Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Selasa, 13 September 2016

Nasehat Buat Wanita Akhir Zaman

Siapakah yang kalian ikuti wahai putri-putri dan wanita muslimah? Siapakah yang kalian ikuti dan jadikan contoh?! Kalian mengikuti orang kafir, yahudi, nasrani, para pelacur, wanita yang dilaknat Allah, wanita yang jauh dari jalan Allah?!


Bagaimana kalian bisa sampai terjerumus, wahai muslimah?! Dan siapa yang menjerumuskan kalian wahai mu’minah dan wahai muslimah? Siapakah yang kalian ikuti wahai mu’minah dan wahai muslimah? Siapakah yang kalian ikuti?! Siapakah yang telah kalian contoh dan jalan siapa yang telah kalian ikuti?! Dengan siapa kalian telah menukar teladan kalian?! Kalian telah menukar Sayyidah Ahlil Jannah dengan kaum kafir! Kalian telah menukar Sayyidah Khadijah yang memperoleh salam dari Allah, dengan kaum yang dilaknat Allah SWT.?!

Siapa suri tauladan kita?? Siapa suri tauladan kita?? Siapa suri tauladan kita?? Kita telah menukar dan meninggalkan suri tauladan Al-Batul, salah satu bagian dari Rasulullah yaitu Sayyidah Nisa’ Ahlil Jannah dalam kebiasaan dan kehidupan beliau. Dengan siapa?! Dengan siapa?! Ya mu’minah, ya mu’minah…!! Lalu bagaimana? Apa yang terbetik di benak kita?

Sesungguhnya hal yang memalukan dan aib bagi muslimah dan mu’minah untuk tidak mempedulikan sirah (sejarah) Sayyidah Fatimah az-Zahra, akhlak dan adat kebiasaan beliau! Sedangkan kita mencontoh lainnya! Terutama untuk dzurriyat Rasulullah SAW. Bahkan melupakan sirah, akhlak, tata cara mu’amalah, dan amal perbuatan beliau lalu mengikuti para pelacur dan kaum kafir..!

Ya mu’minah, bagaimanakah kehidupan kita? Tahun demi tahun berlalu dan sekarang kita memasuki tahun baru Hijriah. Sampai kapan kita dalam kelalaian ini? Kita telah menukar ulama dan pembesar dengan kaum kafir, para pelacur, dan orang yang jauh dari Allah SWT..

Ya mu’minah, pesta perkawinan dilaksanakan dengan adat kaum kafir. Mereka saling membanggakan dengan mengadakan pesta perkawinan di gedung-gedung. Perkawinan semacam itu adalah sesuatu yang buruk, menyimpang dari syariat, menimbulkan bala’ (kerusakan), dan tidak ada barakahnya bagi kedua mempelai dan keluarga mereka.

Jika mereka tetap menyelenggarakan perkawinan yang mewah untuk saling berbangga diri yang di dalamnya terdapat tari-tarian dan musik, maka mereka akan mendapatkan kesusahan di dunia dan akhirat. Dan katakan kepada mereka, Setelah penjelasan ini maka tidak ada uzur untuk tetap menjalaninya wahai mu’minah.!

Indonesia dahulu terang bercahaya dengan adanya kaum shalihin dan orang yang bertakwa. Mereka datang dari negara-negara yang baik. Tanpa adanya mereka, kondisi Indonesia tidak akan sebaik sekarang dan kita tak akan dapat berjalan-jalan seaman sekarang.

Anugerah ini didapatkan bukanlah dengan mengikuti adat Yahudi dan Nasrani, kelalaian kepada agama Allah SWT. atau membebani diri untuk mencari sesuatu yang fana. Namun karena berkah orang shaleh dan usaha orang-orang yang shiddiq (jujur).
Apakah kalian tidak tahu pesta perkawinan Sayyidah Fatimah Zahra di gedung apa? Menggunakan tata cara siapa?

Sirah Sayyidah Fatimah Zahra telah terhapus di benak kalian. Apakah kalian melihat diri kalian lebih agung dari beliau?! Apa saja yang dipersiapkan Rasulullah SAW. untuk perkawinan putri beliau?

Dengan cara begitu, apakah turun derajat Sayyidah Fatimah?! Di akhirat nanti seluruh wanita, sejak awal penciptaan hingga akhir, akan menundukkan kepalanya karena beliau akan melewati jalan cahaya. Ketika di padang Mahsyar, akan terdengar suara dari Arsy Allah, tundukkan kepala kalian dan pejamkan mata karena Fatimah binti Muhammad SAW akan melewati Shirath.

Apakah kalian tidak ingin berada di belakang beliau, lewat di Shirath bersama beliau dan mengikuti beliau ?!

Kalian telah menukar beliau dengan lainnya. Ketika Rasulullah SAW. bertanya, “Apa yang terbaik bagi wanita?” Sayyidah Fatimah menjawab, “Yang paling baik bagi wanita adalah tidak melihat dan tidak dilihat oleh laki-laki.” Kemudian Rasulullah SAW. mencium kening Sayyidah Fatimah dan berdoa, “Semoga Allah SWT memberkati anak keturunannya.”

Ya mu’minah ingatlah, karena suatu peringatan itu bermanfaat. Jauhilah adat-adat yang fana tersebut dan jangan memaksakan diri sampai-sampai berhutang. Seperti di dalam hadits Rasulullah SAW , “Barang siapa yang memakai pakaian untuk dipamerkan maka di akhirat nanti akan dihinakan oleh Allah SWT.”

Janganlah berbangga dengan pakaian sutra dan emas. Sesungguhnya orang kafir diberi Allah SWT. kenikmatan dunia, namun itu adalah kenikmatan yang fana. Mengikuti Fatimah Al-Batul Az-Zahra lebih mulia.

Al-Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel