Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Selasa, 12 April 2016

Menjawab Syubhat Kalam Syeh Abdul Qadir Jilani

"Syaikh Abdul Qodir al-Jilani dan Asy'ariyyah"
================================

Beberapa pengkaji menyebutkan bahwa Syaikh Abdul Qodir al-Jilani menyebut Asy'ariyyah sebagai kelompok sesat. Mereka berhujjah dengan ucapan beliau dalam al-Ghunyah hal. 91 berikut:

ﻭﻫﺬﻩ ﺍﻵﻳﺎﺕ ﻭﺍﻷﺧﺒﺎﺭ ﺗﺪﻝ ﻋﻠﻰ ﺃﻥّ ﻛﻼﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﺻﻮﺕ ﻻ ﻛﺼﻮﺕ ﺍﻵﺩﻣﻴﻴﻦ ، ﻛﻤﺎ ﺃﻥّ ﻋﻠﻤﻪ ﻭﻗﺪﺭﺗﻪ ﻭﺑﻘﻴﺔ ﺻﻔﺎﺗﻪ ﻻ ﺗﺸﺒﻪ ﺻﻔﺎﺕ ﺍﻵﺩﻣﻴﻴﻦ ، ﻛﺬﻟﻚ ﺻﻮﺗﻪ ، ﻭﻗﺪ ﻧﺺ ﺍﻹﻣﺎﻡ ﺃﺣﻤﺪ ﺭﺣﻤﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﺇﺛﺒﺎﺕ ﺍﻟﺼﻮﺕ ﻓﻲ ﺭﻭﺍﻳﺔ ﺟﻤﺎﻋﺔ ﻣﻦ ﺍﻷﺻﺤﺎﺏ ﺭﺿﻮﺍﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﺃﺟﻤﻌﻴﻦ ، ﺧﻼﻑ ﻣﺎ ﻗﺎﻟﺖ ﺍﻷﺷﻌﺮﻳﺔ ﻣـﻦ ﺃﻥّ ﻛـﻼﻡ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻌﻨﻰ ﻗﺎﺋـﻢ ﺑﻨﻔﺴـﻪ ، ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺣﺴـﻴﺐ ﻛﻞ ﻣﺒﺘﺪﻉ ﺿﺎﻝ

Ucapan beliau yang terakhir: "Allah yang menghisab setiap ahli bid'ah dan ahli sesat" seakan-akan menjadi hujjah bahwa beliau 
mensesatkan Asy'ariyyah.
Menurut saya ini adalah anggapan yang keliru. Alasannya adalah:
1. Syaikh Abdul Qodir al-Jilani yang bermadzhab Hanbali tidak secara sharih menganggap Asy'ariyyah adalah kelompok sesat atau bid'ah. Pada ucapan tersebut, Syaikh Abdul Qodir  al-Jilani menjelaskan bahwa Kalamullah adalah dengan "shout" tetapi tidak sama dengan suara manusia. Dan beliau tak sependapat dengan akidah Asy'ariyyah yang menyebutkan kalamullah adalah kalamunnafsi. Jadi, ucapan terakhir beliau di atas bisa jadi sebagai ta'ridh atas pendapat Asy'ariyyah yang dianggapnya bid'ah dan sesat, tetapi beliau tidak menggeneralisir bahwa Asy'ariyyah adalah kelompok bid'ah atau sesat. Mungkin ucapan ini imbas dari perseteruan lama antara Hanabilah dengan Asy'ariyyah atau bahkan mungkin sisipan dari orang yang tak suka dengan Asy'ariyyah. Andai benar Syaikh Abdul Qodir al-Jilani menuduh Asy'ariyah sesat tentu ucapan beliau akan menjadi bahan diskusi ramai dikalangan ulama Asy'ariyyah dan lain-lain.
2. Masalah kalamullah dengan "shout" ini adalah masalah klasik yang pernah menjadi perbedaan tajam antara ulama Hanabilah dengan ulama Asy'ariyah. Sebagian ulama Asy'ariyah ada yang sependapat dengan Hanabilah, pun sebaliknya ulama Hanabilah juga ada yang sependapat dengan Asy'ariyyah, seperti Syaikh Shodaqah bin Husain al-Baghdadi dan Ibn al-Zaghuni.
3. Khilaf tersebut menurut al-Allamah ath-Thufi al-Hanbali masih sebatas khilaf lafzhi atau khilaf far'i artinya tidak sampai ke ranah khilaf ushul. Karena sesungguhnya, kedua kelompok ini sepakat dalam ushul terkait dengan sifat Kalam Allah. Hanya memang kadang antara satu pihak satu dengan yang lain terlalu ghuluw ketika berhujjah.
4. Imam al-Baqillani adalah salah satu ulama yang berkhilaf tajam membela Asy'ariyyah dalam masalah ini, hingga pernah keluar ucapan dari ulama Hanbali bahwa beliau ada zindiq. Tetapi karena khilaf tentang masalah ini adalah khilaf far'i, maka ulama Hanbali Syaikh Abul Fadhal at-Tamimi saat menghadiri jenazah al-Baqillani menyebut beliau sebagai penolong sunnah dan agama serta imamnya kaum muslimin (Tabyin Kidzbil Muftari hal. 221).
5. Ulama Hanbali mengakui bahwa kelompok Ahlussunnah wal Jama'ah adalah 3 kelompok, yaitu: Atsariyyah (Imamnya Ahmad bin Hanbal), Asy'ariyyah (Imamnya Abul Hasan al Asy'ari) dan Maturidiyyah (Imamnya adalah Abu Manshur al-Maturidi). Demikian diakui ulama Hanbali sendiri, yaitu Syaikh Abdul Baqi al-Mawahibi dalam kitabnya "Al-Ain wal Atsar fi Aqaid Ahlil Atsar" hal. 53, Syaikh As-Safarini al-Hanbali dalam "Lawami' al-Anwar" juz 1 hal. 73 dan lain-lain. Dengan ini tuduhan Ustadz Yazid Jawwas yang menuduh Asy'ariyyah dan Maturidiyyah bukan ahlussunnah telah terpatahkan. Bahkan ini juga menegaskan, bahwa Ustadz Yazid Jawwas bukan bermanhaj Hanabilah.
6. Menurut Imam Ibn Hajar al-Haitami dalam al-Fatawa al-Haditsiyyah hal. 144 bahwa al-Ghunyah ini terdapat sisipan dari orang2 yang tak suka dengan Syaikh Abdul Qodir al-Jilani. Dari sisipan tersebut seakan-akan beliau berfaham mujassimah.

ﻭﺇﻳﺎﻙ ﺃﻥ ﺗﻐﺘﺮ ﺃﻳﻀﺎ ﺑﻤﺎ ﻭﻗﻊ ﻓﻲ 
[ اﻟﻐﻨﻴﺔ]
ﻹﻣﺎﻡ اﻟﻌﺎﺭﻓﻴﻦ ﻭﻗﻄﺐ اﻹﺳﻼﻡ ﻭاﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ اﻷﺳﺘﺎﺫ ﻋﺒﺪ اﻟﻘﺎﺩﺭ اﻟﺠﻴﻼﻧﻲ، ﻓﺈﻧﻪ ﺩﺳﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺳﻴﻨﺘﻘﻢ اﻟﻠﻪ ﻣﻨﻪ ﻭﺇﻻ ﻓﻬﻮ ﺑﺮﻯء ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻭﻛﻴﻒ ﺗﺮﻭﺝ ﻋﻠﻴﻪ ﻫﺬﻩ اﻟﻤﺴﺄﻟﺔ اﻟﻮاﻫﻴﺔ ﻣﻊ ﺗﻀﻠﻌﻪ ﻣﻦ اﻟﻜﺘﺎﺏ ﻭاﻟﺴﻨﺔ ﻭﻓﻘﻪ اﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭاﻟﺤﻨﺎﺑﻠﺔ ﺣﺘﻰ ﻛﺎﻥ ﻳﻔﺘﻲ ﻋﻠﻰ اﻟﻤﺬﻫﺒﻴﻦ، ﻫﺬا ﻣﻊ ﻣﺎ اﻧﻀﻢ ﻟﺬﻟﻚ ﻣﻦ ﺃﻥ اﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﻦ اﻟﻤﻌﺎﺭﻑ ﻭاﻟﺨﻮاﺭﻕ اﻟﻈﺎﻫﺮﺓ ﻭاﻟﺒﺎﻃﻨﺔ ﻭﻣﺎ ﺃﻧﺒﺄ ﻋﻨﻪ ﻣﺎ ﻇﻬﺮ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺗﻮاﺗﺮ ﻣﻦ ﺃﺣﻮاﻟﻪ، ﻭﻣﻨﻪ ﻣﺎ ﺣﻜﺎﻩ اﻟﻴﺎﻓﻌﻲ ﺭﺣﻤﻪ اﻟﻠﻪ ﻭﻗﺎﻝ: ﻣﻤﺎ ﻋﻠﻤﻨﺎﻩ ﺑﺎﻟﺴﻨﺪ اﻟﺼﺤﻴﺢ اﻟﻤﺘﺼﻞ ﺃﻥ اﻟﺸﻴﺦ ﻋﺒﺪ اﻟﻘﺎﺩﺭ اﻟﺠﻴﻼﻧﻲ ﺃﻛﻞ ﺩﺟﺎﺟﺔ ﺛﻢ ﻟﻤﺎ ﻟﻢ ﻳﺒﻖ ﻏﻴﺮ اﻟﻌﻈﻢ ﺗﻮﺟﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﻠﻪ ﻓﻲ ﺇﺣﻴﺎﺋﻬﺎ ﻓﺄﺣﻴﺎﻫﺎ اﻟﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﻭﻗﺎﻣﺖ ﺗﺠﺮﻱ ﺑﻴﻦ ﻳﺪﻳﻪ ﻛﻤﺎ ﻛﺎﻧﺖ ﻗﺒﻞ ﺫﺑﺤﻬﺎ ﻭﻃﺒﺨﻬﺎ، ﻓﻤﻦ اﻣﺘﻦ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﺑﻤﺜﻞ ﻫﺬﻩ اﻟﻜﺮاﻣﺎﺕ اﻟﺒﺎﻫﺮﺓ ﻳﺘﺼﻮﺭ ﺃﻭ ﻳﺘﻮﻫﻢ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﺋﻞ ﺑﺘﻠﻚ اﻟﻘﺒﺎﺋﺢ اﻟﺘﻲ ﻻ ﻳﺼﺪﺭ ﻣﺜﻠﻬﺎ ﺇﻻ ﻋﻦ اﻟﻴﻬﻮﺩ ﻭﺃﻣﺜﺎﻟﻬﻢ ﻣﻤﻦ اﺳﺘﺤﻜﻢ ﻓﻴﻪ اﻟﺠﻬﻞ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﻭﺻﻔﺎﺗﻪ ﻭﻣﺎ ﻳﺠﺐ ﻟﻪ ﻭﻣﺎ ﻳﺠﻮﺯ ﻭﻣﺎ ﻳﺴﺘﺤﻴﻞ: {ﺳﺒﺤﺎﻧﻚ ﻫﺎﺫا ﺑﻬﺘﺎﻥ ﻋﻈﻴﻢ}
Wallahu A'lam bihaqiqatil hal.
Share:
Lokasi: STAI ALAZIZIAH, Mideun Jok

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel