serahkan kepada Allah mengenai urusan orang jadzab (ditarik oleh Allah), namun ingkarilah perkara-perkara yang menyelisihi perintah (Allah), karena bagaimanapun juga kita harus menjaga syariat (Allah). Syekh Ibnu Tilmisaniy berkata : Jangan Engkau cela orang yg sedang mabuk (cinta kepada Allah), karena orang yg mabuk itu bebas tuntutan…… Kemudian Syekh Muhammad Husain bin Ali Al Malikiy berkomentar : Sesungguhnya orang2 jadzab melakukan maksiyat karena tidak bisa menghindar, ibarat orang yg meluncur jatuh dari tempat yg tinggi.
(Inarotud Duja, Syarah Tanwirul Hija Hal. 209)
***** Perbuatan PECINTA jangan DINISTA dan DI CACI karena KE-GANDRUNG-AN mereka TANPA KUASA TERTARIK ATAS KEINDAHAN YG DICINTAINYA !!!!! *****
“AL-Majdzub_Billah”.......... ^_^
0 komentar:
Posting Komentar