Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Minggu, 20 Maret 2016

Lelaki Sejati

🌿KISAH LELAKI SEJATI🌿

Abu Hazim bercerita:

Saat itu, Sulaiman bin Yasar berangkat dari kota Madinah untuk melakukan safar bersama seorang temannya. Mereka berdua singgah di daerah Abwa. Lalu temannya beranjak menuju sebuah pasar untuk membeli makanan, sedangkan Sulaiman duduk di tenda menunggu.

Sulaiman bin Yasar adalah seorang pria yang tampan dan gagah. Bukan hanya itu, bahkan sangat menjaga diri dari larangan Allah.

Di saat ia menunggu temannya di dalam tenda, ada seorang wanita setempat dari penduduk gunung memandanginya dari tenda miliknya.

Ketika wanita itu melihat ketampanan Sulaiman dan kegagahannya, dia turun dari atas bukit menemui Sulaiman. Dengan memakai cadar dan sarung tangannya, dia datang dan berdiri di hadapan Sulaiman.

Dia membuka cadar dan menampakkan wajahnya yang cantik bersinar seperti rembulan di malam purnama sambil mengatakan, "Maukah anda memberiku sesuatu?"

Sulaiman mengira bahwa wanita itu miskin yang membutuhkan makanan. Maka ia berdiri untuk memberinya sebagian makanan dari perbekalan yang ada padanya.

Melihat itu, wanita itu mengatakan, "Aku bukan menginginkan makanan ini. Yang aku inginkan hanyalah sesuatu yang dilakukan oleh seorang pria terhadap istrinya."

Sulaiman menjawab, "Sungguh Iblis yang telah mengirim dirimu kepadaku!!"

Kemudian Sulaiman memasukkan kepalanya ke dalam kain dengan kedua tangannya dan membenamkan kepalanya di antara kedua lututnya.

Dia terus menangis dan tidak berhenti tangisnya.

Mengetahui bahwa Sulaiman tidak ingin melihat dirinya, dia pun menutupkan kembali cadar ke wajahnya dan berpaling menuju tendanya.

Tak lama setelah itu, datanglah temannya yang telah membeli makanan. Melihat Sulaiman dengan kedua matanya yang lembab karena tangisannya yang kuat dan terengah-engah suaranya, dia bertanya:

"Apa yang membuatmu menangis?!!"

Sulaiman menjawab, "Tidak apa-apa. Aku cuma teringat anak-anakku."

Temannya membalas, "Tidak mungkin. Pasti ada sesuatu yang terjadi padamu. Karena kamu meninggalkan anak-anakmu baru sekitar tiga hari."

Temannya terus mendesaknya hingga akhirnya Sulaiman pun memberitahukannya tentang kisah seorang wanita tadi.

Temannya justru menangis sejadi-jadinya. Sulaiman yang kemudian keheranan kepadanya bertanya:

"Kamu sendiri, apa yang membuatmu menangis?"

Temannya menjawab, "Aku lebih berhak menangis daripada kamu."

"Kenapa?" Tanya Sulaiman.

Temannya menjawab, "Karena sebenarnya aku lebih khawatir seandainya aku yang berada pada posisimu, belum tentu aku bisa bersabar terhadap wanita itu."

Akirnya keduanya pun menangis.

Setibanya di kota Mekkah dan melakukan tawaf serta sa'i, Sulaiman mendatangi Hijr dan berselimut dengan kainnya, hingga akhirnya beliau mengantuk dan tertidur sejenak.

Dalam tidurnya, ia bermimpi melihat seorang pria yang tampan, gagah dan tinggi. Postur tubuhnya bagus dan beraroma wangi.

Sulaiman bertanya kepadanya, "Siapakah anda? Semoga Allah merahmatimu."

Orang itu menjawab, "Saya adalah Yusuf bin Ya'qub."

Sulaiman membalas, "Oh, anda Nabi Yusuf yang jujur itu. Sungguh kisah anda bersama wanita pembesar kerajaan sangat mengagumkan."

Nabi Yusuf menjawab, "Bahkan kisahmu dengan wanita Abwa tersebut lebih mengagumkan."

•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈•

📚 Hilyatul Auliya' karya Imam Abu Nu'aim al-Ashbahani, 2/191-192.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel