Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Sabtu, 30 Juli 2016

Waspadai NafsuMu

Waspada Nafsu walau ia mengajak kpd kebaikan. 

 قال الجنيد رضي الله عنه.. 

لا تسكن الي نفسك وان دامت طاعتها لك في طاعة ربك.. 


Janganlah kamu merasa Tenang dengan Nafsumu sekalipun ia selalu mengajakmu taat pada tuhanmu. 


ما ابرئ نفسي،ان النفس لامارة بالسوء... 
Share:

Jumat, 29 Juli 2016

Larangan Mendatangi Pintu Penguasa


Diriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a, dari Nabi saw. bersabda, “Barangsiapa tinggal di daerah badui maka ia akan menjadi kasar perangainya. Barangsiapa menyibukkan diri dengan perburuan maka ia akan lalai dan barnagsiapa mendatangi pintu penguasa maka ia akan terfitnah,” (Shahih, HR Abu Dawud [2859]).   Diriwayatkan dari Abu Anwar as-Sulami r.a, ia berkata, “Rasulullah saw. bersabda, ‘Jauhilah pintu-pintu penguasa, karena akan menyebabkan kesulitan dan kehinaan’,” (Silsilah Ahaadits ash-Shahihah [1253]).
Kandungan Bab:
  1. Senantiasa mendatangi pintu penguasa adalah perbuatan tercela karena dapat  menimbulkan fintah. Ibnu Jauzi berkata dalam kitabTalbisul Iblis (121-122), “Di antara perangkap yang dipasang syaitan untuk para ahli fiqih adalah seringnya mereka bergaul dengan para penguasa dan suka berbasa-basi bersama mereka serta tidak mengingkari kemungkarang yang mereka lakukan, padahal mereka sanggup untuk melakukannya. Bisa jadi para ulama fiqih tersebut memberi dispensasi kepada mereka yang seharusnya tidak layak diberikan, untuk mendapat imbalan dunia. Sehingga terjadilah berbagai kerusakan dari tiga sisi: Pertama: Si penguasa akan berkata, “Jikalau tindakanku salah tentu para ulama telah mengingkari perbuatanku itu dan mana mungkin aku tidak dikatakan benar sedang para ulama itu makan dari hartaku.” Kedua: Orang-orang awam akan berkata, “Tidak ada masalah dengan penguasa ini, juga tidak ada masalah dengan harta dan semua tindakannya. Sebab ulama fulan selalu berada di sampingnya.” Ketiga: Si ulama telah merusak agamanya dengan tindakan seperti itu. Iblis telah memperdaya para ulama untuk menemui para penguasa dengan alasan  meminta bantuan agar si penguasa dapat menolong seorang muslim. Tipu daya Iblis baru terungkap apabila ada orang lain yang datang menemui penguasa untuk alasan tersebut, maka akan muncul rasa tidak suka dan terkadang ia mengutus seseorang untuk menjelek-jelekkan orang tadi, sehingga hanya ia saja yang memiliki peluang untuk itu. Kesimpulannya, mendekati penguasa adalah perbuatan yang sangat berbahaya, sebab niat baik hanya ada di awalnya saja dan setelah itu akan berubah memuliakan, memberi hadiah kepada penguasa demi mendapatkan sebuah imbalan serta suka berbasa-basi dengan mereka pada gilirannya tidak dapat meningkari kemungkarang yang mereka lakukan. Sufyan ats-Tsauri berkata, “Aku tidak takut para penguasa menghinakanku, yang aku takutkan jika mereka memuliakanku sehingga hatiku pun condong kepada mereka.”
  2. Generasi pertama dahulu telah mengetahui bahayanya fitnah ini dapat merasuk dan dapat membuat hati seorang hamba menjadi bengkok. Akibatnya ia tidak mengetahui mana yang baik dan tidak mengingkari kemungkaran. Oleh karena itu, mereka melarang mendekati para raja dan penguasa. Hafidz Ibnu Rajab berkata dalam Syarh Hadiits maa Dzaaibaan jaai’aan (hal. 53), “Generasi salaf terdahulu telah melarang bergabung dengan para raja bagi yang ingin beramarmakruf dan melarang mereka dari perbuatan mungkar.” Di antara yang melarang hal itu adalah Umar bin Abdul Aziz, Ibnul Mubarak, ats-Tsauri dan lain-lain. Ibnul Mubarak berkata, “Menurut kami tidak ada amar ma’ruf nahi mungkar bagi mereka yang bergabung dengan penguasa. Yang dikatakan amar makruf nahi mungkar terhadap penguasa jika mereka tidak bergabung dengan penguasa. Pasalnya, ada kekhawatiran munculnya fitnah jika mereka bergabung dengan para penguasa. Karena nafsu membayangkan ketika jauh dari penguasa akan beramar makruf dan melarang kemungkaran serta mengkritik mereka.  Namun jika nafsu itu menyaksikan langsung dari dekat maka timbullah kecondongan dan  kecintaan kepada mereka. Terlebih lagi apabila penguasa tersebut memuliakannya, tentunya ia akan menerima apasaja yang diberikan penguasa tersebut.” Di antara surat yang dikirim oleh Sufyan ats-Tsauri kepada Abbad bin Abbad yang mencantumkan wasiat terkenal yang mengandung adab, kebijakan, permisalan dan peringatan yang baik, ia berkata, “Hati-hati, janganlah kalian dekat dan bergabung dengan para penguasa dalam perkara apapun. Hati-hati, jangan sampai kalian terperdaya dengan ucapan: kamu masuk untuk menolong masyarakat, atau untuk mencegak perbuatan zhalim, atau mengembalikan hak orang yang terzhalimi. Sesungguhnya itu semua adalah jalur Iblis yang ditempuh oleh para qari’ yang fajir dan menjadikan hal itu sebagai alasan.”
  3. Satu hal yang perlu diketahui bahwa itu semua berkaitan dengan penguasa yang jahat dan zhalim. Ibnu Abdul Barr berkata dalam kitabnya Jaami’ul Bayaanil Ilmi wa Fadhlihi (I/185-186) pada akhir bab yang menyebutkan tentang celaan salaf mendekati para pemimpin dan penguasa, “Seluruh bab ini berkaitan dengan penguasa jahat dan fasiq. Adapun terhadap penguasa yang adil bijak, maka mendekati, mengunjungi, dan membantu mereka dalam memperbaiki masyarakat adalah termasuk amalan baik dan utama. Tidakkah anda  perhatikan bahwa Umar bin Abdul Aziz didampingi para ulama terkemuka seperti Urwah bin az-Zubair, Ibnu Syihab dan ulama lain yang selevel dengan mereka.” Ibnu Syihab pernah masuk mengunjungi dan memperingatkan penguasa setelah Umar bin Abdul Aziz, yang pada saat itu dipegang oleh Abdul Malik bin Marwan. Di antara yang sering mengunjungi penguasa pada saat itu adalah asy-Sya’bi, Qabishah bin Dzuaib, Raja’ bin Haiwah, Abu Miqdam yang merupakan para ulama ternama, al-Hasan, Abuz Zinad, Malik bin Anas, al-Auza’i, asy-Syafi’i dan ulama terkenal lainnya yang terlalu panjang jika disebutkan satu persatu. Apabila seorang alim mengunjungi penguasa untuk suatu keperluan secara rutin, lalu ia mengucapkan yang baik dan berkata tentang ilmu maka itu merupakan perbuatan yang baik dan mendapat keridhaan dari Allah pada hari kiamat kelak. Namun pada umumnya majelis seperti ini adalah majelis fitnah dan yang paling selamat adalah menghindarinya. Benarlah orang yang mengatakan, “Sesungguhnya para raja merupakan bala dari apasaja yang mereka halalkan, maka janganlah kalian selalu berteduh di bawah bayang mereka. Apa yang engkau perhatikan jika mereka marah, mereka akan membuat makar terhadapmu dan jika mereka ridha terhadap mereka, mereka pun akan suka kepadamu. Jika engkau memuji mereka maka mereka akan biarkan kamu membohongi mereka, dan menganggapmu berat seperti mengangkat beban yang berat. Merasa cukuplah dengan pemberian Allah daripada mendatangi pintu mereka, sebab berdiri di pintu-pintu mereka berarti sebuah kehinaan.
Sumber: Diadaptasi dari Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali, Al-Manaahisy Syar’iyyah fii Shahiihis Sunnah an-Nabawiyyah, atauEnsiklopedi Larangan menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, terj. Abu Ihsan al-Atsari (Pustaka Imam Syafi’i, 2006), hlm. 3/539-542
Share:

Kisah Ulama Dan Umara

Imam Malik (179 H) diminta Khalifah Harun Ar Rasyid untuk berkunjung ke istana dan mengajar Hadits kepadanya. Tidak hanya menolak datang, ulama yang bergelar Imam Dar Al Hijrah itu malah meminta agar Khalifah yang datang ke rumahnya untuk belajar, ”Wahai Amiul Mukminin, ilmu itu didatangi, tidak mendatangi.”
Akhirnya, mau tidak mau, Harun Ar Rasyidlah yang datang kepada Imam Malik untuk belajar. Demikianlah sikap Imam Malik ketika berhadapan dengan penguasa yang adil, semisal Ar Rasyid. Ia diperlakukan sama dengan para pencari ilmu lainnya, dari kalangan rakyat jelata. Selain itu, para ulama menilai, kedekatan dengan penguasa bisa menimbulkan banyak fitnah. Kisah ini termaktub dalam Adab As Syari’iyah (2/52).
Tidak hanya Imam Malik yang memperlakukan Ar Rasyid demikian. Para ulama lainnya pun memiliki sikap yang sama. Suatu saat, Ar Rasyid pernah meminta kepada Abu Yusuf, qadhi negara waktu itu, untuk mengundang para ulama Hadits agar mengajar Hadits di istananya.

Tidak ada yang merespon undangan itu, kecuali dua ulama, yakni Abdullah bin Idris (92 H) dan Isa bin Yunus (86 H). Mereka bersedia mengajarkan Hadits, tapi dengan syarat: belajarnya harus dilaksanakan di rumah mereka, tidak di istana. Akhirnya, kedua putra Ar Rasyid, Al Amin dan Al Makmun mendatangi rumah Abdullah bin Idris. Di sana, mereka berdua mendapatkan seratus Hadits. Setelah itu, mereka berangkat menuju rumah Isa bin Yunus. Sebagai ucapan terima kasih, Al Makmun memberikan 10 ribu dirham. Tapi, Isa bin Yunus menolak. ”Hadits Rasulullah Shallallahu `alaihi wa sallam (SAW), tidak untuk mendapatkan apa-apa, walau hanya segelas air untuk minum.”
Sedangkan Abu Hazim (140 H), ulama di masa tabi’in, menyatakan bahwa di masa sebelum dirinya, jika umara mengundang ulama, ulama tidak mendatanginya. Jika umara memberi, ulama tidak menerima. Jika mereka memohonnya, mereka tidak menuruti. Akhirnya, para penguasa yang mendatangi ulama di rumah-rumah mereka untuk bertanya. (Riwayat Abu Nu’aim).
Kedekatan ulama dengan penguasa dianggap sebagai aib oleh para ulama saat itu. Bahkan Abu Hazim mengatakan, ”Sebaik-baik umara, adalah mereka yang mendatangi ulama dan seburuk-buruk ulama adalah mereka yang mencintai penguasa.”
Selain Abu Hazim, Wahab bin Munabih (110 H), ulama dari kalangan tabi’in juga pernah menyatakan agar para ulama menghindari pintu-pintu para penguasa, karena di pintu-pintu mereka itu ada fitnah, ”Kau tidak akan memperoleh dunia mereka, kecuali setelah mereka membuat musibah pada agamamu.” (Riwayat Abu Nu’aim).
Para ulama bersikap demikian, karena keakraban dengan penguasa bisa menyebabkan sang ulama kehilangan keikhlasan. Pasalnya, ketika mereka mendapatkan imbalan dari apa yang mereka berikan kepada penguasa, maka hal itu bisa menimbulkan perasaan ujub, atau kehilangan wibawa di hadapan penguasa. Ujung-ujungnya, mereka tak mampu lagi melakukan amar ma’ruf nahi munkar, jika para penguasa melakukan kesalahan.
Inilah yang sejak awal sudah diperingatkan oleh Rasulullah SAW. Beliau bersabda, ”Barang siapa tinggal di padang pasir, ia kekeringan. Barang siapa mengikuti buruan ia lalai. Dan barang siapa yang mendatangi pintu-pintu penguasa, maka ia terkena fitnah.” (Riwayat Ahmad).
Menolak Pemberian Penguasa
Suatu saat, Muhammad bin Rafi’ An Naisaburi (245 H), ulama Hadits semasa Imam Bukhari menerima seorang utusan dari Amir Thahir bin Abdullah Al Khuza’i, penguasa waktu itu. Utusan itu menemui Muhammad bin Rafi’ yang sedang makan roti dengan menyodorkan uang 5 ribu dirham.
Utusan itu menjelaskan, Amir Thahir mengirimkan uang ini untuk belanja keluarga Muhammad. ”Ambil, ambillah harta itu untukmu. Saya tidak membutuhkan. Saya telah berumur 80 tahun, sampai kapan saya akan terus hidup?” jawab Muhammad.

Akhirnya, utusan itu pergi dengan sekantong uang dirham. Namun, setelah utusan itu pergi, putra Muhammad muncul dari dalam rumah, ”Wahai Ayah, malam ini kita tidak memiliki roti!” serunya, sebagaimana dikisahkan Ad Dzahabi dalam Thabaqat Al Huffadz (2/510).
Ada pula sebuah kisah menarik lainnya, tentang Imam Al Auza’i (157 H). Setelah memberi nasihat kepada Khalifah Al Manshur, beliau meminta izin kepada Khalifah untuk pergi meninggalkannya demi menjenguk anaknya di negeri lain. Al Manshur merasa bahwa Al Auza’i telah berjasa kepadanya, karena nasihat-nasihat yang telah disampaikan kepadanya. Akhirnya, ia ingin memberi ”bekal perjalanan” untuk ulama ini. Namun, apa yang terjadi?
Sebagaimana disebutkan dalam Al Mashabih Al Mudzi` (2/133,134), Imam Al Auza’i menolak. ”Saya tidak membutuhkan itu semua. Saya tidak sedang menjual nasihat, walau untuk seluruh dunia dan seisinya,” ucap beliau tegas.
Ada beberapa ulama lain, yang juga tegas menolak pemberian para penguasa. Adalah Kamal Al Anbari (513 H), dalam Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra (7/155), disebutkan bahwa beliau ulama nahwu yang memiliki harta pas-pasan. Hidupnya hanya mengandalkan sewa kedai, yang dalam sebulan cuma menghasilkan setengah dinar.
Namun, keadaan itu tidak mempengaruhi sikap beliau. Suatu saat Khalifah Al Mustadhi’ mengirimkan utusan kepadanya, dengan membawa uang 500 dinar, untuk diberikan kepadanya. Akan tetapi, Al Anbari menolak. Sehingga utusan tersebut mengatakan, ”Kalau engkau tidak mau, berikanlah harta ini kepada anakmu.”
Al Anbari menjawab, ”Jika aku yang menciptakannya, maka akulah yang memberinya rezeki.”
Perkataan Al Anbari menunjukkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT) telah mengatur rezeki anaknya, hingga ia tidak perlu menerima dan memberikan hadiah itu kepada anaknya.
Tidak hanya menjauhi penguasa atau menolak hadiah dari mereka. Orang atau bahkan ulama yang dekat dengan penguasa akan dijauhi oleh ulama lain. Ini tercermin dari sikap Al Karkhi. Beliau menjauhi sahabatnya dekatnya, setelah dia mendadak kaya, karena dekat dengan penguasa.

Sahabatnya itu bernama Abu Al Qasim At Tanukhi. Diketahui, setelah ia menjabat hakim negara, tiba-tiba kehidupannya berubah. ”Sekarang tiap hari yang dimakan berdinar-dinar, dan saya belum mengetahui kalau ia mendapat warisan atau sukses dalam berdagang. Tidak tahu dari mana asalnya harta itu,” ucap Al Karkhi. Mulai saat itu, beliau tidak pernah satu majelis dengan At Tanukhi, sebagaimana dicatat Al Kautsari dalam Al Maqalat (386).
Menolak Makanan Penguasa
Adalah Syaikh Jamaluddin Al Hashiri (636 H), ulama madzhab Hanafi di Mesir. Di saat Ramadhan, beliau mengunjungi istana untuk menemui Sultan Malik Adil. Datang ke istana bukan karena undangan, akan tetapi beliau ingin mengetahui alasan Malik Adil melarang Syaikhul Islam Izzuddin bin Abdissalam untuk berfatwa. Padahal, beliau adalah orang yang pantas untuk berfatwa, menurut pandangan para ulama.

Disebutkan dalam Thabaqat As Syafi’iyah (8/237) bahwa saat adzan Maghrib berkumandang, pelayan istana membawa minuman, Sultan meminumnya dan menawarkan juga kepada Al Hashiri. “Saya datang ke sini bukan untuk menikmati makan dan minum dari Anda,” jawabnya. Al Hashiri tidak menyentuh cawan itu. 
Share:

ENAM AMALAN PAGI HARI YANG MEMBUAT HIDUP LEBIH BERKAH.


ENAM AMALAN PAGI HARI YANG MEMBUAT HIDUP LEBIH BERKAH. 

Berkah pagi hari,
TIDUR pagi, memang terasa mengenakkan, terutama bagi mereka yang memang tak bisa mengelakkannya. Usai Subuh, kepala langsung terasa berat dan hati pun seolah mendesak agar badan segera rebah dan secepat mungkin memejamkan mata.

Mungkin wajar, membuat kondisi tubuh memang lejar. Tetapi, jika tanpa sebab, lantas setiap pagi melenakan diri dengan tidur, aduhai betapa ruginya.

Sedang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam setiap pagi hari memanjatkan doa untuk umatnya. اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا “Ya Allah berikanlah berkah kepada umatku di pagi hari mereka.” (HR. Tirmidzi).

Artinya, pagi bukan saatnya untuk berleyeh-leyeh, apalagi kembali pulas mendengkur. Oleh sebab itu, mesti ada niat dan ikhtiyar kuat dalam diri agar kita tidak termasuk umat Islam yang kehilangan berkah, justru di awal suatu hari bermula.

Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Pagi hari bagi seseorang itu seperti waktu muda dan akhir harinya seperti waktu tuanya.”

Rasulullah menjelaskan, barangsiapa yang tidak bagun di pagi hari,

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ : { يَبْلُغُ بِهِ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ ثَلَاثَ عُقَدٍ إِذَا نَامَ بِكُلِّ عُقْدَةٍ يَضْرِبُ عَلَيْكَ لَيْلًا طَوِيلًا فَإِذَا اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ وَإِذَا تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عَنْهُ عُقْدَتَانِ فَإِذَا صَلَّى انْحَلَّتْ الْعُقَدُ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَ إِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ}.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu bahwa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Setan akan mengikat tengkuk salah seorang dari kalian saat tidur dengan tiga ikatan ia akan membisikkan kepadamu bahwa malam masih panjang, jika ia terbangun lalu berdzikir pada Allah lepaslah satu ikatan, jika ia berwudlu maka lepaslah dua ikatan, dan jika ia melanjutkan dengan sholat, maka lepaslah seluruh ikatan itu, sehingga pada pagi harinya ia mulai dengan penuh kesemangatan dan jiwanya pun sehat, namun jika tidak, maka dia akan memasuki waktu pagi dengan jiwa yang keji dan penuh kemalasan.” [HR Bukhari]

Pertama, berdzikir

Dzikir pagi adalah amalan yang patut digalakkan. Karena selain membuat lebih bersemangat di pagi hari juga berdampak dimudahkan segala urusan oleh Allah Subhanahu Wata’ala.

Dzikir pagi  dibaca saat masuk waktu Subuh hingga matahari terbit. Namun boleh juga dibaca sampai matahari akan bergeser ke barat. Soal bacaan wirid, ada bermacam-macam  pilihan.

Masalah dzikir pagi ini, Allah ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا * وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلا

“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang.” [QS. Al-Ahzaab : 41-42].

Dari Anas Ibnu Mali, Rasulullah bersabda;

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ” لَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ تَعَالَى مِنْ صَلَاةِ الْغَدَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيل، وَلَأَنْ أَقْعُدَ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُونَ اللَّهَ مِنْ صَلَاةِ الْعَصْرِ إِلَى أَنْ تَغْرُبَ الشَّمْسُ أَحَبُّ إِلَيَّ مَنْ أَنْ أَعْتِقَ أَرْبَعَةً ”

“Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah ta’ala mulai shalat Subuh hingga terbit matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak dari anak Ismaa’iil. Dan aku duduk bersama orang-orang yang berdzikir kepada Allah mulai shalat ‘Ashar hingga tenggelam matahari lebih aku senangi daripada memerdekakan empat orang budak.” [HR: Abu Daawud, Al-Baihaqiy]

Kedua, tilawah Al-Qur’an

Tilawah Al-Qur’an, terlebih jika diniati untuk dibaca dengan penuh penghayatan, perenungan dan kesiapan hati mengikuti dan mengamalkan kandungannya, hal ini akan sangat membantu fokus otak dan hati untuk lebih siap menyudahi Shubuh dengan kebaikan, ilmu dan spirit iman yang lebih hidup.

Terlebih waktu Shubuh udara masih bersih, suasana belum bising dan fisik juga masih segar. Tentu hal tersebut akan memudahkan akal, hati dan emosi lebih cepat merasakan getaran, kesan dan spirit dari ayat demi ayat yang dibaca.

Bahkan, para penghafal Qur’an, memanfaatkan waktu emas ini sebagai momentum untuk muroja’ah (mengulang-ulang hafalannya). Andaikata hanya bisa tilawah selembar atau dua lembar, sebagai langkah awal, ini tentu suatu kemajuan yang harus terus dijaga dan ditingkatkan.

Ketiga, memulai beraktivitaslah

Rasulullah, tidak menjumpai pagi melainkan bergegas dalam beraktivitas.

Seperti yang Allah firmankan;

وَإِذْ غَدَوْتَ مِنْ أَهْلِكَ تُبَوِّئُ الْمُؤْمِنِينَ مَقَاعِدَ لِلْقِتَالِ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

“Dan (ingatlah), ketika kamu berangkat pada pagi hari dari (rumah) keluargamu akan menempatkan para mukmin pada beberapa tempat untuk berperang.” (QS. Ali Imron [3]: 121).

Jadi, tidak salah jika bangsa Arab mengenal petuah, “Waktu adalah pedang.” Kemudian dalam bahasa kita dikenal, “Siapa cepat dia dapat.” Dengan kata lain, siapa bergegas dalam beraktivitas insya Allah dia akan sukses. Sinkron dengan apa yang jamak diketahui orang, “Man jadda wajada” (Siapa bersungguh-sungguh dia dapat).

Dengan demikian, selesai sholat Subuh, selesai tilawah, jangan rebahkan badan. Tapi bangkit dan bergeraklah melakukan aktivitas mulia lainnya. Seperti menyapu rumah, mencuci piring, atau apapun yang pada intinya tubuh bisa bergerak sehingga lepas dari gelayutan mata yang memaksa diri terus mengangut.

Keempat, segerakan mandi

Kebaikan, dalam Islam hukumnya mesti disegerakan, demikian pula halnya dengan mandi di pagi hari. Andaikata jam keluar rumah terbilang masih siang, menyegerakan mandi pagi jelas tidak merugikan.

Selain akan memberikan kesegaran lebih dini, waktu untuk melakukan persiapan sebelum menjalani rutinitas harian di luar rumah, bisa dilakukan lebih awal, sehingga mencegah adanya barang tertinggal atau urusan yang terselap, termasuk terhindar dari berangkat terburu-buru. Dengan begitu, insya Allah, semua urusan akan berjalan sesuai rencana.

Kemudian, dalam tinjauan medis, mandi pagi memberikan banyak keuntungan. Mulai dari lancarnya peredaran darah, meningkatnya produksi sel darah putih, mengurangi resiko darah tinggi, serta meningkatkan kesuburan.

Kelima, beramal

Diriwayatkan sahabat Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ

“Sesungguhnya agama itu mudah. Tidak ada seorangpun yang membebani dirinya di luar kemampuannya kecuali dia akan dikalahkan. Hendaklah kalian melakukan amal dengan sempurna (tanpa berlebihan dan menganggap remeh). Jika tidak mampu berbuat yang sempurna (ideal) maka lakukanlah yang mendekatinya. Perhatikanlah ada pahala di balik amal yang selalu berterusan . Lakukanlah ibadah (secara berterusan) di waktu pagi dan waktu setelah matahari tergelincir serta beberapa waktu di akhir malam.” [HR. Bukhari no. 39]

Keenam, Shalat Dhuha

Shalat Dhuha merupakan sunnah mu’akkadah, terbukti telah dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana diriwayatkan Muslim,  dari hadits Aisyah radhiallahu anha, dia berkata;

( كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ )

“Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya.”

Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at.”[HR Muslim]

Adalah Ibnul Qayyim Dalam Kitab Zaadul Ma’ad, (4/378) pernah berkata tentang empat hal yang akan menghampat datanganya rizki;

“Empat hal yang menghambat datangnya rizki:  tidur di waktu pagi,sedikit shalat,  malas-malasan dan berkhianat.”

Semoga empat hal yang  dimaksud Ibnu Qayyim tidak masuk di antara kita semua. Selamat menjemput 

Berkah pagi hari.* 
Semoga Manfaat

Share:

Doa Hamba Faqir

اللهم إنا ضعفاء فقونا، وإنا أذلاء فأعزنا،
 وإنا فقراء فأغننا، اللهم علمنا ما ينفعنا، وانفعنا بما علمتنا، وزدنا علما.

شيخ علي جمعة

ya Allah kami lemah kuatkanlah , kami hina mulyakanlah , kami faqir cukupkanlah . ya Allah beritahu kami  hal yg bermanfaat kepada kami , manfaatkan kami dengan apa yg Engkau ajarkan dan tambahlah  pengetahuan kami .

Share:

Peringatan dari Syeh Abdul Qadir al Jailani

PERINGATAN SYEIKH ABDUL QADIR AL-JAILANI.

SYEIKH ABDUL QADIR AL JAILANI mengatakan:

“Kebanyakan dari kalian tidak bersentuhan dengan kenyataan. Kalian berpura-pura mempraktikkan Islam, sedangkan pada kenyataannya kalian tidak mengamalkannya secara sungguh-sungguh.
Celakalah kalian! Kalian hanya menyandang nama Islam saja, tetapi tidak mendatangkan kebaikan apa pun karena kalian melalaikannya.

Kalian mungkin melaksanakan syariat, tetapi hanya pada lahirnya saja, tanpa pengamalan batin. Pengamalanmu hanya di lapisan lahir sehingga  tak bernilai sama sekali. Bentuk lahiriah kalian mungkin berada di mihrab, tetapi wujud batin kalian sedang pamer (riya) dan kalian sedang berbuat munafik. Dari permukaan kalian dipandang soleh dan penuh pengabdian kepada ALLAH SWT., padahal kenyataannya tidak karena wujud batin kalian penuh dengan hal-hal haram.
Kalian mungkin melihat diri kalian bersih dari noda dalam padangan para ahli syariat tetapi bagaimana mungkin kalian dapat bolos dari keadaan tak tercela pada pandangan para ahli ilmu (ahlul-‘ilm). Para ahli ilmu mampu melihat mereka dengan cahaya ALLAH dan mengenali Kebenaran (Al-Haqq).

Jika dilihat oleh mata kaum awam, mungkin kalian adalah orang-orang yang melaksanakan solat, berpuasa, selalu bertasbih, membayar zakat, menunaikan haji, berprilaku warak, bertakwa dan zuhud. Namun sebaliknya, jika dilihat oleh ahlul-‘ilm, kalian adalah orang-orang munafik, dajjal, dan penghuni neraka. Mereka mampu melihat puing-puing kehancuran rumah-rumah kalian dan bangunan agama kalian. Mereka mampu melihat tanda-tandanya melalui wajah-wajah kalian. Namun, untuknya mereka tidak mengatakan apa pun kepada kalian. Kedekatannya kepada ALLAH SWT. membuat mereka telah menutup mulut mereka . Karena perindunganNya telah membuat lidah-lidah mereka tertahan.

Karena itu, kalian harus mengamalkan hakikat Islam, agar iman boleh datang kepada kalian secara sempurna, kemudian mampu menumbuhkan keyakinan kalian, memahami makrifatullah, mampu melakukan munajat dan muhadatsah kepadaNya.
Maka, gunakan akal sehat kalian! Janganlah kalian puas hanya dengan bentuk-bentuk luar ibadah semata. Kerjakanlah kewajiban-kewajiban kalian, lakukan dengan tulus ikhlas, sebab dengan begitu kalian akan diselamatkan.” 

-Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Jala Al-Khathir-

Sama2 islahkan diri 😞
Share:

Pahala Menjodohkan Orang



PAHALA JADI COMLANG PASANGAN HALAL

وعن أبي هريرة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : " من مشى في تزويج امرأة حلالا يجمع بينهما رزقه الله تعالى ألف امرأة من الحور العين ، كل امرأة في قصر من در وياقوت ، وكان له بكل خطوة خطاها أو كلمة تكلم بها في ذلك عبادة سنة ، قيام ليلها وصيام نهارها " .

Diriwayatkan dari Abi Hurairah dari Nabi shollallahu 'alaihi wasallama, beliau bersabda : "barang siapa yang berjalan mempertemukan seseorang pada wanita halal yang mana hendak mengumpulkan (menikahkan) keduanya,maka allah akan memberi rizqi padanya seribu bidadari, dan setiap bidadari berada di istana yang terbuat dari mutiara dan yaqut, untuk setiap langkah kakinya dan setiap kalimat yang diucapkannya (ketika hendak menjodohkan,menikahkan), ditulis baginya pahala ibadah setahun , yang malamnya digunakan untuk qiyamul lail dan siangnya digunakan untuk berpuasa. 

~ Al haawiy lil fatawi Imam Suyuthi
~ Tadzkiroh Imam Qurthuby : 31
Share:

Hutang Mahar Nikah

#Hutang Mahar dan Nafqah modal Nikah 

Nash Abu Hanifah bahwa Sunnah mencari biaya dengan berutang untuk menikah kalau tidak mampu diri mendapatkan Mahar dan Nafkah. 
Karenanya  Rezeki Allah Ta’ala yg menanggung. 

Sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam 
Tiga golongan sungguh pastilah pertolongan Allah baginya
1. Mujahidin fi Sabilillah. 
2. Budak Mukatab yg ingin memerdekakan dirinya
3. Orang yg menikah krn menjaga Kehormatan diri. 

SUNNAH  bg yg belum Mampu tapi mau menjaga diri...

نص الحنفية على أنه يندب الاستدانة للنكاح إذا لم يجد المهر والنفقة، لأن ضمان ذلك على الله تعالى، فقد ورد أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال ( "ثلاثة حق على الله عونهم المجاهد في سبيل الله، والمكاتب الذي يريد الأداء، والناكح الذي يريد العفاف " )

# Mausu'ah Fiqhiyah Kuwaitiyyah
Share:

Satu Istri Sunnah

STATUS YANG PALING DI IDOLAKAN WANITA ABAD INI
__
Kenapa cuman beristri satu ? Kenapa tidak mendakwahkan Ta'adud (Poligami) ?

Jawab :

Karena beristri satu itu SUNNAH menurut kami ( Syafi'iyyah ), sunnah dalam konteks fiqh bukan sunnah fi'liyyah. Menurut kami sunnah-sunnah nikah itu banyak, salah satu sunnah dalam pernikahan adalah beristri satu. 

ما يسن في النكاح
ذهب الفقهاء إلى أنه تسن في النكاح أمور، اتفقوا على بعضها واختلفوا في بعضها على التفصيل التالي

أ - أن لا يزيد على امرأة واحدة:

18 - ذهب الشافعية والحنابلة إلى أنه يستحب أن لا يزيد الرجل في النكاح على امرأة واحدة من غير حاجة ظاهرة، إن حصل بها الإعفاف لما في الزيادة على الواحدة من التعرض للمحرم، قال الله تعالى: {ولن تستطيعوا أن تعدلوا بين النساء ولو حرصتم } ، وقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " من كان له امرأتان يميل إلى إحداهما على الأخرى جاء يوم القيامة أحد شقيه مائل " .

Perkara-perkara yang disunnahkan dalam pernikahan :

Para fuqoha' (ahli fiqh) berpendapat bahwa ada beberapa perkara yg disunnahkan di dalam pernikahan, Mereka bersepakat dan berselisih pada sebagian diantaranya menurut perincian sbb :

1. Tidak menambah lebih dari seorang istri (tidak berpoligami)

Para ulama Syafi'iyyah dan Hanabilah MENYUKAI UNTUK TIDAK BERPOLIGAMI bagi seorang suami dengan TANPA HAJAT YANG NYATA apabila dg tidak berpoligami tersebut bisa menjaga diri, karena dengan berpoligami akan terbuka hal2 yg diharamkan. Allah Ta'ala berfirman :

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ 

Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian (Q.S. An Nisa' 129)

Dan Rasulullah Shallallahu 'alahi wa sallam bersabda : "Barang siapa mempunyai dua orang isteri sedangkan dia lebih condong kepada salah satunya maka pada hari kiamat dia akan datang separo badannya miring."

Selain beristri satu, Sunah-sunah pernikahan yg lain ;

Ke 2, dilaksanakan di Bulan Syawal.
Ke 3, Akad Nikah di Masjid.
Ke 4, Nikah Di hari Jum'at.

Sumber Link :

http://islamport.com/w/fqh/Web/3441/14614.htm

[ Refrensi : Al Mausu'ah Al Fiqhiyyah Al Kuwaitiyyah ]
Share:

Hikmah Imam Nawawi

Setiap Imam Nawawi berjalan menuju tempat mengaji di hadapan gurunya, 
beliau bersedekah kepada orang yang ditemuinya. Selama di dalam perjalanan itu, Imam Nawawi selalu mengulang doa, 
“Ya Allah tutuplah aib guruku dari mataku, sehingga aku tidak melihat kekurangan pada diri guruku. Dan jangan sampai ada seorang pun yang memberitahukan aib guruku.”

Beliau khawatir jika mengetahui kekurangan gurunya akan mengurangi rasa hormat beliau pada gurunya.
Share:

Kenali Wahabi

Kenali Wahabi

Catitan ilmu spya kita lbih fhm erti terminologi yg dpkai:-

1. Imam Hanafi :
Lahir 80 Hijrah

2. Imam Maliki :
Lahir 93 Hijrah

3. Imam Syafi'e :
Lahir 150 Hijrah

4. Imam Hanbali :
Lahir 164 Hijrah

5. Imam Asy'ari :
Lahir 240 Hijrah

Mereka ini semua ulama Salafus Soleh @ dikenali dgn nama ulama SALAF...

Apa itu SALAF?

Salaf ialah nama "zaman" iaitu merujuk kpd golongan ulama yg hidup antara kurun zaman kerasulan Nabi Muhammad hingga 300 HIJRAH.

1) Golongan generasi pertama dr 300 tahun hijrah tu disebut "Sahabat Nabi" kerana mereka pernah bertemu Nabi.

2) Golongan generasi kedua pula disebut "Tabi'in" iaitu golongan yg pernah bertemu Sahabat Nabi tp tak pernah bertemu Nabi.

3) Golongan generasi ketiga disebut sbg "Tabi' tabi'in" iaitu golongan yg tak pernah bertemu Nabi & Sahabat tp bertemu dgn Tabi'in.

Jd Imam Abu Hanifah (pengasas mazhab Hanafi) merupakan murid Sahabat Nabi maka beliau seorg TABI'IN.

* Imam Malik,
* Imam Syafie,
* Imam Hanbali,
* Asy'ari 
pula berguru dgn Tabi'in maka mereka adalah golongan TABI' TABI'IN.

Jd kesemua imam2 yg mulia ini
merupakan golongan 
SALAF YG SEBENAR & 
pengikut mazhab mereka lah yg paling layak digelar sbg "Salafi" kerana "salafi" bermaksud "pengikut golongan SALAF".

Jd beruntung lah kita di Malaysia (nusantara) yg masih berpegang kpd mazhab Syafie yg merupakan mazhab SALAF yg SEBENAR & 
tidak lari dr kefahaman 
NABI & SAHABAT...

Rujukan Wahhabi pulak:

1) Ibnu Taimiyyah lahir:
 661 Hijrah (lahir 361 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)

2) Albani lahir:
 1333 Hijrah (mati tahun 1420 hijrah @ 1999 Masihi,
 lahir 1033 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)

3) Muhammad Abd Wahhab (pengasas gerakan Wahhabi):
 1115 Hijrah (lahir 815 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)

4) Bin/Ibnu Baz lahir:
 1330 Hijrah (mati tahun 1420 hijrah @ 1999 Masihi,
 sama dgn Albani,
 lahir 1030 tahun selepas berakhirnya zaman SALAF)

5) Ustaimin lahir:
 1928 Masihi (mati tahun 2001,
 lebih kurang 12 tahun lepas dia mati,
 lahir entah berapa ribu tahun selepas zaman SALAF.

Mereka ini semua hidup di AKHIR ZAMAN kecuali Ibnu Taimiyyah yg hidup di pertengahan zaman antara zaman salaf & zaman dajjal (akhir zaman)...                   
tak de sorg pun imam rujukan mereka yg mereka taksub buta hidup di zaman SALAF....

Mereka ini semua TERAMAT LAH JAUH DARI ZAMAN SALAF tp SANGAT2 ANEH apabila puak2 Wahhabi menggelarkan diri sebagai "Salafi" (pengikut golongan Salaf).

Sedangkan rujukan mereka 
semuanya merupakan manusia2 yg hidup di AKHIR ZAMAN?

fikir2kanlah & renung2kanlah
sebarkan kepada saudara2 kita yg lain ASWJ.

SIAPA WAHABI? 

Wahabi bukan kerana mereka tidak membaca Qunut Subuh,
kerana 3 Mazhab lain tidak pun membaca Qunut Subuh,
itu khilaf mazhab;

° bukan juga kerana tidak buat kenduri arwah kerana ada Qawl dlm Mazhab Syafi'i yg tidak menggalakkannya,

° bukan juga kerana itu & ini tetapi Wahabi adalah satu cara berfikir yg salah yg membentuk satu gerakan ekstrem yg boleh memecahbelah masyarakat.
Kemuncak ekstrem & radikal Wahabisme boleh sehingga membawa pertumpahan darah spt IS,
ISIL,
ISIS,
al-Qaeda,
Taliban...
semua itu adalah didikan Wahabi.

di archipelago Nusantara, hanya negara Brunei D.S. serta beberapa buah negeri di Malaysia yg masih merupakan kubu terkuat ASWJ.

paparan media massa telah menunjuk majority bilangan para militants berada di negara jiran spt Indonesia & Filipina dimana Dakyah Wahabi diterima & diamal sebhg besar oleh penduduk.
Hatta diikuti dgn pelbagai bencana alam yg tidak putus2. di dunia lagi sudah "duduk didlm Lingkaran Api Pasifik". - tidakkah kita mahu mengambil iktibar?

Dakyah Wahabi berjaya menarik ramai pengikut kerana slogan menarik mereka yg menyeru kononnya 
jgn "taqlid",
jgn "mengikut membuta tuli";
menyeru kononnya "kembali kpd al-Quran & al-Sunnah".

(*Menurut definisi para ulama, taqlid adalah mengikut/tunduk/mengambil pendapat orang lain, seseorang/sekelompok ulama, dengan tanpa mengetahui dalilnya. Misal, mengambil satu hukum, atau tata cara ibadah dari salah satu madzhab tanpa mempelajari dalilnya. Jika disederhanakan, kata lain taqlid adalah ikut-ikutan, tunduk.)

1. Wahabi sebenarnya adalah gerakan MEMBIDAAHKAN amalan org lain yg tidak sehaluan dgn mereka & merasakan hanya amalan mereka shj yg betul. Hanya mereka shj kononnya mengikut "Sunnah".

Mereka kelompok manusia yg tidak boleh berbeza pandangan,

tidak menghormati ikhtilaf @ khilafiyyah (perbezaan pendapat di kalangan ulamak).

° Wahabi menolak bahawa Bid'aah ada 2 bentuk

 (i) Baik (Hasanah) &
 (ii) Sesat (Dolalah).

Bagi Wahabi semua 
Bid'aah adlh sesat & 
masuk neraka.

Oleh itu setiap Bid'aah adalah mungkar & bagi mereka wajib ditentang.

(*sedangkan contoh bidaah hasanah yg kita praktikkan adlh Solat Tarawih secara berjamaah dgn seorg Imam yg pertama kali dilakukan dizaman Khalifah Umar AL Khattab)

Lalu Wahabi membesarkan perbezaan pendapat & membikin kecoh seluruh dunia tanpa boleh berlapang dada.

Pra-syarat menjadi Wahabi ialah kena memperbyk menuturkan "BID'AAH" terhadap amalan org lain & menjadikan ianya "wirid" harian.

2. Wahabi MELARANG BERAMAL apabila tiada nas khusus utk amalan tersebut walaupun di sana ada perintah umum drpd al-Quran & al-Sunnah.

Bg Wahabi setiap ibadat kena ada nas & dalil,
walhal perintah yg bersifat umum sudah ada namun mereka menolaknya.

Wahabi marah membaca Surah Yasin mlm Jumaat kerana tiada nas.

Bukankah perintah memperbykkan membaca al-Quran sudah cukup byk & memadai?

Adakah nas melarangnya pula?
Tiada Larangan.

3. Wahabi adalah gerakan MENSYIRIKKAN org lain:

Tawassul bg mereka syirik kecuali tawassul dgn amalan soleh,

 & dgn Asmaul Husna saja.

Walhal para Sahabat & Salafus Soleh bertawassul dgn pelbagai bentuk lain;

4. Wahabi gerakan MENTAJSIMKAN Allah SWT; 
yakni mensifatkan Allah "bertangan",
"duduk" atas Arasy,
"ketawa",
Allah di atas langit.

Wahabi menolak takwil yg dibawa oleh manhaj Ashairah & Maturidiyyah sdgkan manhaj Ashairah itu lebih selamat dr mensifatkan Allah dgn sifat makhluk.

5. Wahabi juga gerakan MENTADHA'IFKAN hadith &
 MEMARDUDKAN hadith dhaif, 
menolak penggunaan hadith2 dhaif & membakulsampahkan semua hadith2 dhaif.

Sedangkan sejak seribu tahun lebih para ulama hadith membenarkan penggunaan hadith dhaif dlm hal fadhailul 'amal & targhib wa tarhib.

Kiblat rujukan hadith Wahabi ialah Sheikh Nasruddin Al-Albani.

Mereka tidak sedar mereka bertaqlid &
mengikut membuta tuli apa sahaja takhrij hadith oleh al-Albani.

Ulama rujukan Wahabi pula ialah sekalian "kibarul ulama" Saudi hari ini

manakala kitab2 rujukan Wahabi ialah kitab karangan Muhammad Abdul Wahab.

Mereka membutakan mata & memekakkan telinga apabila didtgkan hujah drpd para ulamak lain yg muktabar yang tidak sealiran dgn mereka.
Wahabi itulah yg bertaqlid sebenarnya.

6. Wahabi gerakan MEMBURUKKAN ahli Sufi & tasawuf.
Mereka secara terpilih memetik yg mana sesuai dgn fikrah mereka 
kitab2 
Ibn Taimiyyah,
Ibn Qayyim,
Al-Dhahabi,
al-Syawkani 

khususnya di bab memburuk & mencemuh para Sufi kerana Wahabi gerakan anti-Sufi. 
Walhal Ibn Taymiyyah sendiri adalah pengikut tarekat Qadiriyyah.

Wahabi Malaysia mengatakan tasawuf lebih kotor drpd air longkang.

Sedangkan Sufi ada yg baik & ada yg sesat sepertimana umat Islam yg lain juga amnya:
ada yg Soleh,
ada Munafik & 
ada yg berdosa.
Sufi juga tidak maksum.

Bahkan Imam Ghazali sendiri turut mengkritik 
"Sufi palsu" walaupun beliau sendiri seorg ahli Sufi. 

7. Wahabi MENOLAK Imam al-Ghazali ra & 
jarang dengar mereka mengutip kalam 
Imam al-Ghazali ra.

Bg mereka Imam al-Ghazali ra Hujjatul Islam itu jahil hadith.

Itulah Wahabi,
& jgn terkeliru dgn suara2 membela Wahabi walaupun mereka malu mengaku diri mereka Wahabi.

Ada ketikanya mereka cuba menyembunyikan punca kenapa mereka digelar Wahabi,

 kononnya Wahabi itu "hantu", "momok" 
& tidak wujud.

Kenal dulu ciri2 Wahabi maka tahulah anda siapa pendokong mereka. 

Kalau yg melenting apabila Negeri Sembilan mengharamkan Wahabi, hampir pasti 99.9% mereka pendokong tegar Wahabi
(yg malu mengaku).

Hati2 dgn mereka ini walaupun petah berbicara,
& mulut penuh dgn ayat2 al-Quran & al-Hadith.

Ada Wahabi Malaysia yg sgt terkenal & bicara memukau sehingga ramai org awam tertipu.

Dgn pengharaman Wahabi di Negeri Sembilan,
Perak,
Pahang &
Kedah
moga2 makin ramai yg sedar & makin jelas siapa pendokong Wahabi sebenar yg bertopeng & begitu licik selama ini.

Jgn terkejut jika ustaz yg anda kagumi selama ini itu sebenarnya / mungkin pendokong Wahabi.

Golongan ibubapa yg mempunyai anak2 muda remaja WAJIB bersama membenteras wabak WAHABI dpd menular.

Kita tidak mahu pegangan agama keturunan kita menjadi goyah.

Kita memerlukan anak2 yg soleh.

Kita pemimpin keluarga.

Kita WAJIB memastikan ibadah kita & keturunan kita adlh mengikut ASWJ.

jgn bankrup di alam barzakh kerana semua amalan2 ibadah2 kita BATAL dek kerana bermazhabkan Wahabi yg terkenal dgn the simplified version of hukum fekah & memperlekehkan the dos & the donts dlm Islam.

Ulama ada berkata;

Yg dicintai Allah swt itu adlh melihat kpd KEPAYAHAN & PENAT JERIH kita di dlm solat serta dlm mengerjakan ibadah2 yg diperintahkan Nya, kpd makhluk.
sedangkan kala Haji, 
kita berkusut masai.
Siapa Wahabi utk meringankan ibadah2 yg telah dibawa oleh Rasulullah SAW.

Kita WAJIB belajar dgn lebih mendalam tentang Imam Syafie dan mazhab2 ASWJ. Hambali,Maliki, Syafie & Hanafi.

馃挔siapa mereka?
馃挔solat mereka bagaimana?
馃挔ibadah mereka
馃挔tentang Sifat20

-yg paling jelas, Wahabi tidak mengerjakan solat sunat Qabliyah Assar dan hanya melakukan 12rakaat solat sunat sehari

-mrka m'bnarkn p'bcaan Kitab Suci Al-Qur'an w/pun dlm keadaan haid & nifas
:tidak m'hormati Kalamullah

-mrka m'bolehkn bcaan doa dlm bhsa Ibunda yg dzahir Qauli dlm solat.
-sdgkan b'ckap slain
dr BArab m'batalkn solat!

-tidak mnyanjung Ulama2 bahkan m'hina Ulama muktabar spt Imam al-Ghazali.

-utk m'bnteras gjala ini, we hv 2 equip ourselves with valid & in-depth knowledge on all of d 4 Mazhabs of Ahli Sunnah Wal Jamaah

Minta tolong ambil berat dlm soal akidah....sekurang2 nyaa kita dapat menilai dan trselamat dari  fahaman2 yg sesat trdiri dari 72 puak d akhir zaman...

Bertalakki lahh ngan guru2 yg sampai sanad....
Guru2 yg mursyid madah makni...

Imam2 ASWJ dlm 3 ilmu:

BAB FEKAH
Hanafi
Hambali
Maliki
Syafie

TAUHID/USULUDDIN
Abu Hasan al Ash'ari

TASAUF/SUFI
aljunaid

*Belajar fekah,tauhid dan di ikat dengan tasauf...belajar 3 cabang ilmu sekurang2 fardu ain...

Jagalah amal ibadah kita yg kita buat seharian dari mnjadi debu2 d akhirat nanti jika akidah kita trpesong...jadi ambil pedulikan akidah...di kalangan mana kahh kita...
72 golongan yg sesat atau 1golongan yg di terima....
Munajatlah pd yg Maha Esa..agar kita semua berada dlm golongan yg berada dijalan yg  benar.
Share:

Syair Hati

ان القلوب اذا تنافر ودها 

شبه الزجاجة كسرها لا يشعب


Ketika hati sudah kehilangan perasaan cintanya bagaikan kaca yang ketika pecah maka tidak akan bisa memperbaikinya.
_______________________
Share:

Kamis, 28 Juli 2016

Akhlak Syeh Ahmad Kuftaro

Ada satu kisah menarik disampaikan oleh Dr. Othman Syibli, sosok dokter yang kerap terjun di zona peperangan, tentang almarhum Syaikh Ahmad Kaftaro, seorang ulama besar Suriah.


Suatu hari, Syaikh Ahmad Kaftaro kedatangan beberapa pemuka agama Nasrani di rumah beliau. Tamu tersebut membincangkan perkara yang berkaitan dengan akidah, keimanan dan sebagainya. Kemudian Syaikh Kaftaro menyela perbincangan dengan menanyakan kabar sang tamu, kemudian menanyakan kabar kaum Nasrani di negeri sang syaikh, apakah keamanan mereka terjamin, apakah mereka terganggu, serta segala hal yang berkaitan dengan kesejahteraan. Syaikh Ahmad Kaftaro sangat menunjukkan kepedulian beliau terhadap keberagaman dan kerukunan.



Ketika berpamitan, tokoh agama Nasrani itu merasa haru. Ia mengatakan kepada Syaikh Ahmad Kaftaro, "Wahai Tuan, saya bersaksi bahwa engkau bukan syaikh bagi orang Islam saja. Engkau adalah syaikh (pemuka) bagi kami juga, kaum Nasrani."



Berikut ini wajah-wajah bercahaya para ulama internasional yang hadir dalam Konferensi Internasional Bela Negara hari ini, Rabu 27 Juli, di Pekalongan.



------------------


Share:

Bahaya Najis Batin

Najis dzahir membatalkan shalat, sedang najis batin menghalangi shilat (sambung dengan Allah). Menyucikan dazahir dengan air, sedang menyucikan batin dengan zikir dan pengharapan (raja’).

-Syekh Fathi Said.
Share:

Kisah Imam Junaid Al Baghdadi

Diwaktu mudanya Imam Junaid Baghdadi memiliki badan yang kekar dan menunjang hidupnya dengan mata pencaharian sebagai pegulat profesional. Dan Seperti biasa, Setiap tahun diadakan kontes gulat oleh Penguasa Baghdad yang mengumumkan satu hari, "Hari ini, Junaid Baghdadi (juara bertahan) akan menunjukkan keahliannya sebagai pegulat, apakah ada orang yang berani menantangnya?".
Seorang pria tua, berdiri dengan leher gemetar dan berkata, "Aku akan ikut masuk kontes ini dan menantang dia".

Siapa pun yang menyaksikan adegan ini tidak bisa menahan diri, mereka meledak tertawa, dan bertepuk tangan. 
Raja terikat oleh hukum. Dia tidak bisa menghentikan seseorang yang dari kehendak bebasnya sendiri ingin memasuki pertarungan. Orang tua itu diberi izin untuk memasuki ring. Ia berusia sekitar enam puluh lima tahun. Ketika sang juara bertahan, Junaid Baghdadi memasuki ring, ia tercengang seperti Raja dan semua penonton yang hadir. Semua memiliki pikiran yang sama, "Bagaimana mungkin orang tua ini akan mampu melawan dan menang?".

Orang tua itu berjabat tangan dengan Imam Junaid dan dengan suara lirih berkata, "Pinjamkan aku telinga Anda". (Dengarkan kata kataku) Ia kemudian berbisik, "Aku tahu adalah tidak mungkin bagi ku untuk memenangkan pertarungan ini, aku adalah seorang Sayyid, keturunan Nabi Muhammad ﷺ, Anak-anakku sedang kelaparan di rumah. Apakah Anda siap untuk mengorbankan nama Anda, kehormatan dan posisi anda untuk cinta pada Nabi Allah dan kehilangan pertarungan ini kepada ku? Jika Anda melakukan hal ini aku akan dapat mengumpulkan uang hadiahnya dan dengan demikian memiliki sarana untuk memberi makan anak-anak ku dan aku sendiri selama satu tahun penuh. Aku akan dapat menyelesaikan pembayaran semua hutang ku dan di atas semuanya, Sayyid / Tuan dari kedua dunia dan akhirat ﷺ akan senang / ridha dengan Anda. Apakah Anda, Wahai Junaid, tidak bersedia mengorbankan kehormatan Anda demi anak-anak Rasulullah ﷺ ? "

Junaid Baghdadi berpikir sejenak dan berkata, "Hari ini, aku memiliki kesempatan yang sangat baik".

Dengan tampilan yang bersemangat Junaid Baghdadi menunjukkan beberapa manuver, menunjukkan kemahiran bergulatnya sehingga Raja tidak menduga ada konspirasi apapun. Junaid dengan kemahiran yang luar biasa, tak mempergunakan kekuatan penuhnya mampu membuat dirinya sendiri terjatuh, ditindihi orang tua itu dan dengan rendah hati junaid, memproklamirkan kekalahannya...
sehingga memberikan hak kepada orang tua itu menang dan meraih hadiahnya.

Malam itu, Junaid Baghdadi bermimpi bertemu Nabi Muhammad ﷺ yang mengatakan, "Duhai Junaid, Anda telah mengorbankan kehormatan Anda, ketenaran anda yang telah diakui di seantero negeri, nama dan posisi yang digembar-gemborkan di seluruh penjuru Baghdad bertukar demi ekspresi cinta Anda untuk anak-anak ku yang kelaparan. Pada hari ini dan abadi untuk seterusnya, nama Anda akan tercatat dalam daftar Auliya (teman dari Allah)".

Setelah itu, pegulat besar ini berhasil belajar untuk mengalahkan nafsu-nya (keinginan) dan menjadi salah satu Waliyullah paling terkemuka pada masanya!"..

Sumber: Dari kitab "Tajalliat-e-Jazb" oleh Syaikh Muhammad Hakim Akhtar.

Share:

Kategori Artikel