Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Sabtu, 04 November 2017

Al-Qaffaal adalah seorang ulama hebat di madzhab as-Syafi`i 



Syekh al-Qaffaal adalah seorang ulama hebat di madzhab as-Syafi`i menuntut ilmu di usianya yang ke-40 tahun...

disebutkan oleh al-Imam Yaqut al-Hamawy: Beliau orang paling hebat di masanya dalam bidang fiqh dan keilmuan, di datangi banyak orang untuk menuntut ilmu, berkah beliau kelihatan jelas, salah satu rukun madzhab asy-Syafi`i, banyak mengeluarkan ulama..

asalnya tukang buat kunci (gembok)... sudah buat yang terhebat di masanya tapi tidak membuat beliau terkenal kemana-mana..

lalu cerita ke beberapa teman dekat.. salah satu mereka berkata: orang itu dikenal dengan ilmu, bukannya dengan gembok.

lalu beliau ingin menuntut ilmu, dan pergi ke seorang syekh dan menceritakan keinginannya untuk menuntut ilmu... oleh sang guru di suruh menghafal beberapa baris dari kitab al-Muzani...

akhirnya beliau naik ke atap rumah setelah isya mengulang-ulang baris-baris tersebut sampai shubuh... lalu ketiduran.. pas bangun ternyata semua hafalan sudah hilang... "lalu apa yang akan ku katakan ke Syekh?!" kemudian keluar rumah ... di luar ketemu seorang perempuan, salah satu tetengga yang berkata padanya: "wahai Abu Bakr, kamu tuh bikin kami tidak bisa tidur semalaman dengan ucapanmu "..." (si perempuan menyebutkan apa yg disebutkan al-Qaffaal sepanjang malam) dan menjadi ingat beliau dengan apa yang dihafalkan...

lalu beliau pergi ke Syekh dan menceritakan apa yang telah terjadi.. Sang guru berkata: "Kamu jangan terpengaruh dengan hal tersebut, kalau kamu rajin menghafal dan menyibukkan diri dalam belajar itu akan menjadi kebiasaan".

Maka beliau rajin belajar sehingga terjadilah apa yang terjadi...

hidup 80 tahun, 40 tahun sebagai orang jahil, 40 tahun sebagai orang alim. 

Ceritanya: saking bodohnya beliau saat awal belajar: tidak bisa membedakan antara fathah atau dhammah pada dhamir "ta" «هذا كتاب اختصرته» di baca ikhtashartuhu atau ikhtashartahu...

Beliau meninggal tahun 417H, dikenal dengan sebutan "Syekh
al-Khurasaniyyin" atau Syekh ahli Khurasan.


Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel