Petuah Singkat SUFI Agung
Petuah harian ke-73
~Bicara Manfaat dan Diam bagi Ahli Makrifat~
Syeikh Abu Madyan al-Maghribi r.a berkata:
" Ucapan paling bermanfaat adalah yang berasal dari penyaksian atau dari kehadiran hati bersama-Nya "
Ketahuilah, setiap ucapan keluar disertai selubung hati tempatnya berasal. Tentu saja ucapan yg keluar diselimuti cahaya penyaksian dan kehadiran bersama-Nya akan memberikan manfaat yg besar, baik kpd pengucap maupun pendengarnya.
Tentu saja ucapan spt itu akan melahirkan rasa senang dan gembira. Ketika berbicara, cahaya ahli makrifat mendahului ucapannya. Jika cahayanya telah terbit dan tersebar, saat itu pulalah nikmat dirasakan.
Pertama-tama hati pendengar disentuh cahaya sang arif, barulah kmdn ucapannya menyentuh hati mrk.
Dlm keadaan spt itu,
Bagaimana mgkn tanamannya tdk tersebar dan tumbuh ?!
Bgmn mgkn ia tdk akan mengeluarkan daun dan batang ?!
Berusahalah, agar kau dpt berdzikir disertai dgn kehadiran hati. Smg kau ditarik dan lenyap dari dirimu serta mjd ahli Musyahadah dan penguasa hati.
" Banyak bicara akan mengeraskan hati "
Banyak bicara merupakan penyakit kronis dan racun yg mematikan.
Nabi SAW bersabda,
"Banyak bicara di luar dzikrullah mengeraskan hati. Manusia yang paling jauh dari Allah adalah manusia dengan hati yang keras".
(HR Imam Malik dalam al-Muwaththa)
Sebab, setiap kata yg tak berguna akan mjd titik karat yg menempel di cermin hati. Ketika karat terus berkumpul, semua bidang cermin hati akan tertutup shg hati mjd gelap dan kehilangan sinarnya.
Krn itu, bersihkan hatimu dengan diam dan dzikir kpd Allah. Jika lisan dan jiwamu diam, berarti kau berada dlm kondisi dzikir. Sebab, dzikir menolak kelalaian, dan sumber kelalaian adalah kesibukanmu dgn makhluk.
" Diam adalah Keselamatan "
Ungkapan Syeikh Abu Madyan r.a bhw diam adalah keselamatan mksdnya selamat dari bahaya dan ancaman. Sebab, manusia sering kali celaka akibat lisannya. Jika ia diam, ia akan selamat dari bahaya.
Imam Al-Ghazali r.a menuturkan bhw lisan memiliki 20 macam penyakit. Ia menjelaskannya secara rinci dlm Ihya 'Ulum al-Din.
Nabi SAW bersabda kpd Mu'adz,
"Hai Mu'adz, maukah kutunjukkan kepadamu sesuatu yang dapat menghimpun semua itu ?"
"Tentu, wahai Rasulullah".
"Jaga ini !", ujar Rasul seraya menunjuk lisannya.
Mendengar hal tsb, Mu'adz r.a kembali bertanya,
"Apakah kita dihukum dengan apa yang dikatakan oleh lisan ini, wahai Rasulullah ?"
"Celaka engkau, wahai Mu'adz. Banyak manusia dimasukkan ke neraka akibat lisan mereka".
(HR. Al-Tirmidzi, al-Nasa'i dalam al-Kubra, dan Ibn Majah)
Dalam hadis lain diriwayatkan bhw Nabi SAW ditanya oleh Uqbah ibn Amir r.a,
"Di manakah letak keselamatan, wahai Rasulullah ?"
Rasul menjawab, "Menjaga lisan, betah di rumah, dan menangisi dosa".
(HR. Al-Tirmidzi)
Syarh al-Hikam al-Ghawtsiyyah Syekh Sayyid Abu Madyan al-Tilmisani al-Maghribi (w. 594 H), karangan Ahmad Ibn Ibrahim Ibn Ilan al-Shiddiqi al-Syafi'i al-Naqsyabandi
SIRR✨SUFI Islam Ramah
Ini adl Group Khusus
SIRR ONLINE247
#Jaga HATI online dengan Allah, nonstop 24 jam, 7 hari
أَللهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِهِ وَ صَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Sebarkan dan ikuti channel telegram
Telegram.me/mediadakwahonline
0 komentar:
Posting Komentar