Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Selasa, 16 Maret 2021

ADA APA DI BULAN SYA'BAN ?

1. Perubahan Arah Kiblat

Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa peristiwa perubahan arah kiblat terjadi pada bulan Syaban tepatnya pada tanggal ketiga belasnya. Abu Hatim Al-Bustiy berkata :


"Kaum muslimin melaksanakan salat menghadap ke arah Baitul Maqdis selama 17 bulan lebih tiga hari, kemudian ALLAH SWT memerintahkan Nabi untuk sholat menghadap ke Kabah pada hari ketiga belas pertengahan bulan Syaban."



2. Bulan Diangkatnya Amal Perbuatan Seorang Hamba


Imam Nasai meriwayatkan bahwa Usamah bin Zaid pernah bertanya kepada Nabi SAW, “Wahai Rasulullah, mengapa aku melihat engkau berpuasa pada bulan Syaban tidak seperti yang engkau lakukan ketika berpuasa pada bulan-bulan yang lain?’ kemudian Rasul menjawab, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya yaitu bulan yang terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan itulah amal-amal dihaturkan dan dilaporkan kepada Tuhan alam semesta. Oleh karenanya, aku ingin agar ketika amalku dipersembahkan kepada-Nya aku sedang berpuasa.”


Dari riwayat tersebut, terdapat kandungan hikmah dan petunjuk kepada kita bahwa bulan Syaban adalah saatnya amal kita dilaporkan kepada ALLAH SWT. Secara psikologis ketika amal itu dilaporkan sementara kita dalam keadaan berpuasa, akan member pengaruh positif terhadap hasil laporan tersebut, atau bisa jadi semua amal kita akan dihitung sebagai amal baik. Karenanya, puasa di bulan ini sebagaimana anjuran pada riwayat di atas memiliki nilai psikologis yang tinggi, selain tentunya kita mengamalkan salah satu sunnah Nabi Muhamad SAW.


Adapun riwayat lain yang menerangkan bahwa amal seseorang dilaporkan pada setiap hari Senin dan Kamis, ulama mengatakan bahwa yang dimaksud setoran setiap Senin dan Kamis adalah setoran khusus untuk menguji kualitas amal serta kelengkapan syarat dan rukunnya.


Sedangkan maksud sabda Nabi, “Pada bulan inilah, orang-orang banyak tidak menyadarinya,” adalah secara umum banyak umat yang memberikan perhatian lebih kepada bulan Rajab dengan segala kemuliaannya. Ketika bulan itu telah berlalu dan memasuki bulan Syaban, mereka menganggap tidak mendapatkan lagi kesempatan yang istimewa sehingga melalaikan ibadahnya karena bosan atau putus asa. Inilah yang diingatkan oleh Rasul SAW agar kita tidak terlena dan kendor semangat dalam menyambut dan mengisi bulan Syaban, karena bulan ini tidak kalah istimewanya dengan bulan sebelumnya.


Sedangkan riwayat tentang setoran amal pada setiap hari adalah amal-amal kita disetorkan tanpa dipilih dan diukur kualitasnya, dan ALLAH Maha Mengetahui atas segala sesuatu.



3. Melaksanakan Puasa Sunnah Bulan Syaban


Sayidah Aisyah Rha berkata :


“Tidak pernah Nabi SAW berpuasa pada suatu bulan lebih banyak dari bulan Syaban, karena pada bulan tersebut beliau berpuasa sebulan penuh. Nabi SAW bersabda, “Lakukanlah kebajikan sekuat yang kausanggupi, karena ALLAH tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri.”

(HR. Bukhari-Muslim).


Maksud sabda Nabi, “Sekuat yang kausanggupi,” adalah dalam melakukan ibadah hendaknya dilakukan dengan penuh semangat, motivasi tinggi, dan harapan kepada ALLAH, karena yang demikian akan menghilangkan kebosanan, kejemuan, dan keputusasaan. Semua sifat-sifat negatif itu jika menyertai ibadah seseorang akan menjadi benalu yang merusak pahalanya.


Berikutnya, maksud sabda Nabi, “karena ALLAH tidak akan bosan sehingga kalian bosan sendiri,” adalah bahwa ALLAH SWT tidak akan lelah atau menghentikan dalam memberi pahala bagi hamba-Nya yang beribadah. ALLAH juga akan selalu melipatgandakan pahala, selama hamba-Nya tekun dan semangat beribadah. Sebaliknya, ketika kita dihinggapi rasa bosan, malas, dan putus asa dalam beribadah, maka Allah pun akan mengurangi atau bahkan menghentikan pahala-Nya. Karena, mereka telah menghilangkan kesinambungan dalam beribadah.



4. Bulan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW


Disebut demikian karena menurut sebagaian ulama, salah satunya, Imam Al-Qusthulani dalam kitab Al-Mawaahib Al-Ladunniyyah bahwa ayat yang berisi perintah kepada kaum beriman untuk membaca shalawat, turun di bulan Sya`ban.


5. Bulan Yang Memiliki keutamaan Yang Besar.


Satu kebaikan di bulan-bulan yang lain mendapat 10x lipat. Pada bulan Rajab 70x lipat, bulan Sya’ban 700x lipat dan bulan Ramadhan 1000x lipat. Bulan Rajab bagaikan anginnya, bulan Sya’ban bagaikan awannya, sedangkan Ramadhan bagaikan hujannya.


Bulan Rajab khusus untuk mendapat ampunan ALLAH, bulan Sya’ban khusus untuk mendapat syafa’at sedangkan bulan Ramadhan khusus untuk mendapat kebaikan yang berlipat.


Hitungan tahun merupakan pohonnya, bulan Rajab merupakan hari-hari tumbuhnya daun, bulan Sya’ban merupakan hari berbuahnya sedangkan bulan Ramadhan merupakan hari-hari memetiknya.


Rajab adalah bulan membersihkan badan, Sya’ban adalah bulan membersihkan hati dan Ramadhan adalah bulan membersihkan Ruh.



ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻋﻠﻰ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺍﻷﻣﻲ ﻭﻋﻠﻰ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺗﺴﻠﻴﻤﺎ كثيرا



Ya ALLAH.. limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan kami Nabi Besar Muhammad, sang cahayaMu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah

aku dengan Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai sang Cahaya.

Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel