Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Selasa, 29 Maret 2016

AHLI BIDAH YANG TERUSIR DARI TELAGA

Kaum Wahabiy sedang cari-cari dalil menyesatkan ahli bid`ah hasanah. Mereka berkata:
Mereka yang Terusir dari Telaga Nabi..
Siapakah mereka?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Umatku akan dibangkitkan di hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajah dan tangannya karena bekas wudhu. Aku menunggu mereka di telaga.” Lalu Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan:

أَلَا لَيُذَادَنَّ رِجَالٌ مِنْكُمْ عَنْ حَوْضِي كَمَا يُذَادُ الْبَعِيرُ الضَّالُّ، أُنَادِيهِمْ: أَلَا هَلُمَّ، فَيُقَالُ: إِنَّهُمْ بَدَّلُوا بَعْدَكَ، فَأَقُولُ: سُحْقًا، سُحْقًا

Ketahuilah, sungguh ada beberapa orang dari kalian yang disesatkan, tidak bisa mendekat ke telagaku, seperti onta yang tersesat. Aku panggil-panggil mereka, “Kemarilah…kemarilah.” Lalu disampaikan kepadaku, “Mereka telah mengubah agamanya setelah kamu meninggal.” Aku pun (Nabi) mengatakan, “Sungguh celaka..Sungguh celaka..”.
 (HR. Ahmad 8214 & Muslim 607)

Dalam riwayat Bukhari, Dari Abu Said al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّهُمْ مِنِّى . فَيُقَالُ إِنَّكَ لاَ تَدْرِى مَا بَدَّلُوا بَعْدَكَ فَأَقُولُ سُحْقًا سُحْقًا لِمَنْ بَدَّلَ بَعْدِى

“Mereka umatku… “ Lalu disampaikan kepadaku, 
“Engkau tidak tahu bahwa mereka telah mengubah (agamanya) setelah kamu meninggal”. Aku pun berkomentar, “Sungguh celaka orang yang mengganti agamanya setelah aku meninggal.” (HR. Bukhari 7051).

Siapakah Orang yang Mengganti agamanya itu?
Kita simak keterangan al-Qurthubi,


قال علماؤنا رحمة الله عليهم أجمعين : فكل من ارتد عن دين الله أو أحدث فيه ما لا يرضاه الله و لم يأذن به الله فهو من المطرودين عن الحوض المبعدين عنه و … وكذلك الظلمة المسرفون في الجور و الظلم و تطميس الحق و قتل أهله و إذلالهم و المعلنون بالكبائر المستحفون بالمعاصي و جماعة أهل الزيغ و الأهواء و البدع

Para ulama (guru) kami – rahimahumullah – mengatakan, “Semua orang yang murtad dari agama Allah, atau membuat bid’ah yang tidak diridhai dan diizinkan oleh Allah, merekalah orang-orang yang diusir dan dijauhkan dari telaga…Demikian pula orang-orang dzalim yang melampaui batas dalam kedzalimannya, membasmi kebenaran, membantai penganut kebenaran, dan menekan mereka. Atau orang-orang yang terang-terangan melakukan dosa besar terang-terangan, menganggap remeh maksiat, serta kelompok menyimpang, penganut hawa nafsu dan bid’ah.
 (at-Tadzkirah, hlm. 352

BANTAHAN 

Oleh : M. Hasan Hasbullah


Mari kita simak baik-baik penjelasan Imam al Qurtubhi yang dijadikan argumen kaum Wahabiy untuk menyalahkan Aswaja. Ini adalah modus penipuan mereka terhadap penjelasan ulama untuk kepentingan doktrin mereka.Siapakah Imam al-Qurtubi?

Imam al-Qurtubi adalah yang berpendapat bahwa bid`ah terbagi menjadi dua; bid’ah hasanah dan bid’ah dholalah.


Baca Bidah menurut Para Ulama
Simaklah keterangan beliau tentang bid’ah dalam kitab tafsirnya;

ﻛﻞ ﺑﺪﻋﺔ ﺻﺪﺭﺕ ﻣﻦ ﻣﺨﻠﻮﻕ ﻓﻼ ﻳﺠﻮﺯ ﺃﻥ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻬﺎ ﺃﺻﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺸﺮﻉ ﺃﻭﻻ ﻓﺎﻥ ﻛﺎﻥ ﻟﻬﺎ ﺃﺻﻞ ﻛﺎﻧﺖ ﻭﺍﻗﻌﺔ ﺗﺤﺖ ﻋﻤﻮﻡ ﻣﺎ ﻧﺪﺏ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﺧﺺ ﺭﺳﻮﻟﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻬﻲ ﻓﻲ ﺣﻴﺰ ﺍﻟﻤﺪﺡ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻣﺜﺎﻟﻪ ﻣﻮﺟﻮﺩﺍ ﻛﻨﻮﻉ ﻣﻦ ﺍﻟﺠﻮﺩ ﻭﺍﻟﺴﺨﺎﺀ ﻭﻓﻌﻞ ﺍﻟﻤﻌﺮﻭﻑ ﻓﻬﺬﺍ ﻓﻌﻠﻪ ﻣﻦ ﺍﻷﻓﻌﺎﻝ ﺍﻟﻤﺤﻤﻮﺩﺓ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺍﻟﻔﺎﻋﻞ ﻗﺪ ﺳﺒﻖ ﺇﻟﻴﻪ . ﻭﻳﻌﻀﺪ ﻫﺬﺍ ﻗﻮﻝ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻧﻌﻤﺖ ﺍﻟﺒﺪﻋﺔ ﻫﺬﻩ ﻟﻤﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﻣﻦ ﺃﻓﻌﺎﻝ ﺍﻟﺨﻴﺮ ﻭﺩﺍﺧﻠﺔ ﻓﻲ ﺣﻴﺰ ﺍﻟﻤﺪﺡ ﻭﻫﻲ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻥ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻗﺪ ﺻﻼﻫﺎ ﺇﻻ ﺇﻧﻪ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﻭﻟﻢ ﻳﺤﺎﻓﻆ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﻻ ﺟﻤﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻓﻤﺤﺎﻓﻈﺔ ﻋﻤﺮ ﺭﺿﻲ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻨﻪ ﻋﻠﻴﻬﺎ ﻭﺟﻤﻊ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻟﻬﺎ ﻭﻧﺪﺑﻬﻢ ﺇﻟﻴﻬﺎ ﺑﺪﻋﺔ ﻟﻜﻨﻬﺎ ﺑﺪﻋﺔ ﻣﺤﻤﻮﺩﺓ ﻣﻤﺪﻭﺣﺔ ﻭﺇﻥ ﻛﺎﻧﺖ ﻓﻲ ﺧﻼﻑ ﻣﺎ ﺃﻣﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﻪ ﻭﺭﺳﻮﻟﻪ ﻓﻬﻲ ﻓﻲ ﺣﻴﺰ ﺍﻟﺬﻡ ﻭﺍﻹﻧﻜﺎﺭ .

Setiap bid`ah yang dibuat oleh makhluk maka tidak ada kemungkinan kecuali ia memiliki asal/ dasar dalam syariat atau tidak memiliki dasar. Jika ia memiliki dasar dalam syariat yang berada dalam naungan keumuman dari anjuran Allah dan Rasul-Nya maka ia masuk dalam lingkup bid`ah yang terpuji. Meskipun perbuatan itu tidak pernah ada sebelumnya, seperti jenis-jenis kedermawanan dan perbuatan baik. Perbuatan demikian ini termasuk perbuatan terpuji sekali pun tidak ada orang yang pernah melakukan sebelumnya

Pendapat ini diperkuat oleh ucapan Sayidina Umar ra :”Sebaik-baiknya bid’ah adalah ini (tarawih 20 rokaat berjamaah.
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel