Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Senin, 29 Juni 2015

DETIK DETIK KELAHIRAN BAGINDA NABI MUHAMMAD SAW

Firman Allah dalam Alquran  Al-Ahzab-56 :

ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻳَﺎﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺻَﻠُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴﻤَﺎ

Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya

Al-Imam Syihabuddin Ahmad bin Hajar Al-Haitami Asy-Syafi’i di kitabnya An Ni’matul Kubraa ‘Alal ‘Aalam hal. 61 telah menyebutkan ;

Bahwa sesungguhnya pada bulan kesembilan kehamilan Sayyidah Aminah (bulan Rabi’ul Awwal), saat hari-hari kelahiran Baginda Nabi Muhammad sudah semakin dekat, Allah SWT semakin melimpahkan berbagai macam anugerahnya kepada Sayyidah Aminah, mulai malam tanggal satu hingga malam tanggal 12 Bulan Rabi'ul Awwal malam kelahiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW;

Pada malam tanggal 1 Allah SWT melimpahkan segala kedamaian dan ketentraman yang luar biasa kepada Sayyidah Aminah, sehingga Beliau merasakan ketenangan dan kesejukan jiwa yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Pada malam tanggal 2 datang seruan berita gembira kepadanya bahwa sebentar lagi dirinya akan mendapati anugerah agung yang luar biasa dari Allah SWT.

Pada malam tanggal 3 datang seruan memanggil kepadanya…”Wahai Aminah, sudah dekat saatnya Engkau akan melahirkan Nabi Agung Rasulullah Muhammad SAW yang senantiasa memuji dan bersyukur kepada Allah SWT”.

Pada malam tanggal 4 Sayyidah Aminah mendengar beraneka ragam tasbih para malaikat secara nyata dan sangat jelas sekali.

Pada malam tanggal 5 Sayyidah Aminah mimpi bertemu dengan Nabiyyullah Ibrahim AS Khalilullah.

Pada malam tanggal 6 Sayyidah Aminah melihat cahaya Rasulullah SAW memenuhi segala penjuru alam semesta.

Pada malam tanggal 7 Sayyidah Aminah melihat para malaikat silih berganti saling berdatangan mengunjungi kediamannya membawa kabar gembira, sehingga kebahagiaan dan kedamaiannya semakin memuncak.

Pada malam tanggal 8 Sayyidah Aminah mendengar seruan memanggil dimana-mana, suara tersebut sangat jelas mengumandangkan….
”Berbahagialah wahai seluruh penghuni alam semesta, telah dekat saat kelahiran Nabi Agung Kekasih Allah SWT Pencipta alam semesta.

Pada malam tanggal 9 Allah SWT semakin mengucurkan limpahan Belas Kasih Sayangnya kepada Sayyidah Aminah, sehingga tidak ada sedikitpun rasa sedih, susah atau sakit dalam diri dan jiwa Sayyidah Aminah.


Pada malam tanggal 10 Sayyidah Aminah melihat tanah Khoif dan Mina ikut bergembira ria menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW .

Pada malam tanggal 11 Sayyidah Aminah melihat seluruh penghuni langit dan bumi ikut bersuka cita menyongsong kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW.

Maka, pada malam 12 Bulan Rabi’ul Awwal, langit dalam keadaan cerah tanpa ada mendung sedikitpun, saat itu Sayyid Abdul Muthalib sedang bermunajat kepada Allah SWT di sekitar Ka’bah, dan Sayyidah Aminah sendirian di rumah, tanpa ada seorangpun yang menemaninya, tiba-tiba Beliau Sayyidah Aminah melihat tiang rumahnya terbelah, dan perlahanan-lahan muncul empat wanita yang sangat anggun nan cantik jelita dan diliputi cahaya yang memancar berkemilauan serta semerbak harum wewangian memenuhi seluruh ruangan.

Tiba-tiba wanita pertama datang dan berkata kepada Sayyidah Aminah; ”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau.

Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung junjungan alam semesta Baginda Nabi Muhammad SAW. Kenalilah olehmu sesungguhnya aku ini adalah Hawwa’ Ibunda seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu.


Kemudian Ibu Hawwa’ duduk di samping kanan Sayyidah Aminah. Dan mendekat lagi wanita yang kedua kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira kepadanya;”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau.

Sebentar lagi engkau akan melahirkan Baginda Nabi Muhammad SAW, seorang Nabi Agung yang dianugerahi Allah SWT kesucian yang sempurna pada diri dan kepribadiannya.

Nabi Agung yang ilmunya sebagai sumber seluruh ilmunya para Nabi dan para kekasihnya Allah SWT. Nabi Agung yang cahayanya meliputi seluruh alam. Dan ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku ini adalah Sarah istri Nabiyyullah Ibrahim As, aku diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu.”Kemudian Sayyidah Sarah duduk di sebelah kiri Sayyidah Aminah.

Maka, wanita ketigapun kemudian mendekat dan menyampaikan berita gembira kepadanya; ”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau.


Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW Kekasih Allah SWT yang paling agung, dan insan sempurna yang paling utama mendapati pujian dari Allah SWT dan dari seluruh makhuk-Nya.

Perlu engkau ketahui sesungguhnya aku adalah Asiyah binti Muzahim yang diperintahkan Allah SWT untuk menemanimu”. Kemudian sayyidah Asiyah binti Muzahim tersebut duduk di belakang Sayyidah Aminah.

Sejenak Sayyidah Aminah semakin kagum, karena wanita yang ke empat adalah lebih anggun berwibawa dan memiliki kecantikan luar biasa.

Kemudian mendekat kepada Sayyidah Aminah untuk menyampaikan kabar gembira; ”Sungguh, berbahagialah engkau wahai Aminah. Tidak ada di dunia ini wanita yang mendapati kemuliaan dan keberuntungan seperti engkau.
Sebentar lagi engkau akan melahirkan Nabi Agung Baginda Nabi Muhammad SAW yang dianugerahi Allah SWT berbagai macam mukjizat yang sangat agung dan sangat luar biasa, Beliaulah junjungan seluruh penghuni langit dan bumi, hanya untuk Beliau semata segala bentuk Sholawat (Rahmat Ta’dhim) Allah SWT dan Salam Sejahtera-Nya yang sempurna.

Ketahuilah olehmu wahai Aminah, sesungguhnya aku adalah Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS. Kami semua ditugaskan Allah SWT untuk menemanimu demi menyambut kehadiran Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Kemudian Sayyidah Maryam Ibunda Nabiyyullah Isa AS duduk mendekatkan diri di depan Sayyidah Aminah.
Maka, keempat wanita suci mulia nan agung di sisi Allah SWT tersebut kemudian merapat dan mengelilingi diri Ibunda Rasulullah Muhammad SAW Sayyidah Aminah Binti Wahab, sehingga Ibunda Rasulullah SAW semakin memuncak rasa kedamaian dan kebahagiaan dalam jiwanya.


Kebahagiaan dan keindahan yang dialami oleh Ibunda Rasulullah SAW saat itu, tidak bisa terlukiskan dengan kata-kata. Dan peristiwa demi peristiwa yang sangat agung, semakin Allah SWT limpahkan demi penghormatan besar kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW.

Keajaiban berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat sekelompok demi sekelompok manusia bercahaya saling berdatangan silih berganti memasuki ruangan Sayyidah Aminah dan mereka memanjatkan puja puji dan tasbih kepada Allah SWT dengan berbagai macam bahasa yang berbeda-beda.

Detik berikutnya adalah Sayyidah Aminah melihat atap rumahnya terbuka dan terlihat oleh Beliau berbagai macam bintang-bintang di angkasa raya yang sangat indah berkilauan yang saling berterbangan di langit ke segenap penjuru angkasa yang sangat cerah dipenuhi cahaya.

Maka, detik berikutnya adalah Allah SWT perintahkan kepada Malaikat Ridlwan penjaga sorga agar mengomando semua bidadari sorga supaya berdandan rapi cantik jelita dan memakai segala macam bentuk perhiasan kain sutera dengan bermahkotakan emas, intan permata yang gemerlapan dan menebarkan wewangian sorga yang harum semerbak ke segala arah demi menyambut kedatangan Baginda Nabi Muhammad SAW.


Selanjutnya, Allah SWT limpahkan mandat khusus kepada Malaikat Jibril AS untuk mengemban tugas agung dalam momen yang paling agung dan bersejarah bagi seluruh makhluk Allah SWT, Firman Allah SWT kepadanya;

ﻳﺎ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﺻﻒ ﺭﺍﺡ ﺍﻷﺭﻭﺍﺡ ﻓﻲ ﺃﻗﺪﺍﺡ ﺍﻟﺸﺮﺍﺏ ﻳﺎ ﺟﺒﺮﺑﻞ ﺍﻧﺸﺮ ﺳﺠﺎﺩﺍﺕ ﺍﻟﻘﺮﺏ ﻭﺍﻟﻮﺻﺎﻝ ﻟﺼﺎﺣﺐ ﺍﻟﻨﻮﺭ ﻭﺍﻟﺮﻓﻌﺔ ﻭﺍﻹﺗﺼﺎﻝ ﻳﺎ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻣﺮ ﻣﺎﻟﻜﺎ ﺃﻥ ﻳﻐﻠﻖ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﻨﻴﺮﺍﻥ ﻳﺎ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻗﻞ ﻟﺮﺿﻮﺍﻥ ﺃﻥ ﻳﻔﺘﺢ ﺃﺑﻮﺍﺏ ﺍﻟﺠﻨﺎﻥ ﻳﺎ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﺍﻟﺒﺲ ﺣﻠﺔ ﺍﻟﺮﺿﻮﺍﻥ ﻳﺎ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﺍﻫﺒﻂ ﺇﻟﻰ ﺍﻷﺭﺽ ﺑﺎﻟﻤﻼﺋﻜﺔ ﺍﻟﺼﺎﻓﻴﻦ ﻭﺍﻟﻤﻘﺮﺑﻴﻦ ﻭﺍﻟﻜﺮﻭﺑﻴﻴﻦ ﻭﺍﻟﺤﺎﻓﻴﻦ ﻳﺎ ﺟﺒﺮﻳﻞ ﻧﺎﺩ ﻓﻲ ﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕ ﻭﺍﻷﺭﺽ ﻓﻲ ﻃﻮﻟﻬﺎ ﻭﺍﻟﻌﺮﺽ ﻗﺪ ﺁﻥ ﺃﻭﺍﻥ ﺍﺟﺘﻤﺎﻉ ﺍﻟﻤﺤﺐ ﺑﺎﻟﻤﺤﺒﻮﺏ ﻭﺍﻟﻄﺎﻟﺐ ﺑﺎﻟﻤﻄﻠﻮﺏ

Hai Jibril, serukanlah kepada seluruh arwah suci para Nabi, para Rasul dan para Wali agar berkumpul berbaris rapi menyambut kedatangan Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, bentangkanlah hamparan kemuliaan dan keagungan derajat Al-Qurb dan Al-Wishal kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang memiliki Nur dan Maqam luhur di Sisi-Ku. Hai Jibril, perintahkanlah kepada Malik agar menutup semua pintu neraka.

Hai Jibril, perintahkanlah kepada Ridwan agar membuka seluruh pintu sorga. Hai Jibril, pakailah olehmu Hullah Ar-Ridwan (pakaian khusus yang diliputi Keridloan-Ku) demi menyambut Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, turunlah ke bumi dengan membawa seluruh pasukan malaikat, para Malaikat Muqarrabin, para Malaikat Karubiyyin, para Malaikat yang selalu mengelilingi ‘Arasy, suruh mereka semua turun ke bumi dan berbaris rapi demi memuliakan dan mengagungkan kedatangan Kekasih-Ku Nabi Agung Muhammad SAW. Hai Jibril, kumandangkanlah seruan di seluruh penjuru langit hingga lapis ke tujuh dan di segenap penjuru bumi hingga lapisan paling dalam, beritakan kepada seluruh makhluk-Ku bahwa sesungguhnya.

Sekarang telah tiba saatnya kedatangan Nabi akhir zaman, Nabi Agung kekasih Allah SWT, Baginda Nabi Muhammad SAW.


Kemudian seketika itu pula Malaikat Jibril AS secepat kilat langsung melaksanakan seluruh mandat khusus dan agung dari Allah SWT tersebut. Serentak Beliau bawa seluruh pasukan malaikat turun ke bumi hingga memenuhi seluruh gunung-gunung Makkah dan berbaris rapi meliputi seluruh tanah suci Makkah. Sayap-sayap mereka terlihat laksana mega-mega putih berkilauan memenuhi angkasa.

Rasulullah s.a.w bersabda : Orang yang terdekat denganku pada hari kiamat ialah orang yang paling banyak berselawat kepadaku.” (Hadis Riwayat At-Tarmidzi)


ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠﻰ ﺳَـﻴِّﺪِﻧَﺂ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻋَﺒْﺪِﻙَ ﻭَﺭَﺳُﻮْﻟِﻚَ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﺍﻷﻣِّﻲِّ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﻭَﺻَﺤْﺒِﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻢْ
Share:

Minggu, 28 Juni 2015

KISAH PEMUDA YANG JUJUR


Seorang pemuda bernama Idris  berjalan menyusuri sungai. Tiba -tiba ia melihat buah delima yang hanyut terbawa air . Ia ambil buah itu dan tanpa pikir panjang langsung memakannya. Ketika Idris sudah menghabiskan setengah buah delima itu, baru terpikir olehnya,apakah yang dimakannya itu halal ? Buah delima yang dimakan itu bukan miliknya. Idris berhenti makan.Ia kemudian berjalan ke arah yang berlawanan dengan aliran sungai , mencari dimana ada pohon delima .Sampailah ia di bawah pohon delima  yang lebat buahnya , persis di pinggir sungai . Dia yakin , buah yang dimakannya jatuh dari pohon ini . Idris lantas mencari tahu siapa pemilik pohon delima itu , dan bertemulah dia dengan sang pemilik, seorang lelaki setengah baya . “Saya telah memakan buah delima anda . Apakah ini halal buat saya? Apakah anda mengihlaskannya?” kata Idris . Orang tua itu terdiam sebentar, lalu menatap tajam.  “Tidak bisa semudah itu. Kamu harus bekerja menjaga dan membersihkan kebun saya selama sebulan tanpa gaji,” katanya kepada Idris. 
Demi memelihara perutnya dari makanan yang tidak halal , Idris pun langsung menyanggupinya. Sebulan berlalu begitu saja. Idris kemudian menemui pemilik kebun . “Tuan , saya sudah menjaga dan  membersihkan kebun anda selama sebulan . Apakah tuan sudah menghalalkan delima yang sudah saya makan ?”“Tidak bisa, ada satu syarat lagi. Kamu harus menikahi putri saya; Seorang gadis buta, tuli ,bisu dan lumpuh .”  Idris terdiam. Tapi dia harus memenuhi persyaratan itu . Idris pun dinikahkan dengan gadis yang disebutkan. Pemilik menikahkan sendiri gadisnya dengan disaksikan beberapa orang, tanpa perantara penghulu. Setelah akad nikah berlangsung, tuan pemilik kebun memerintahkan Idris menemui putrinya di kamarnya. Ternyata, bukan gadis buta, tulis, bisu dan lumpuh yang ditemui, namun seorang gadis cantik yang nyaris sempurna. Namanya Ruqayyah. Sang pemilik kebun tidak rela melepas Idris begitu saja. 
Seorang pemuda yang jujur dan menjaga diri dari makanan yang tidak halal . Ia ambil Idris sebagai menantu , yang kelak memberinya cucu bernama Syafi’i , seorang ulama besar, guru dan panutan bagi jutaan kaum muslimin di dunia.

Sumber : NU Online
Share:

KARAMAH AULIA ALLAH DALAM AL QURAN

Karamah Waliyullah
Syaikhul Islam Imam Ibnu Hajar al-Haitami di tanyakan apakah karamah aulia memang benar ada?

Syaikhul Islam Imam Ibnu Hajar al-Haitami menjawab:

Karamah aulia adalah benar ada, ini adalah keyakinan ulama Ahlus sunnah wal jamaah yang terdiri dari para fuqaha’, ulama ushul, ulama hadits dan para ulama spesialis ilmu lainnya. Hanya kaum mu’tazilah dan kelompok-kelompok yang mengikuti kesesatan mereka yang tidak mengakui adanya karamah aulia.
Beberapa karamah yang Allah sebutkan dalam al-quran:

Kisah Siti Maryam yang mendapat makanan pada saat beliau dalam kamarnya sebagaimana di ceritakan dalam al-quran surat Ali Imran 37:

كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا الْمِحْرَابَ وَجَدَ عِنْدَهَا رِزْقًا قَالَ يَا مَرْيَمُ أَنَّى لَكِ هَذَا قَالَتْ هُوَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Setiap Zakariya masuk untuk menemui Maryam di mihrab, ia dapati makanan di sisinya. Zakariya berkata: "Hai Maryam dari mana kamu memperoleh (makanan) ini?" Maryam menjawab: "Makanan itu dari sisi Allah." Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa hisab.(Q.S. Ali Imran 37)

Kisah Siti Maryam ketika menggoyangkan pohon kurma, seketika itu juga pohon kurma terebut berbuah dan masak dan berguguran buah kurma, padahal saat tersebut bukanlah musim kurma. Hal ini Allah ceritakan dalam al-quran surat Maryam ayat 25:

 (23) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيّ 
 (24) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا 
(25) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا 

Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: "Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan."(23) 
Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu.(24) 
Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu. (25) (Q.S. Maryam 23-25)

Kisah Khidir bersama Nabi Musa yang melakukan tiga hal yang ganjil yang di pertanyakan oleh Nabi Musa; , merusak sampan milik orang miskin, membunuh anak anak kecil, dan menegakkan dinding rumah di desa yang penduduknya tidak mau menjamu mereka. Hal ini baru bisa di jadikan sebagai contoh karamah ualia bila berdasarkan pendapat bahwa Khidir bukanlah Nabi tetapi aulia Allah (namun pendapat yang kuat bahwa beliau adalah  Nabi) sebagaimana Allah ceritakan dalam al-quran surat al-Kahfi ayat 65 - 82 :

 فَوَجَدَا عَبْدًا مِنْ عِبَادِنَا آتَيْنَاهُ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَعَلَّمْنَاهُ مِنْ لَدُنَّا عِلْمًا (65) قَالَ لَهُ مُوسَى هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَى أَنْ تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا (66) قَالَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا (67) وَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَى مَا لَمْ تُحِطْ بِهِ خُبْرًا (68) قَالَ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ صَابِرًا وَلَا أَعْصِي لَكَ أَمْرًا (69) قَالَ فَإِنِ اتَّبَعْتَنِي فَلَا تَسْأَلْنِي عَنْ شَيْءٍ حَتَّى أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا (70) فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا رَكِبَا فِي السَّفِينَةِ خَرَقَهَا قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا إِمْرًا (71) قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا (72) قَالَ لَا تُؤَاخِذْنِي بِمَا نَسِيتُ وَلَا تُرْهِقْنِي مِنْ أَمْرِي عُسْرًا (73) فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا لَقِيَا غُلَامًا فَقَتَلَهُ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةً بِغَيْرِ نَفْسٍ لَقَدْ جِئْتَ شَيْئًا نُكْرًا (74) قَالَ أَلَمْ أَقُلْ لَكَ إِنَّكَ لَنْ تَسْتَطِيعَ مَعِيَ صَبْرًا (75) قَالَ إِنْ سَأَلْتُكَ عَنْ شَيْءٍ بَعْدَهَا فَلَا تُصَاحِبْنِي قَدْ بَلَغْتَ مِنْ لَدُنِّي عُذْرًا (76) فَانْطَلَقَا حَتَّى إِذَا أَتَيَا أَهْلَ قَرْيَةٍ اسْتَطْعَمَا أَهْلَهَا فَأَبَوْا أَنْ يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَنْ يَنْقَضَّ فَأَقَامَهُ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَاتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا (77) قَالَ هَذَا فِرَاقُ بَيْنِي وَبَيْنِكَ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا (78) أَمَّا السَّفِينَةُ فَكَانَتْ لِمَسَاكِينَ يَعْمَلُونَ فِي الْبَحْرِ فَأَرَدْتُ أَنْ أَعِيبَهَا وَكَانَ وَرَاءَهُمْ مَلِكٌ يَأْخُذُ كُلَّ سَفِينَةٍ غَصْبًا (79) وَأَمَّا الْغُلَامُ فَكَانَ أَبَوَاهُ مُؤْمِنَيْنِ فَخَشِينَا أَنْ يُرْهِقَهُمَا طُغْيَانًا وَكُفْرًا (80) فَأَرَدْنَا أَنْ يُبْدِلَهُمَا رَبُّهُمَا خَيْرًا مِنْهُ زَكَاةً وَأَقْرَبَ رُحْمًا (81) وَأَمَّا الْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَامَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِي الْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُ كَنْزٌ لَهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَنْ يَبْلُغَا أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنْزَهُمَا رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ وَمَا فَعَلْتُهُ عَنْ أَمْرِي ذَلِكَ تَأْوِيلُ مَا لَمْ تَسْطِعْ عَلَيْهِ صَبْرًا (82)

Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami (65) Musa berkata kepada Khidhir: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?"(66) Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku.(67) Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?"(68) Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun."(69) Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu."(70) Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhir melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar. (71) Dia (Khidhir) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku."(72) Musa berkata: "Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku."(73) Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhir membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar." (74) Khidhir berkata: "Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat sabar bersamaku?" (75) Musa berkata: "Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah kamu memperbolehkan aku menyertaimu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur padaku" (76) Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhir menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu "(77) Khidhir berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat

Kisah Zulqarnain yang membuat benteng dari tembaga untuk membendung kaum Ya’juj dan Ma`juj, sebagaimana Allah ceritakan dalam surat al-Kahfi ayat ke :

آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِ حَتَّى إِذَا سَاوَى بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُوا حَتَّى إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا (96) فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا (97

berilah aku potongan-potongan besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi panas itu."(96) Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. (97)


Kisah Ashabul kahfi dan anjing yang tidur dalam gua selama 309 tahun sebagaimana Allah ceritakan dalamm surat al-Kahfi ayat 9 – 25.



Kisah Ashif bin Barikha yang memindahkan istana Ratu Balqis dalam sekejap ke tempat Nabi Sulaiman as, sebagaimana Allah ceritakan dalam al-quran surat an-Namlu ayat 40:


قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرًّا عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّي غَنِيٌّ كَرِيمٌ (40)

Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (Q.S. an-Namlu 40)

Oleh : Abu Mudi Mesra Samalanga Aceh
(9 Ramadhan 1435 H)
Pengajian Fatawa Hadistiyah Syaikhul Islam Ibnu Hajar al-Haitami ba'da shubuh di Mesjid Raya Komplek LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga ACEH
Share:

BIOGRAFI IMAM ASY SYARWANI

Beliau adalah al-Imam Abdul Hamid bin al-Husain al-Daghistani  al-Syarwani al-Makki. Tidak ada  informasi tentang tahun kelahirannya. Hanya saja, setelah  beliau menekuni berbagai ilmu  agama di negerinya, Daghistan, beliau mengembara ke Negara- negara Islam dalam rangka menuntut ilmu. Ia mengembara ke Istanbul, lalu ke Mesir. Di kedua kota pusat keilmuan Islam  pada masa tersebut, al-Syarwani  menimba ilmu dari para ulama terkemuka di sana, antara lain  Syaikh Mushthafa al-Wadini dan  Syaikhul-Islam Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri. Kemudian setelah menamatkan pendidikannya di kedua kota tersebut, beliau datang ke kota Makkah al-Mukarramah dan tinggal di tanah suci tersebut.Kesibukannya diisi dengan mengajar,mendidik para kader dan menulis karangan, hingga  merampungkan Hawasyi (catatan pinggir) terhadap Tuhfah al- Muhtaj Syarh al-Minhaj, karya  Ibnu Hajar al-Haitami, dan dicetak di Mesir dalam 10 jilid. 
Al-Syarwani menguasai tiga bahasa, Arab, Persia dan Turki. Ia mengambli Tarekat Naqsyabandiyah dari Syaikh Muhammad Muzhhir, mendapat ijazah dan menjadi murid beliau.Secara kepribadian, al-Syarwani seorang ulama yang disiplin,berwibawa dan lebih banyak diam. Pada akhir hayatnya, beliau sibuk mengajar. Banyak para pelajar yang berkumpul bersama beliau, menimba ilmu zhahir maupun batin. Biasanya, setelah waktu shubuh beliau mengajar kitab Tuhfah karya Ibnu Hajar. Al- Syarwani memang penganut mazhab Syafi’i yang sangat kuat. Beliau juga senang menyendiri  dan banyak melakukan uzlah. Selesai sarapan pagi, biasanya beliau masuk kamar pribadinya di Madrasah Sulaimaniyah, duduk di sana hingga waktu ashar, membaca aurad dan melakukan muraqabah kepada Allah. Ia tidak membolehkan siapapun masuk ke kamarnya, kecuali anak-anaknya, selain pada hari Jum’at dan Selasa. Pada dua hari itu, biasanya melayani orang-orang yang punya hajat pada beliau.  Ia juga selalu menjaga awal waktu dalam menunaikan shalat maktubah dan selalu berhati-hati.  Dalam mendidik murid-muridnya, beliau mendidik mereka dengan cara yang sederhana, tidak terlalu ketat, seperti yang dilakukan oleh guru-gurunya. Hanya saja aspek keilmuan beliau lebih popular dari pada aspek spiritualnya.Ketika menyendiri,biasanya beliau menelaah kitab-kitab, terutama dalam mengoreksi karyanya, Hawasyi ‘ala Tuhfah al- Muhtaj. Al-Syarwani telah diperintahkan oleh gurunya,Syaikh Muhammad Muzhir,untuk menjadi penggantinya sebagai Mursyid Tarekat Qadiriyah Naqsyabandiyah. Al-Syarwani wafat pada malam 
Kamis, 26 Dzul Hijjah tahun 1301 Hijriah/1814 M. 
 Karya monumental Imam al- Syarwani
Semoga Allah menyirami beliau dengan rahmat-Nya dan mengalirkan berkahnya kepada kita, amin. Demikian informasi yang dicatat dalam sejarah. 





Share:

DOA KHATAM MAJELIS ILMU AHLI YAMAN


 :ﺃﻫﻞ ﺣﻀﺮﻣﻮﺕ ﺃﻥ ﻳﺨﺘﻤﻮﺍ ﺑﻪ ﻣﺠﺎﻟﺴﻬﻢ ﺍﻟﻔﻘﻬﻴﺔ ﻭ ﻓﻲ ﻏﻴﺮ ﺗﻠﻚ ﺍﻟﺪﻳﺎﺭ ﺃﻳﻀﺎ 


MAJELIS ILMU HABIB UMAR AL HAFIZD


ﺭﺑﻨﺎ ﺍﻧﻔﻌﻨﺎ ﺑﻤﺎ علمتنا 
ﺭﺏ ﻋﻠﻤﻨﺎ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﻨﻔﻌﻨﺎ 

ﺭﺏ ﻓﻘﻬﻨﺎ ﻭﻓﻘﻪ ﺍﻫﻠﻨﺎ 
ﻭﻗﺮﺍﺑﺎﺕ ﻟﻨﺎ ﻓﻲ ﺩﻳﻨﻨﺎ 
ﻣﻊ ﺃﻫﻞ ﺍﻟﻘﻄﺮ ﺃﻧﺜﻰ ﻭﺫﻛﺮ 

ﺭﺏﻭﻓﻘﻨﺎ ﻭﻭﻓﻘﻬﻢ ﻟﻤﺎ 
ﺗﺮﺗﻀﻲ ﻗﻮﻻ ﻭﻓﻌﻼ ﻛﺮﻣا 

ﻭﺍﺭﺯﻕ ﺍﻟﻜﻞ ﺣﻼﻻ ﺩﺍﺋﻤﺎ 
ﻭﺃﺧﻼﺀﺃﺗﻘﻴﺎﺀ ﻋﻠﻤﺎﺀ 
ﻧﺤﻈﻰ ﺑﺎﻟﺨﻴﺮ ﻭﻧﻜﻔﻰ ﻛﻞ شر 

ﺭﺑﻨﺎ ﺃﺻﻠﺢ ﻟﻨﺎ ﻛﻞ ﺍﻟﺸﺌﻮﻥ 
ﻭﺃﻗﺮ ﺑﺎﻟﺮﺿﺎ ﻣﻨﻚ ﺍﻟﻌﻴﻮﻥ 

ﻭﺍﻗﺾ ﻋﻨﺎ ﺭﺑﻨﺎ ﻛﻞ ﺍﻟﺪﻳﻮﻥ 
ﻗﺒﻞ ﺃﻥ ﺗﺄﺗﻴﻨﺎ ﺭﺳﻞ ﺍﻟﻤﻨﻮﻥ 
ﻭﺍﻏﻔﺮ ﻭﺍﺳﺘﺮ ﺃﻧﺖ ﺃﻛﺮﻡ ﻣﻦ ﺳﺘﺮ 

ﻭﺻﻼﺓ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻐﺸﻰ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ 
ﻣﻦ ﺇﻟﻰ ﺍﻟﺤﻖ ﺩﻋﺎﻧﺎ ﻭﺍﻟﻮﻓﺎ 

ﺑﻜﺘﺎﺏ ﻓﻴﻪ ﻟﻠﻨﺎﺱ ﺷﻔﺎﺀ 
ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻵﻝ ﺍﻟﻜﺮﺍﻡ ﺍﻟﺸﺮﻓﺎﺀ 
ﻭﻋﻠﻰ ﺍﻟﺼﺤﺐ ﺍﻟﻤﺼﺎﺑﻴﺢ ﺍﻟﻐﺮﺭ 


ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺃﻫﺪﻧﺎ ﺑﻬﺪﺍﻙ
 ، ﻭﺃﺟﻌﻠﻨﺎ ﻣﻤﻦ ﻳﺴﺎﺭﻉ ﻓﻰ ﺭﺿﺎﻙ
 ، ﻭﻻ ﺗﻮﻟﻨﺎ ﻭﻟﻴﺎ ﺳﻮﺍﻙ 
، ﻭﻻ ﺗﺠﻌﻠﻨﺎ ﻣﻤﻦ ﺧﺎﻟﻒ ﺃﻣﺮﻙ ﻭﻋﺼﺎﻙ 
، ﻭﺣﺴﺒﻨﺎ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﻧﻌﻢ ﺍﻟﻮﻛﻴﻞ 
. ﻭﻻ ﺣﻮﻝ ﻭﻻ ﻗﻮﺓ ﺇﻻ ﺑﺎﻟﻠﻪ ﺍﻟﻌﻠﻰ ﺍﻟﻌﻈﻴﻢ
Share:

LIRIK YA RASULALLAH YA NABI


Ya Rasulullah ya ya nabi 
Laka syafa'ah wa hadza matlabi ya nabi 

Antal murtaja yaumaz ziham 
Isyfa'lana ya ya khairul anam 

Isyfa'lana lana lana ya habibana 
Laka syafa'ah ya Rasulullah 

Ludna bika ya ya habibun 
Anta lil khalqi ya ya thabibu 

Isyfa'lana lana lana ya habibana 
Laka syafa'ah ya Rasulullah 

Ji’talil barayah bisyar’il mubiin 
Tansyurul hidayah bainal alamin 

Isyfa'lana lana lana ya habibana 
Laka syafa'ah ya Rasulullah

Share:

Kamis, 25 Juni 2015

KISAH RAJA DAN PELAYANNYA

ilustrasi
Ada seorang Raja yang mempunyai seorang pelayan, yang dalam setiap kesempatan selalu berkata kepada sang Raja: "Yang Mulia, jangan khawatir, karena segala sesuatu yang dikerjakan Allah adalah sempurna, Ia tak pernah salah."
Suatu hari, mereka pergi berburu, pada saat mana seekor binatang buas menyerang sang Raja. Si pelayan berhasil membunuh binatang tersebut, namun tidak bisa mencegah Rajanya dari kehilangan sebuah jari tangan. Geram dengan apa yang dialaminya, tanpa merasa berterima kasih, sang Raja berkata, "Kalau Allah itu baik, saya tidak akan diserang oleh binatang buas dan kehilangan satu jari saya..!" Pelayan tersebut menjawab, "Apapun yang telah terjadi kepada Yang Mulia, percayalah bahwa Allah itu baik dan apapun yang dikerjakanNya adalah sempurna, Ia tak pernah salah." Merasa sangat tersinggung oleh respon pelayannya, sekembalinya ke istana, sang Raja memerintahkan para pengawalnya untuk memenjarakan si pelayan. Sementara dibawa ke penjara, pelayan tersebut masih saja mengulangi perkataannya: "Allah adalah baik dan sempurna adanya."
Dalam suatu kesempatan lain, sang Raja pergi berburu sendirian, dan karena pergi terlalu jauh ia ditangkap oleh orang-orang primitif yang biasa menggunakan manusia sebagai korban.Diatas altar persembahan, orang-orang primitif tersebut menemukan bahwa sang Raja tidak memiliki jari yang lengkap. Mereka kemudian melepaskan Raja tersebut karena dianggap tidak sempurna untuk dipersembahkan kepada dewa mereka. Sekembalinya ke istana, sang Raja memerintahkan para pengawal untuk mengeluarkan si pelayan dari tahanan, dan Raja itu berkata: "Temanku.. Allah sungguh baik kepadaku. Aku hampir saja dibunuh oleh orang primitif, namun karena jariku tidak lengkap, mereka melepaskanku."
Tapi aku punya sebuah pertanyaan untukmu. "Kalau Allah itu baik, mengapa Ia membiarkan aku memenjarakanmu ? Sang pelayan menjawab: "Yang Mulia, kalau saja baginda tidak memenjarakan saya, baginda pasti sudah mengajak saya pergi berburu, dan saya pasti sudah dijadikan korban oleh orang-orang primitif sebab semua anggota tubuh saya masih lengkap." Semua yang dikerjakan Allah adalah sempurna, Ia tak pernah salah. Seringkali kita mengeluh mengenai hidup kita, dan pikiran negatif pun membunuh pikiran kita yang positif.
Marilah berpikir positif dan percayalah akan kebaikan Allah setiap saat Allah pasti tahu mengapa Ia memilihmu untuk membaca pesan ini. Berbagilah dengan orang-orang yang anda kenal.
Tema kali ini tentang cerita ya saudaraku.. Smoga dari sini kita bisa mengambil hikmahnya agar lebih berhati-hati dlm bertindak untuk digunakan sehari-hari. alfaqir hanya bisanya copas, semoga dengan ini bisa bermanfaat, saling mengingatkan ya saudaraku

Share:

BUDAK YG SHALIH (WALIYULLAH)

Dikisahkan ada seorang laki-laki yang membeli budak , maka budak tersebut berkata kepada laki-laki itu :
" Wahai Tuanku , aku mau menjadi budakmu asal kau bersedia memenuhi tiga syarat yang akan aku ajukan padamu :
- yang pertama , jika waktu sholat telah tiba jangan cegah aku untuk mendirikan shalat ,
- yang kedua , jadikanlah aku pembantu untuk melayanimu ketika siang hari dan jangan kau bebani aku dengan kesibukan apapun dimalam hari ,
- yang ketiga , buatkanlah untukku sebuah rumah khusus yang mana tidak ada satupun orang yang bisa memasukinya selain aku .
Kemudian laki-laki itu berkata :" Baiklah , akan aku kabulkan permintaanmu , lihatlah rumah-rumah itu , silahkan pilih sesukamu ."Maka berkelilinglah budak itu diantara rumah-rumah yang ditunjukkan oleh tuannya tadi , dia melihat ke sebuah rumah yang sudah rusak , dan ia pun memilih rumah tersebut.
Lantas sang Tuan bertanya :
" Kenapa kamu memilih rumah yang sudah rusak ?"
Dan budak itu pun menjawab :
" Wahai tuanku , apakah kau tidak mengerti bahwa rumah yang sudah rusak ini jika ada Allah akan menjadi ramai dan menjadi taman yang indah ?"
Maka budak itupun menempati rumah itu hanya diwaktu malam saja .
Suatu ketika disebagian malam , tuannya mengundang beberapa orang untuk sekedar minum-minum dan bermain , ketika tengah malam jamuan sudah selesai dan semua teman-temannya sudah pulang , maka berkelilinglah sang tuan tersebut ke sekitar rumah dan tiba-tiba tanpa disengaja pandangannya tertuju pada kamar budaknya tersebut . Ternyata didalam kamar itu ada lampu yang bersinar terang dari cahaya dan memancar ke langit , yang mana budaknya sedang bersujud kepada Allah sembari berdo'a :
" Yaa Allah , Engkau mewajibkan kepada hamba untuk melayani tuanku diwaktu siang , andaikan tidak seperti itu maka aku tidak akan disibukkan dengan siapapun kecuali hanya untuk khidmah kepadaMU , baik diwaktu siang maupun malam , maka ampunilah hamba Yaa Rabb.
Maka tak henti-hentinya tuannya itu melihat kearahnya , hingga tiba waktu fajar selesai naiklah cahaya itu ke langit sedang atappun masih utuh .
Kemudian sang tuan tadi mendatangi dan mengabari istrinya mengenai kejadian yang telah dialaminya itu .
Dan pada malam berikutnya , berdirilah keduanya { sang tuan dan istrinya } disebelah kamar budaknya tersebut , maka melihatlah mereka kepada cahaya yang sungguh terang benderang yang memancar ke atas langit , sedangkan budak tersebut dalam keadaan bersujud dan bermunajat hingga terbitnya fajar .
Kemudian mereka berdua meminta dido'akan oleh budaknya tersebut , dan keduanya berkata :
" Sesungguhnya engkau merdeka dihadapan Allah , sehingga engkau meluangkan waktu untuk melayani orang yang merepotkanmu ." "
Sang Tuan tersebut kemudian menceritakan apa yang telah dilihatnya bersama istrinya tadi kepada budaknya , dan ketika budak itu mendengar cerita itu , ia lantas menengadahkan kedua tangannya dan berkata :
" Yaa Allah , bukankah aku telah meminta kepada Engkau agar menutup rahasiaku dan keadaanku ini ? Maka ketika Engkau telah membuka rahasiaku , maka cabutlah nyawaku ."
Kemudian sang budak itu jatuh dan meninggal dunia seketika itu juga .
Wallaahu A'lam
, KITAB AN NAWADIR HIKAYAT 2 (KEUTAMAAN QIYAMUL LAIL)

Share:

HATI-HATI MEMILIH MENANTU

Diceritakan, dahulu di kota marwu (salah satu kota di negara Persia), terdapat seorang laki-laki yang bernama Nuh bin Maryam, ia adalah seorang pemimpin sekaligus Qadli kota tersebut. Ia adalah seorang laki-laki yang banyak mendapatkan nikmat juga harta benda yang melimpah.
Ia juga seorang bapak yang memiliki seorang anak gadis yang sangat cantik, baik, menarik, sungguh sempurna sekali kecantikannya. Telah banyak para pembesar, petinggi, atau pemuda-pemuda kaya yang datang untuk melamarnya. Tetapi tak ada seorang pun dari mereka yang datang, dapat membuat tertarik hati syaikh Nuh bin Maryam untuk melepaskan anak gadisnya.
Karena melihat putrinya sudah waktunya menikah, tetapi belum menemukan sosok yang cocok sebagai pendamping putrinya, syaikh Nuh bin Maryam merasa gundah dan susah menghadapi masalah ini. “Jika aku memilih salah satu dari mereka, maka sebagian yang lain tentu akan merasa kecewa”, kata syaikh Nuh bin Maryam.
Syaikh Nuh bin Maryam memiliki seorang budak laki-laki yang bernama Mubarok, ia adalah seorang budak yang berasal dari India dan merupakan seorang budak laki-laki yang sangat bertaqwa. Beliau memiliki kebun yang sangat luas, kebun tersebut ia tanami dengan berbagai macam pohon, buah-buahan, juga tumbuh-tumbuhan.
Syaikh Nuh bin Maryam berkata kepada budak laki-lakinya; “Aku ingin engkau merawat dan menjaga kebunku”. Mendapat perintah tersebut, ia lalu mulai menjaga dan menetap di kebun syaikh Nuh bin Maryam selama satu bulan penuh.
Beberapa hari kemudian setelah Mubarok mulai menjaga kebun tersebut, tuannya mengunjungi kebun untuk melihatnya. Ia berkata kepada Mubarok; “Wahai Mubarok, petikkan aku segenggam anggur”. Mendapat perintah demikian, Mubarok segera mengambilkan segenggam kurma, tetapi anggur yang dipetikkan oleh Mubarok, ternyata terasa masam.
Mendapat anggur yang masam, syaikh Nuh bin Maryam memerintahkan Mubarok untuk memetikkan anggur yang lain; “Petikkan aku anggur yang lain, yang tadi masam rasanya…!”
Mendapatkan perintah demikian, ia mulai memetikkan anggur yang lain, tetapi lagi-lagi anggur yang ia petik masam juga rasanya. Mengetahui hal tersebut, syaikh Nuh bin Maryam heran lalu bertanya pada Mubarok;
“Wahai Mubarok, dari anggur sebanyak ini, kenapa engkau tidak bisa memetikkan untukku anggur yang manis, engkau malah memetikkan anggur yang masam??”.
“Wahai tuanku, sungguh aku tak tau, mana anggur yang manis dan mana anggur yang masam”, kata Mubarok. “Subhanallah, engkau hidup satu bulan penuh dalam kebun anggur tetapi engkau belum bisa membedakan mana anggur yang manis dan mana yang masam??”. “benar wahai tuanku, aku tidak bisa membedakannya”, kata Mubarok.
“Kenapa engkau tidak mencicipi anggur tersebut, agar tau rasanya?”, kata syaikh Nuh bin Maryam. “Engkau hanya memerintahkan aku untuk menjaganya, dan tidak memerintahkan aku untuk mencicipinya, bagaimana bisa aku mengkhianatimu wahai tuanku?!”. Kata Mubarok.
Mendengar jawaban demikain, al-Qadli syaikh Nuh bin Maryam merasa takjub akan kejujuran pemuda ini, lalu berkata; “Semoga Allah menjagamu atas amanah yang engkau emban wahai pemuda”.
Syaikh Nuh bin Maryam sekarang tau, bahwa pemuda yang sedang berada di hadapannya adalah pemuda yang memiliki akal yang cerdas. Syaikh Nuh bin Maryam berkata; “Wahai anak muda, sungguh hatiku saat ini sangat senang kepadamu, dan aku ingin, engkau melaksanakan perintahku berikutnya”.
“Aku selalu mentaati Allah Ta’ala dan perintahmu wahai syaikh”, kata Mubarok. Syaikh Nuh bin Maryam berkata; “Sesungguhnya aku memiliki seorang putri yang sangat cantik dan sudah pernah di khitbah oleh banyak para pembesar dan orang-orang penting, tetapi aku masih belum tau, siapa di antara mereka yang harus aku jadikan menantu, apa saranmu atas masalahku ini??”.
Mubarok berkata; “Orang-orang kafir zaman jahiliyyah, mereka lebih mengutamakan keturunan, nasab, kemasyhuran keluarga, juga kedudukan”.
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani lebih mengutamakan keelokan dan kecantikan. Pada masa Nabi shalallahu’alaihi wasallam, para sahabat lebih mengutamakan kebaikan agama juga ketaqwaan”.
“Sedangkan di zaman kita sekarang, dalam masalah mencari mantu, para orang tua lebih mengutamakan banyaknya harta benda. Oleh karena itu wahai syaikh, anda bebas menentukan pilihan anda dari empat hal ini”.
Mendapat jawaban demikian, syaikh Nuh bin Maryam berkata; “wahai pemuda, aku lebih memilih calon yang kokoh agamanya, bertaqwa dan amanah. Oleh karena itu, aku ingin menjadikan engkau sebagai menantuku. Karena aku sungguh telah menemukan kebaikan, agama yang kokoh, juga amanah pada dirimu. Juga engkau adalah pemuda yang memiliki iffah (kemulyaan diri) juga penjagaan diri yang bagus”.
Mendegar ucapan tuannya, Mubarok berkata; “Wahai tuan, saya adalah seorang budak yang berasal dari India dan berkulit hitam yang telah engkau beli dengan hartamu, kenapa engkau malah ingin menikahkan aku dengan anakmu? Mengapa engkau malah meilihku dan ridlo kepadaku?”. “Berdirilah bersamaku menuju rumahku untuk merembug masalah ini, kata syaikh Nuh bin Maryam.
Setelah syaikh Nuh bin Maryam bersama Mubarok sampai di rumah, beliau berkata kepada istrinya; “Ketahuilah, pemuda India ini adalah seorang pemuda yang baik agamanya juga bertaqwa, aku suka akan kesalehannya dan aku ingin menikahkannya dengan anak kita, apa pendapatmu mengenai hal ini?”.
“Semua keputusan berada di tanganmu wahai suamiku, tetapi berilah aku waktu sebentar untuk memberitahu anak kita, aku ingin mendengar jawabannya”, kata sang istri. Sesampainya istri syaikh Nuh bin Maryam kepada anaknya, ia berkata kepadanya tentang keinginan ayahnya.
Mendengar perkataan ibunya, gadis tersebut menjawab; “Jika hal tersebut sudah menjadi pilihan ayah dan ibu, maka aku akan melaksanakannya, aku tidak akan pernah menentang keputusan ayah dan ibu, aku akan selalu berbuat baik kepada ayah dan ibu”.
Mendapat persetujuan dari anak gadisnya yang sangat salihah ini, syaikh Nuh bin Maryam segera menikahkan Mubarok dengan anak gadisnya tersebut.
Setelah pernikahan, syaikh Nuh bin Maryam memberikan harta yang sangat banyak sekali kepada kedua mempelai tersebut, dan tidak begitu lama kemudian, lahirlah dari kedua pasangan yang saleh dan salihah tersebut seorang anak laki-laki tampan yang kemudian dinamai Abdullah.
Dialah anak yang kelak sangat terkenal di kalangan Ulama Islam dengan nama Abdullah bin Mubarok, seorang ulama besar yang memiliki banyak ilmu, zuhud, dan banyak meriwayatkan hadits-hadits Nabi shalallahu’alaihi wasallam. Sampai saat ini, nama besar Abdullah bin Mubarok masih dikenang dalam dunia Islam.


ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺍﻥ ﻛﻨﺖ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﺍﺭﺯﻗﻨﻲ ﺯﻭﺟﺔ ﺻﺎﻟﺤﺔ ﻭﺍﻥ ﻟﻢ ﺍﻛﻦ ﺻﺎﻟﺤﺎ ﺍﺭﺯﻗﻨﻲ ﺯﻭﺟﺔ ﺗﺼﻠﺤﻨﻲ

Dipetik dari kitab at-Tibr al-Masbuk fi Nashihah al-Muluk karya al-Imam al-Ghazali oleh al-Faqir As'ad.

Share:

Senin, 22 Juni 2015

SURAT PELACUR DAN TANGISAN WALIYULLAH


Diriwayatkan dari Sa’dun bin Aban, dari Dahyun bin Rasyid, dia berkata: “Suatu hari saya berada di Madinah, tiba-tiba ada seorang lelaki bertanya: “Apakah di sini ada seorang lelaki dari Afrika?Saya menjawab: “Saya dari Afrika”. Dia bertanya lagi: “Berasal dari Qairuwan?” Saya menjawab:“Iya.” Dia bertanya kembali: “Apakah Anda kenal Buhlul bin Rasyid?” Saya menjawab: “Iya,saya mengenalnya.” Lantas ia memberikan sepucuk surat seraya berkata: Pujian manusia terkadang hanyalah semata-mata ujian dari Allah SWT. Orang-orang saleh tidak memandangnya sebagai sebuah kesempatan untuk semakin membanggakan diri di hadapan manusia. Bahkan terkadang hal itu justru membuat mereka semakin sedih dan takut kepada Allah, seperti halnya yang terjadi pada Buhlul bin Rasyid al Qairuwani al-Maliki, salah seorang sahabat Imam Malik yang dikenal sebagai seorang ahli ibadah yang zuhud dan wara’.

“Tolong sampaikan surat ini ke Buhlul!” Kemudian saya pun menyampaikan surat itu ke Buhlul. Setelah menerima surat tersebut, Buhlul langsung membukanya. Ternyata surat tersebut dari seorang wanita Samarkandi Khurasan yang berisi: “Saya seorang wanita yang telah melakukan dosa besar yang tidak pernah dilakukan oleh orang selain saya. Kemudian saya bertobat kepada Allah Azza wa Jalla dan bertanya mengenai siapa para ahli ibadah di muka bumi Allah Ta’ala. Kemudian orang-orang menyebutkan empat orang, dan salah satunya adalah Buhlul dari Afrika. Wahai Buhlul, mohon berdoalah untuk saya agar Allah senantiasa memberi saya keistiqamahan pada hidayah-Nya ini.”

Setelah Buhlul membacanya, surat tersebut jatuh dari tangannya, ia  tersungkur, dan mulai menangis. Tak henti-hentinya kelopak matanya mengucurkan air mata, hingga membasahi surat yang jatuh tersebut. Kemudian ia berkata kepada dirinya sendiri: 



“Wahai Buhlul, kamu dikenal hingga ke Samarkandi Khurasan.

Celakalah kamu wahai Buhlul jika Allah tidak menutup aibmu kelak pada hari kiamat.” 


Buhlul merasa sedih karena kedudukannya di sisi Allah diketahui oleh manusia. Ia merasa semakin takut. Ketaqwaannya semakin bertambah, tidak semakin jumawa dan berbangga diri. Begitulah akhlak para wali Allah yang menganggap dunia dan isinya tidak lebih dari kotoran sampah yang tidak berguna, termasuk pujian-pujian yang diberikan oleh manusia.


Share:

Minggu, 21 Juni 2015

4 CARA BERTEMU NABI SAW

4 cara bertemu Nabi Muhammad saw dalam mimpi :

  1. Perbanyak shalawat kpd Nabi Muhammad SAW
      "Imam Hafiz as Sakhawi menyebutkan sekurang                     shalawat sehari 300 kali"

  1.   2. Mengagungkan sunnah nabi saw dan adab adab               Nabi Muhammad SAW
  
  3. Khidmah bagi ummah dan berbuat baik kepada                 seluruh manusia

  4. Jiwa selalu cinta dan rindu membara kepada baginda       Nabi Muhammad SAW

    


Dikutip dari video  Habib Ali Al Jufri
Share:

Kategori Artikel