WAHABI
Sejak awal berdirinya, kaum Wahabi merasa bangga dengan nama Wahabi, sehingga salah seorang ulama Wahabi terkemuka yaitu Syaikh Sulaiman bin Sahman an-Najdi menulis kitab berjudul al-Hadiyyah al-Saniyyah wa al-Tuhfah al-Wahhabiyyah al-Najdiyyah, artinya Anugerah yang luhur serta Hadiah Wahabi dari Najd. Kitab tersebut ditulis atas perintah Raja Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Saudi Arabia dan diterbitkan pada tahun 1342 H oleh penerbit al-Manar di Mesir, milik Syaikh Muhammad Rasyid Ridha, seorang ulama pro Wahabi.
Kebanggaan kaum Wahabi dengan nama Wahabi tidak bertahan lama. Setelah banyak bermunculan faksi-faksi di internal Wahabi yang sangat radikal dan menimbulkan image yang buruk bagi nama Wahabi, maka sejak tahun 1343 Hijriyah, kaum Wahabi mulai meninggalkan nama kebanggaan tersebut dengan mengganti nama Salafi.
Dewasa ini, sebagian tokoh Wahabi modern yang kurang banyak baca dan tidak tahu sejarah perjalanan Wahabi, menganggap nama Wahabi adalah buatan orang-orang Yahudi. Padahal nama Wahabi adalah nama kebanggaan para ulama Wahabi periode awal. Entah apakah kaum Wahabi modern seperti Zakir Naik menganggap pendahulunya yang bangga dengan nama Wahabi telah beragama Yahudi sebagaimana halnya kaum Wahabi mengkafirkan kaum muslimin? Wallahu a'lam. Tetapi begitulah kaum Wahabi. Tingkah laku mereka sulit dicerna oleh akal sehat.
0 komentar:
Posting Komentar