Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Minggu, 21 Juni 2015

TADARRUS

Ajarkan Anak AlQuran
Tadarrus al Qur’an di bulan Ramadhan sangat dianjurkan agama . Jangan salah mengartikan tadarrus ini , karena makna tadarrus itu adalah :
“ Jika anda membacakan al Qur’an di hadapan orang lain dan dia menyimaknya , atau dia yang membaca alqur’an sementara anda menyimaknya .

Sehingga bukan sekedar anda membaca al Qur’an sendiri , karena membaca al qur’an sendiri ini sudah sangat di anjurkan pada setiap harinya tak perduli apakah Ramadhan ataukah tidak .

Kesunnahan membaca al Qur’an dengan sendiri atau membaca dengan tadarrus , tujuannya tidak lain adalah sama , yaitu memperbanyak membaca ayat – ayat suci alqur’an .

Namun secara khusus Tadarrus sangat di sunnahkan di praktekkan selama bulan puasa karena tersebut didalam shahih Bukhari – Muslim di riwayatkan bahwa : “ Setiap malam di bulan Ramadlan , Malaikat Jibril datang menemui Nabi SAW dan bertadarrus al Qur’an bersamanya.
Dengan cara apapun , yang paling besar pahalanya adalah setiap bacaan al Qur’an yang mampu menghadirkan hati ( khudhur ) , menumbuhkan hikmah serta cahaya didalamnya .

Allah Ta’ala berfirman : 
“ Sebuah Kitab yang Kami turunkan kepadamu , yang diberkahi agar kamu bertadabbur atas ayat-ayatnya".
Firman Allah yang lain : “ Affala yatadabbaruunal Qur’an …
Apakah kalian tidak menghayati alqur’an ?

Para shahabat Nabi dan orang-orang shalih yang telah sampai kepada kemuliyaan derajat dan kebeningan hati yang tingggi , setiap kali mereka mendengarkan ayat-ayat alqur’an dibaca mereka langsung menangkap arti dan hikmah – hikmah di dalamnya , membuat maka hati mereka terguncang hebat , sampai sering kali mereka menangis sejadi – jadinya dan jatuh pinsan karenanya .

Karena itu Sayyidina Umar ra diriwayatkan tidak mampu untuk menghatamkan ( menghafalkan ) seluruh alqur’an selama hidupnya karena setiap kalii satu ayat dibacakan dihadapannnya , beliau seringkali tidak dapat menguasai diri dan jatuh pinsan sedemikian lama sehinggga orang –orangg di sekitarnya menyangka Sayyidina Umar telahh jatuh mati .
Bacaan al Qur’an yang seperti itulah yang membawa pahala yang tak terhingga . Bukan sekedar bacaan di ujung lidah dan bibir yang tidak memberikan pengaruh apapun kedalam hati pembaca atau pendengarnya .
Pada awal – awal perjalanan ruhaniyahnya , Sayyidinal Imam Abdullah al Haddad setiap kali membaca surah Yasin , maka beliau tidak dapat menguasai diri , menangis dan pinsan sedemikian rupa . Orang – orang pada susah membangunkannya dari pinsan itu dan akhirnya tubuh beliau digeletakkan begitu saja di dekat makam Sayyidinal Faqih Muqaddam .

Orang – orang kebanyakan seperti saya ( dan mungkin juga anda ) belum dapat merasakan al Qur’an sebagaimana yang mereka rasakan . Meskipun demikian , anjuran membaca al Qur’an tetap berlaku , karena setidaknya sudah mendapatkan pahala karena telah membaca atau mendengarkan ayat-ayat Firaman Allah Ta’ala.
Sudah cukup bagi orang – orang awam adalah niat itttiba                 ( mengikuti ) perintah agama . Ittiba’ membacanya dengan tartil , ini ada pahalanya sendiri .
Ittiba’ membacanya dengan menghadap kiblat , ini ada pahalanya juga .Ittiba’ membacanya dengan suara yang indah , ini juga ada .

Rasulullah SAW bersabda : “ Hiasilah alqur’an dengan merdunya suara kalian … Zayyinul Qur’a_na bias wa_tikum . “

“ Barang siapa yang tiada melagu dengan alQur’an maka bukanlah dia tergolong bagihan terbaik dari kita … Man lam yataghonna bil ur’ani falaysa minna .”

Asalkan bacaan – bacaan serta tadarrus tersebut tidak menghawatirkan munculnya Riya’ atau pamer . Maka sangat penting mengingatkan esensi ini kepada kebiasaan kaum muslimin negeri ini yang selama bulan Ramadlan seperti berlomba-lomba bertadarrus dengan pengeras suara di masjid dan mushalla – mushalla mereka .
Jangan sampai semangat menghidupkan bulan suci ini di ikuti dari belakang dorongan – dorongan rendah nafsu dengan tasannu’ dan berbuat Riya’
Kebanyakan para Habaib ( bahkan setiap bakda maghrib setiap harinya ) melakukan tadarrus di masjid atau mushalla mereka tanpa memakai pengeras suara berlebihan , karena hal itu lebih mendekatkan kepada ketulusan amal serta keikhlasannya.



  

Share:
Lokasi: Aceh, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel