Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Jumat, 11 November 2016

Kalam Hubabah Ummu Salim 2016

 الله الرحمن الرحيم‎

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
‎السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Nota Tambahan – Diantara amalan yang dianjurkan oleh Hubabah Ummu Salim bin Umar bin Hafiz:
– Di dalam solat seseorang akan membaca surah al-Fatihah sebanyak 17 kali. Di luar solat pun seseorang itu digalakkan membaca surah al-Fatihah dengan niat ALLAH mengabulkan hajatnya. Barangsiapa yang membaca surah al-Fatihah setiap hari sebanyak 150 kali maka ALLAH akan mengabulkan hajatnya di dunia dan akhirahnya. Surah al-Fatihah ini akan berterusan dibaca (oleh orang yang beriman) tanpa merasa bosan kerana ia adalah Kalam ALLAH ﷻ.
– Barangsiapa yang berselawat kepada Nabi Muhammad ﷺ sekali, maka ALLAH akan berselawat kepadanya sepuluh kali. Barangsiapa yang berselawat kepada Nabi Muhammadﷺ  sepuluh kali maka ALLAH akan berselawat kepadanya seratus kali. Barangsiapa yang berselawat kepada Nabi Muhammadﷺseratus kali maka ALLAH akan berselawat kepadanya seribu kali. Barangsiapa yang berselawat kepada Nabi Muhammad  ﷺseribu kali maka ALLAH ﷻ akan memandangnya. Barangsiapa yang dipandang oleh ALLAH maka dia tidak akan diseksa mahupun diazab oleh ALLAH ﷻ.
– Nabi Muhammad ﷺ  menganjurkan kepada kita disaat tashyud akhir dalam solat untuk membaca doa:‎
اللهم إني أعوذ بك من عذاب جهنم، ومن عذاب القبر، ومن فتنة المحيا والممات، ومن شر فتنة المسيح الدجال. اللهم إني أعوذ بك من المأثم والمغرم.  يا مقلب القلوب والابصار ثبت قلبي على دينك
Transliterasi: ALLAHumma inni ‘audzubika min ‘adzabi jahannam wa min ‘adzaa bilqabr wa min fitnatil mahyaa wal mamat wa min sharra fitnatil masihi dajjal. ALLAHumma inni ‘audzu bika minal ma’thami wal maghram. Ya Muqallibal qulub wal absar tsabbit qalbi ‘ala dinik
Makna doa: Ya ALLAH, sesungguhnya aku berlindung kepadaMU daripada azab neraka jahannam, daripada azab kubur, daripada fitnah di dalam kehidupan dan setelah mati dan juga daripada fitnah al-masihi dajjal. Ya ALLAH, aku berlindung kepadaMU daripada perbuatan dosa dan daripada bebanan hutang. Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati dan penglihatan, tetapkan hatiku di dalam Agamamu.
‎ اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم. الله ورسوله أعلم
*Catatan Ukhti Mastura Fatimah Nurussana

Sumber ; Majelis Muwashalah Singapura 
Share:

Selasa, 08 November 2016

AKHIR ZAMAN MEDIA SUDUTKAN ISLAM


Tanda Menjelang Hari Kiamat

Sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu berkata:

ﺧَﻤْﺲٌ ﺃَﻇْﻠَﻠْﻨَﻜُﻢْ ﻣَﻦْ ﺃَﺩْﺭَﻙَ ﻣِﻨْﻬُﻦَّ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﺃَﻥْ ﻳَﻤُﻮﺕَ ﻓَﻠْﻴَﻤُﺖْ : ﺃَﻥْ ﻳَﻈْﻬَﺮَ ﺍﻟﺘَّﻼَﻋُﻦُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﺑِﺮِ، ﻭَﻳُﻌْﻄَﻰ ﻣَﺎﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜَﺬِﺏِ ﻭِﺍﻟْﺒُﻬْﺘَﺎﻥِ ﻭَﺳَﻔْﻚِ ﺍﻟﺪِّﻣَﺎﺀِ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺣَﻖٍّ، ﻭَﺗُﻘْﻄَﻊُ ﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡُ، ﻭَﻳُﺼْﺒِﺢُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻻَ ﻳَﺪْﺭِﻱ ﺃَﺿَﺎﻝٌّ ﻫُﻮَ ﺃَﻡْ ﻣُﻬْﺘِﺪٍ "

“Lima perkara yang akan menaungi kalian, barangsiapa yang menjumpai sesuatu dari lima perkara tersebut, kemudian mampu untuk mati, maka hendaklah mati; yaitu munculnya saling melaknat di atas mimbar, harta Allah (uang negara) diberikan untuk berdusta, memfitnah dan mengalirkan darah tanpa kebenaran, sanak famili telah putus hubungannya, dan seseorang tidak tahu apakah ia seorang yang sesat atau memperoleh petunjuk.”
(Hadits riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak [8303]. Al-Hakim berkata, “Hadits ini shahih sesuai persyaratan al-Bukhari dan Muslim”, dan disetujui oleh al-Dzahabi dalam Talkhish al-Mustadrak.)

Hadits di atas membicarakan tentang tanda-tanda menjelang hari kiamat. Dalam hadits tersebut disebutkan lima tanda-tanda:
1) Munculnya saling melaknat di atas mimbar, yang dilakukan oleh para penceramah yang kerjanya mengkafirkan dan menyesatkan umat Islam. Beberapa waktu yang lalu, saya bermaksud menunaikan shalat Jum’at di salah masjid di Jakarta, begitu sampai di pintu gerbang, ternyata khathibnya mengkafirkan mayoritas umat Islam, akhirnya tidak jadi shalat Jum’at di masjid tersebut. Dewasa ini melaknat umat Islam juga dilakukan melalui televisi dan radio, dengan tuduhan bid’ah dan kafir. Sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Wahabi dan Syiah akhir-akhir ini.
2) Harta Allah (uang negara) diberikan untuk berdusta dan memfitnah melalui media massa. Sebagaimana kita tahu, seringkali ada orang-orang memberikan kesaksian dan informasi bohong, dan bahkan isinya sarat dengan fitnah karena dibayar oleh lembaga tertentu atau oleh negara asing. Bahkan ada televisi yang kerjanya berbohong, menebarkan fitnah dan menyudutkan umat Islam. Anehnya pelaku di acara televisi tersebut, juga seorang yang masih mengaku muslim atau muslimah. Akhir-akhir ini, kebohongan dan fitnah juga banyak disebarkan oleh media online dan berbagai website di internet. Mereka dibayar oleh kelompok atau lembaga tertentu. Apabila kebohongan tersebut dilakukan tanpa mendapat keuntungan materi, alangkah ruginya pelakunya itu.
3) Mengalirkan darah tanpa kebenaran, dalam arti terjadi pembunuhan tanpa ada bukti kesalahan atau melalui proses pengadilan terlebih dahulu.
4) Sanak famili telah putus hubungannya, karena memperebutkan dunia dengan saudaranya, atau karena lemahnya kesadaran beragama.
5) Seseorang tidak tahu apakah ia seorang yang sesat atau memperoleh petunjuk, karena ia mencari ilmu bukan pada tempatnya. Adakalanya ia mencari ilmu melalui internet. Atau ia ikut aliran tertentu karena dibayar, tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya hakikat aliran yang diikuti. Wallahu a’lam.
Share:

Jumat, 04 November 2016

Tariqah dan Suluk


Tarekat ialah metode khusus yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju allah ta’ala melalui tahap-tahap .Dengan mengamalkan tharikat berarti mengadakan latihan jiwa ( riadhoh ) dan berjuang melarang hawa nafsu ( mujahadah ) membersihkan diri dari sifat-sifat tercela dan diisi dengan sifat-sifat yang terfuji dengan melalui perbaikan budi pekerti dalam berbagai seginya.

b.      Dengan bertariqat dapat mewujudkan rasa ingat kepada Allah Zat Yang Maha Besar dan Maha Kuasa atas segalanya dengan melalui jalan mengamalkan wirid dan dzikiran dan dibarengi dengan tafakkur yang secara teras-menerus.

c.       Dengan bertariqat akan tirnbul perasaan takut kepada Allah sehingga timbul pula dalam diri seseorang itu suatu usaha uxituk menghindarkan diri dari segala macam pengaruh duniawi yang dapat menyebabkan lupa kepada Allah.

d.      Jika thariqat dapat dilakukan dengan penuh ikhlas dan ketaatan kepada Allah, maka akan tidak mustahil dapat dicapai suatu tingkat alam ma'rifat, sehingga dapat diketahui pula segala rahasia dibalik tabir cahaya Allah dan Rasulnya secara terang benderang.




Suluk yang berarti menempuh jalan menuju kepada Tuhan Allah SWT. Suluk juga disebut khalwat, yaitu berada ditempat yang sunyi sepi, agar dapat beribadat dengan khusuk dan sempurna. Suluk ini juga disebut iktikaf. Seseorang yang melaksanakan suluk dinamakan salik. Orang suluk beriktikaf di masjid atau surau, sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW atau Salafus Shaleh. Masa suluk itu dilaksanakan 10 hari, 20 hari atau 40 hari. Orang yang melaksanakan suluk itu wajib di bawah pimpinan seorang yang telah ma’rifat, dalam hal ini adalah Syekh Mursyid.

Pengertian suluk adalah ikhtiar menempuh jalan menuju kepada Tuhan Allah, semata-mata untuk mencari keridlaan-Nya. Hakikat suluk adalah usaha, ikhtiar dengan sungguh-sungguh untuk membersihkan diri rohani maupun jasmani, dengan bertobat dan mengosongkan diri pribadi dari sifat-sifat buruk (maksiat lahir maupun batin), dan mengisinya dengan sifat-sifat terpuji, taat lahir maupun batin. Setiap orang yang suluk meyakini, bahwa dirinya akan menjadi bersih dan tobatnya akan diterima oleh Allah SWT, sehingga dia menjadi taqarrub, dekat diri kepada-Nya.
Share:

Sabda Rasulullah Bagi yang Menjauhi Ulama

Ikuti ulama, nurut sama ulama, jangan jauh dari ulama, tinggalkan ulama palsu....


Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda :

سيأتى زمان على امتى يفرون من العلماء والفقهاء فيبتليهم الله بثلاث بليات : اولاها يرفع الله البركة من كسبهم و الثانية يسلط الله تعالى عليهم سلطانا ظالما والثالثة يخرجون من الدنيا بغير ايمان

Artinya : Akan datang suatu masa dimana umatku menjauhkan diri dari para Ulama dan Fuqaha, maka Allah menimpakan tiga bencana atas mereka : pertama, dicabut kembali berkah usahanya ; kedua, dikuasakan penguasa lalim (dzalim) atas mereka ; dan ketiga mereka meninggalkan alam dunia (mati) tanpa membawa iman”.
Share:

Rabu, 02 November 2016

TERJEMAH RESMI NASEHAT HABIB UMAR TENTANG DEMO DAN MEMILIH PEMIMPIN








وجدنا تساؤلات عند كثير من أهل أندونسيا هل نخرج في مظاهرة أو لا نخرج ؟
Telah sampai kepada kami banyak pertanyaan dari masyarakat Indonesia,  “Apakah kami sebaiknya turut serta berdemonstrasi ataukah tidak ?”

والأصل أن كل ما لم يدخل تحت نهي الشرع ولم يخالف القانون القائم من خروج ومن عدم خروج يجب أن ينضبط الكل بضوابط الشرع المصون وبما يستند إلى النظام القائم في البلد بحيث لا يؤدي ذا ولا ذا لاختراق صفوف المسلمين و التحريش بينهم. 
“Pada dasarnya segala sesuatu yang tidak dilarang oleh syariat dan tidak melanggar peraturan pemerintah yang berlaku, - dalam urusan berdemonstrasi maupun tidak - pada semua hal tersebut haruslah mengikuti ketentuan syariat dan aturan pemerintah yang berlaku di negara tersebut. Demikian sehingga tidak menimbulkan dampak negatif kepada agama maupun negara yang menimbulkan perpecahan serta permusuhan diantara sesama umat Islam.“

فكل ما كفله قانون البلد من حرية الناس عن تعبيرهم فليُعَبَّر عن ذلك بالطريقة السِلْمية التي لا تؤدي إلى هلاك البلد و فساده
“Dalam masalah ini, apapun yang telah dijamin oleh undang-undang negar terkait kebebasan masyarakat untuk menyampaikan aspirasi mereka, maka hendaknya dilakukan dengan cara yang damai yang tidak menimbulkan kehancuran dan kerusakan di negeri itu.”

فيجب أن يتفق المسلمون على وجوب تعظيم شعائر الله وآيات الله وهم في دينٍ علَّمهم أن لا يسبُّوا أصنام الكفار حتى لا يسب الكفارُ الإلهَ الحق
“Maka, umat Islam wajib bersepakat untuk  mengagungkan syiar-syiar Allah dan ayat-ayat-Nya. Dan umat Islam berada dalam sebuah agama yg mengajarkan agar tidak mencaci sesembahan orang kafir agar orang kafir tidak membalas dengan mencaci Allah Yang Maha Benar.”

ولا يجوز لمن خرج في مظاهرات أن يعتدي على أحد صغيرا كان أو كبيرا أو يُهدّم شيئا ليس له تهديمه كما لا يجوز أن يسب من لم يخرج، ومن لم يخرج لا يجوز له أن يسب الذي خرج. ولْيعلم أنه متفق معهم في الأصل. وهذا التفكير كيف يعبرون ؟  لهم فيه نظرات واجتهادات
“Mereka yang memutuskan ikut berdemonstrasi tidak boleh  melakukan penganiayaan terhadap orang lain. Baik anak kecil maupun orang dewasa. Atau merusak sesuatu yang tidak boleh dirusak. Sebagaimana tidak diperkenankan juga untuk mencaci orang-orang yang tidak ikut berdemonstrasi.“

“Adapun orang-orang yang tidak berdemonstrasi juga tidak diperbolehkan mencaci orang yang berdemonstrasi.”

“Dan hendaklah kedua belah pihak menyadari bahwa mereka mempunyai prinsip dan landasan yang sama. Hanya saja cara mengungkapkannya berbeda. Karena memiliki pandangan dan pertimbangan yang berbeda.” 

كما أنه لا حق في حكومة تَكْفَل حريات الناس أن تضربهم بغير حق أو أن تعتدي عليهم فلا حق لهم كذلك أن يعتدوا على بعضهم البعض ولا على الحكومة ( ان الله لا يحب المعتدين ) ( ولا عدوان إلا على الظالمين)
“Sebagaimana juga tidak diperbolehkan bagi pemerintah untuk mengekang kebebasan rakyatnya dalam mengekspresikan aspirasi mereka dengan menggunakan kekerasan tanpa alasan yang benar. Atau menyakiti orang yang berdemonstrasi tersebut.” 

“Begitu pula tidak diperbolehkan bagi mereka yang berdemonstrasi untuk saling menyakiti diantara mereka. Ataupun menghujat pihak pemerintah. Sebagaimana firman Alloh SWT ; (“Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” QS. 2 : 19). ("Dan tidak ada permusuhan kecuali terhadap orang orang yang zalim” QS. 2 : 193). 

ونقول للذي خرج ثم تسبب في إظهار البغضاء والشحناء وسب أحدا من الذين لم يخرجوا واتهمهم في دينهم على غير بينة، ليتك لم تخرج وحفظت المسلمين من هذا الشر الذي تسببت فيه
“Dan kami sampaikan kepada mereka yang keluar berdemonstrasi, apabila demontrasi tersebut menimbulkan kebencian dan permusuhan diantara sesama umat Islam,  serta memunculkan cacian terhadap orang yang tidak berdemonstrasi dan berprasangka buruk terhadap agama mereka tanpa bukti nyata, maka lebih baik bagi kalian untuk tidak keluar berdemonstrasi demi menjaga kebaikan kaum Muslimin sehingga tidak menimbulkan  keburukan dan penistaan.

ونقول لمن لم يخرج ثم أخذ يسب الخارجين وتسبب في فرقة وشتات أو مضاربة، ليتك خرجت ولم تَسُبَّ أحدا ولم تُسَبِّب هذه المشكلة
“Kami sampaikan kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi apabila mereka mencaci orang-orang yang berdemonstrasi sehingga menimbulkan permusuhan, perpecahan dan pertengkaran (diantara kaum Muslimin), maka lebih baik bagi kalian untuk turut berdemonstrasi tanpa mencaci orang lain dan tidak  menimbulkan dampak buruk.”

ونقول لمن خرج ومضى في طريق السلم ولم يبعث شقاقا ولا اعتداءا لك اجتهادك و نيتك أمرها إلى الله تبارك و تعالى
Dan kami sampaikan  kepada mereka yang turut berdemonstrasi dengan cara yang santun dan damai serta tidak menimbulkan permusuhan dan penistaan, “Bagimu ijtihadmu dan niatmu, dan semua itu kembalinya kepada Allah SWT.”

ونقول للذي لم يخرج ولم يتسبب في سب ولا شتم ولا إحداث شق بين المسلمين أصبتَ وأنت أقرب إلى السلامة فلا تترك حسن الدعاء والتضرع في صلاح البلاد والعباد وإذا جاء دورك في انتخاب أو غيره فاحذر أن تنتخب إلا من يتقي الله وإن صوتك أمانة
Kami sampaikan pula kepada mereka yang tidak turut berdemonstrasi dan tidak menjadi sebab timbulnya cacian, celaan dan perpecahan antara umat muslim, “Perbuatanmu sudah benar dan engkau lebih dekat dengan keselamatan. Jangan lupa  berdoa dengan penuh harap dan bersimpuh dihadapan Allah memohon kebaikan bagi umat dan negeri ini. “
“Dan apabila telah datang giliranmu untuk memilih pemimpin, hendaklah engkau tidak memilih pemimpin kecuali orang yang bertakwa kepada Allah SWT. Sebab hak pilihmu adalah amanat. “

فإن بدا لك في المرشحين من تعلم أنه يتقي الله تبارك وتعالى فدونك وهو. وإن التبس الأمر عليك فارجع إلى من تثق به من أهل علم الخشية والخوف من الله الذين لا غرض لهم في الدنيا لتنظر أهون الشرين أو من هو أقرب إلى مصلحة الناس فإن التبس الأمر عليك فاعتزل الكل.
هذا الذي فهمناه من هدي هذا المصطفى وهدي الصحابة والتابعين

“Apabila tampak bagimu bahwa diantara para kandidat ada orang yang bertakwa kepada Allah maka pilihlah dia.”
“Namun apabila engkau ragu, maka mintalah pendapat kepada orang yang engkau percayai dari orang-orang yang berilmu dan punya rasa takut kepada Allah, yang  tidak memiliki sedikitpun kepentingan duniawi, agar ia bisa menunjukkan kepada kalian mana perkara yang lebih ringan diantara dua hal yang buruk tersebut, atau siapa yang lebih bermanfaat untuk kepentingan manusia. Namun jika masih samar bagimu hal itu maka tinggalkanlah semuanya.”
“Inilah yang kami fahami dari ajaran Rasulullah, sahabat dan para tabi’in." 
ولا ينتظر منا أحد من الحكومات ولا من الأحزاب ولا غيرهم من بقية الشعب أن ندعو إليهم فإن علينا العهد أن لا ندعو إلا إلى الله.
“Dan kepada pemerintah, partai maupun rakyat manapun,  janganlah kalian 
menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian. Karena kami telah memiliki komitmen untuk tidak mengajak manusia kecuali kepada Allah semata. “

ونخاف أن يسود الوجه إذا خرجت كلمة نريد بها رضاء حكومة أو أحزاب أو شعب دون رضى الرب جل جلاله نخاف أن يسود بها الوجه يوم القيامة.
“Kami takut bahwa wajah kami akan dihitamkan  apabila keluar ucapan dari kami yang bertujuan untuk mencari ridho pemerintah, partai atau golongan manapun dan bukan ridho Allah. Sekali lagi, kami takut akan dihitamkan wajah kami kelak di hari kiamat.”

وهذا سبيل قدوتنا ونبينا {قل هذه سبيلي أدعو إلى الله}. فندعو إلى الله جميع الأحزاب والحكومات والشعوب. بل نقول للموجودين من غير المسلمين، حكموا العقل والفطرة ولا يؤثِر أحدكم مصلحة شخص على مصلحة عموم البلاد. فإنه إذا تصرف هكذا في وقت فلا بد أن يأتيه وقت ينقلب الأمر عليه وينعكس الحال فمهما رغبت في الدنيا وطمعت في كسبها فلا تجعلها سببا لإيذاء الآخرين وإيقاع الضر بالعموم.
Dan inilah jalan panutan kami, Nabi kami Muhammad SAW. (“Katakanlah inilah jalanku, aku mengajak manusia kepada Allah.” QS. 12 : 108)
“Kami mengajak semua partai dan semua pemerintahan dan rakyat hanya kepada Allah. “

Bahkan kami sampaikan kepada orang-orang yang non muslim : “Gunakan akal dan fitrah kalian, dan janganlah kalian mendahulukan kepentingan pribadi di atas kepentingan bangsa dan negara. Karena sesungguhnya bila kamu bertindak demikian maka akan datang suatu masa dimana keadaan akan berbalik. Dan kondisi akan terbalik. Seandainyapun kamu sangat menginginkan dunia, dan tamak dalam meraihnya, maka jangan sampai menyebabkan orang lain tersakiti dan menimbulkan dampak negatif pada masyarakat banyak.”

ونقول أنت عائش في بلد الأغلبية فيه مسلمون من قرون ولك الشرف أن تعيش بين المسلمين عقلت أو لم تعقل فراجع نفسك في الحساب.
وأما إذا أردت مغالبة الكثرة وذلة أهل الإيمان بالله فلا بد أن يذلك الذي آمنوا به في الدنيا قبل الآخرة.

“Kami sampaikan bahwasannya kalian (non muslim) hidup di negeri yang mayoritas muslim semenjak berabad lalu. Dan ini adalah suatu kehormatan bagi kalian hidup di antara mereka, baik kalian sadari maupun tidak. Maka hendaklah kalian melakukan introspeksi diri.”

“Dan apabila kalian orang-orang kafir berusaha mengalahkan yang mayoritas, yaitu Islam, dan merendahkan orang-orang yang beriman, maka kalian pasti akan dihinakan oleh Allah di dunia ini sebelum di akhirat.”

وهذه مهمة أهل الدين أن يدعو الكل إلى رب العالمين. وليس العلماء بضائع تشترى بقليل ولا كثير.

Dan ini adalah tugas tokoh agama untuk mengajak semua kalangan kepada Allah semata, dan Ulama bukanlah barang dagangan yang bisa dibeli dengan harga murah ataupun mahal. 

وجاء بعض السلاطين تائبا من سلطنته إلى الإمام الحسين ابن الشيخ أبي بكر بن سالم يقول ضع من تشاء في السلطنة وأنا تبت إلى الله لأغنم باقي عمري. فقال لو كانت السلطنة والإمارة وسلطة الدنيا تصلح للدواب ما ارتضيتها لدابَّتي.

Dahulu sebagian pejabat pemerintahan datang kepada Imam Husein Bin Syekh Abi Bakar bin Salim dalam keadaan bertaubat seraya berkata : "Angkatlah siapapun orang yang engkau inginkan untuk memegang jabatan ini. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah agar aku mendapatkan anugerah dalam sisa umurku." Beliau menjawab : "Apabila pemerintahan dan jabatan di dunia layak untuk diemban oleh hewan, niscaya aku tidak ridho diemban oleh hewan yang aku miliki."

من حمل خلافة الوحي وخلافة نور النبوة أيغترُّ بهذا الحكم الظاهري ؟
فاغنموا بركة المجلس ووجهة قلوبكم إلى من جمعكم حتى لا ينصرف أحدكم إلا وهو يريد وجهه.

“Apakah manusia pengemban amanah wahyu dan amanah cahaya kenabian akan tertipu oleh jabatan duniawi semacam ini ?” 
Maka manfaatkanlah oleh kalian keberkahan majelis ini dan tujukkanlah hati kalian kepada Dzat yang telah mengumpulkan kalian, sehingga tidaklah seseorang dari kalian pulang kecuali hanya mengharapkan ridha Allah SWT.”

توجهنا إليك متذللين بين يديك جنب إندونسيا وأهلها الفتن والبلايا واجعل النصر فيها للحق والهدى وسنة المصطفى وانشر بأهلها الدين في مشارق الأرض ومغاربها وادفع عنا شر أهل الهوى واجعل هوانا تبعا لما جاء به نبيك.

“Dan kami menghadap kepada-Mu, Ya Allah,  dalam keadaan merendahkan diri kami untuk urusan negeri Indonesia ini dan penduduknya, dari fitnah-fitnah dan musibah.”

“Berikanlah kepada mereka kemenangan dalam menjunjung kebenaran, petunjuk dan sunnah Rasulullah SAW dan sebarkanlah agama Islam kepada semua penduduk negeri baik di timur maupun di barat, dan jauhkanlah  kami dari keburukan orang-orang yang penuh hawa nafsu. Jadikan hawa nafsu kami mengikuti apa yang dibawa oleh Nabi-Mu.”

ومن أراد أن ينقل كلامنا في هذا الموضوع فلينقله بكامله. فإن أهل الهوى يلعبون بكلام العلماء وبكلام الله ويحذفون هذا ويأتون بهذا. ليصوروهم بالصورة التي يريدونها في تحقيق أغراضهم.

“Barang siapa yang ingin menukil (mengutip) pernyataan kami tentang hal ini , hendaknya ia menukilnya dengan lengkap.”
“Sebab orang-orang yang dikuasai hawa nafsu senantiasa memelintir ucapan para Ulama - bahkan (memelintir) firman Allah - dengan menghapus sebagian dan menambah sebagian yang lain. Tidak lain untuk menciptakan gambaran sesuai keinginan mereka demi mewujudkan tujuan mereka.”  

ونقول للجميع لا تنتظروا منا أن ندعو إليكم ولكن انتظروا منا أن ندعوكم إلى الله وندعوا الله لكم وكلنا عبيده فقراء إليه وإليه مرجعنا
(إن الينا إيابهم ثم إن علينا حسابهم)

“Kami sampaikan kepada semua, janganlah menunggu dari kami untuk mengajak umat kepada kalian. Akan tetapi, nantikanlah kami untuk mengajak kalian semua kepada Allah.”
“Dan kami mendoakan kalian semua. Kita semua adalah hamba Allah, sangat butuh kepada-Nya, dan hanya kepada Allah kita kembali.” 
(“Sesungguhnya hanya kepada Kami mereka kembali, kemudian Kami yang akan menghisab mereka.” QS. 88 : 26)
_________________________________________
Diterjemahkan dan edarkan resmi oleh Majelis Al-Wafa' bi 'Ahdila
Share:

Selasa, 04 Oktober 2016

Kisah Sufi Menjaga Hati

Suatu ketika, seorang sufi yang masih muda datang dengan maksud ingin berguru kepada Abu Said Abul Khair, seorang Guru Sufi yang terkenal karena ‘karamah’nya dan gemar mengajar tasawuf di pengajian-pengajian. Rumah guru sufi itu terletak di tengah-tengah padang pasir. Ketika sufi muda itu tiba di rumahnya, Abul Khair sedang memimpin Majelis pengajian, di tengah-tengah para muridnya.

Sewaktu Abul Khair membaca surah Al-Fatihah. Ia tiba pada ayat: ghairil maghdubi ‘alaihim, wa ladh dhallin. Sufi muda itu berpikir, “Bagaimana mungkin ia seorang Guru sufi terkenal?, makhraj bacaan Al Fatehahnya tidak bagus begitu. 

Bagaimana mungkin aku bisa berguru kepadanya. Bacaan Quran-nya saja tidak bagus.” Sufi muda itu mengurungkan niatnya untuk belajar kepada Abul Khair.
Sufi muda itu merasa salah memilih calon Guru baginya, dan ia memutuskan pulang dan mencari Guru lain yang makhraj bacaannya lebih bagus darinya. 

Begitu sufi muda itu keluar, ia langsung dihadang oleh seekor Singa Padang Pasir yang buas. Ia kemudian mundur menghindari Singa itu, akan tetapi di belakangnya ada seekor Singa Padang Pasir lain yang menghalanginya. Lelaki muda itu menjerit keras meminta tolong karena ketakutan.. 

Mendengar teriakannya, Abul Khair segera turun keluar meninggalkan majelisnya. Ia menatap kedua ekor Singa yang kelaparan itu dan menegur mereka, “Wahai Singa, Bukankah sudah kubilang padamu, jangan pernah kalian menganggu para tamuku!”

Kedua singa itu lalu bersimpuh di hadapan Abul Khair. Sang sufi lalu mengelus telinga keduanya dan menyuruhnya pergi. Lelaki muda itu keheranan, “Bagaimana mungkin Anda dapat menaklukkan Singa-Singa yang begitu liar?”

Abul Khair menjawab, “Anak muda, selama ini aku sibuk memperhatikan urusan hatiku.Bertahun-tahun aku berusaha menata hatiku, hingga aku tidak sempat berprasangka buruk kepada orang lain. 

Untuk kesibukanku menaklukkan hati ini, Allah SWT menaklukkan seluruh alam semesta kepadaku. Semua binatang buas di sini termasuk Singa-Singa Padang pasir yang buas tadi semua tunduk kepadaku. Sekarang apakah kamu menyadari kekuranganmu wahai anak muda ?
“Tidak , wahai Guru”, jawab anak muda itu.
“Selama ini kamu sibuk memperhatikan hal-hal lahiriah hingga nyaris lupa memperhatikan hatimu, karena itu kamu takut kepada seluruh alam semesta, dan ketakutan hanya karena Singa-Singa itu.”

Sahabatku
Betapa indah sekiranya kita memiliki hati atau qolbu yang senantiasa tertata terpelihara terawat dengan sebaik-baiknya. Kita akan senantiasa merasakan lapang tenteram tenang sejuk dan indah hidup di dunia ini. Semua ini akan tercermin dalam tiap gerak-gerik perilaku tutur kata, senyum tatapan mata riak air muka bahkan diam sekalipun.
Orang yang hatinya telah tertata dengan baik, ia tidak pernah merasa resah gelisah tidak pernah gundah gulana. Kemana pun pergi dan dimana pun berada ia senantiasa mampu mengendalikan hatinya. 

Diri senantiasa berada dalam kondisi damai dan mendamaikan tenang dan menenangkan tenteram dan menenteramkan. Ia yakin dengan keyakinan yang amat sangat bahwa hanya dengan mengingat dan merindukan Allah, hanya dengan menyebut-nyebut namaNYA setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya maka hati menjadi tenteram. Tantangan seberat apapun diterima dengan ikhlas.

Sebaliknya orang yang hati-nya tidak tertata akan mendapatkan kerugian yang berlipat-lipat. Tidak saja hati yang selalu gelisah namun juga orang lain yang melihat pun tidak akan menaruh hormat sedikit pun jua. Ia akan dicibir dan dilecehkan orang. Ia akan tidak disukai sehingga sangat mungkin akan tersisih dari pergaulan. Terlepas siapa orangnya. Adakah ia orang berilmu berharta banyak pejabat atau siapapun; kalau hatiya tidak ditata dengan baik alias berhati busuk niscaya akan mendapat celaan dari masyarakat yang mengenalnya. Derajatnya-pun mungkin akan sama atau bahkan lebih hina dari pada apa yang dikeluarkan dari perutnya.

Orang yang hatinya tertata rapih adalah orang yang telah berhasil merintis jalan ke arah kebaikan. Ia tidak akan tergoyahkan dengan aneka rayuan dunia yang tampak menggiurkan. Ia akan melangkah pada jalan yang lurus. Dari titik tahapan kebaikan itu hingga mencapai titik puncak. Sementara itu ia akan berusaha sekuat tenga untuk memelihara diri dari sikap sombong (ujub), riya’, hasad (dengki) dan perilaku rendah lainnya.

Sungguh betapa beruntung orang yang senantiasa bersungguh-sungguh menata hati karena berarti ia telah menabung aneka kebaikan yang akan segera dipetik hasil dunia akhirat. Sebaliknya, alangkah malangnya orang yang tidak pernah menata hatinya, selama hidup lalai dan membiarkan hatinya kusut masai dan kotor. Karena jangankan akhirat kelak bahkan ketika hidup di dunia pun nyaris tidak akan pernah merasakan nikmat hidup tenteram nyaman dan lapang.
Sahabatku,

Seperti Sufi Besar, Abu Said Abul Khair dalam kisah di atas yang dapat menaklukkan alam semesta akibat ia sibuk menata hatinya, bahkan sepasang Singa padang pasir yang sangat buas dan kelaparan bisa dengan mudah ia tundukkan. Sebaliknya sufi muda yang hendak berguru, akibat sibuk hanya mengurus makhraj bacaan Al Qur’an orang lain, dan berprasangka buruk pada calon Gurunya, maka ia dihantui ketakutan akan alam semesta

marilah kita senantiasa melatih diri untuk menyingkirkan segala penyebab yang potensial bisa menimbulkan ketidak-nyamanan yang ada di dalam hati ini. Karena dengan hati yang nyaman, indah dan lapang, niscaya akan membuat hidup ini terasa damai. Dengan hati yang tertata, maka meskipun bermacam aneka masalah hidup yang dihadapi, namun sama sekali tidak akan pernah membuat ia terjebak dalam kesulitan, karena ia selalu mampu menemukan jalan keluar terbaik dengan izin Allah. Insya Allah!

Sebagai penutup, Hadits Rasulullah Saw, dimana beliau bersabda :”Innallaha la yanzhuru ila ajsamikum wa la ila shuwarikum walakin yanzhuru ila qulubikum”. Artinya, ”Sesungguhnya Allah tidak melihat fisik kalian dan rupa kalian akan tetapi Allah melihat hati kalian” (HR. Muslim)

Share:

KEUTAMAAN GURU


ﺧﻴﺮ ﺍﻟﻨﺎﺱ ﻭﺧﻴﺮ ﻣﻦ ﻳﻤﺸﻲ ﻋﻠﻰ ﻭﺟﻪ ﺍﻷﺭﺽ ﺍﻟﻤﻌﻠﻤﻮﻥ

"Sebaik baik manusia dan sebaik baik yang melangkah dimuka bumi adalah para Guru (Guru agama/Ulama)" (HR Tirmidzi)
Memuliakan Guru/Ulama, menghormatinya, mendahulukannya dalam penunaian hak, adalah tuntunan Islam. Rasulullah pernah mengajarkan kepada para Sahabatnya sebuah kalimat yang agung, saat beliau bersabda:
ﻟﻴﺲ ﻣِﻦ ﺃﻣﺘﻲ ﻣﻦ ﻟﻢ ﻳﺠﻞ ﻛﺒﻴﺮﻧﺎ ﻭﻳﺮﺣﻢ ﺻﻐﻴﺮﻧﺎ ﻭﻳﻌﺮﻑ ﻟﻌﺎﻟﻤﻨﺎ ﺣﻘﻪ

“Bukan termasuk ummatku, mereka yang tidak memuliakan para sesepuh kita, mereka yang tidak menyayangi generasi muda kita, dan mereka yang tidak mengenal hak-hak ‘Alim-Ulama kita.”
Alhasil, jangan sekali-kali membandingkan ilmu Ulama dengan nilai duniawi yang sangat sedikit ini, walau kita berikan dunia seisinya kepada para ulama niscaya hal tersebut belum mencukupi untuk membalas jasa para Ulama. Jangan hinakan diri dengan tidak memuliakan mereka.
Tunjukkan kepada Nabi, bahwa kita mencintainya dengan mencintai para pewarisnya, yakni para Guru/Ulama. Cinta kpd mereka yang mulia, akan menghantarkan kita kepada Gerbang Cinta Allah SWT. Sebab pada merekalah terpancar Cahaya Ilmu Allah.. SUBHANALLAH,,.
Share:

Jumat, 30 September 2016

BERBAGAI MACAM IBADAH DI BULAN MUHARRAM

*BERBAGAI MACAM IBADAH DI BULAN MUHARRAM* 



Setiap bulan-bulan haram (Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rojab) tiba, Syaikh Abdul Hamid Al Qudsiy selalu dijadikan rujukan ummat Islam sedunia. Hal ini karena kitab beliau, _Kanzun Najah Was Surur_, merupakan kitab rujukan tentang keutamaan bulan hijriyah terlengkap dan mendapatkan rekomendasi dari para ulama’. Salah satunya adalah ulama’ besar Makkah, Syekh Yasin bin Isa Al Fadaniy,  beliau memasukkan nama pengarang _Kanzun Najah Was Surur_ ini pada deretan nama-nama ulama’ ahli hadits paling berpengaruh di kurun abad 19 kala itu. Dan tahukah anda, bahwa Syekh Abdul Hamid Al Qudsiy adalah putera kebanggaan ibu pertiwi yang berdarah Indonesia? Demikian Syekh Yasin Al Fadani menyebutkan dalam sebuah kitabnya, _Syarah Kifayatul Mustafid li ma ‘ala minal asanid_. Wallahu A’lam.

Apa sajakah amalan yang perlu kita kerjakan pada tanggal 1 Muharram hingga 10 Muharram (hari ‘Asyura) setiap tahunnya? Berikut penjelasan dari Syekh Abdul Hamid Al Qudsiy:

*1. Membaca do'a akhir tahun* (setelah sholat Ashar, pada akhir bulan Dzulhijjah). 

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي السَّنَةِ الْمَاضِيَةِ وَلَمْ تَرْضَهُ ، وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ ، وَحَلُمْتَ عَنِّيْ مَعَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ ، وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَاءَتِيْ عَلَيْكَ. اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَغْفِرُكَ مِنْهُ فَاغْفِرْ لِيْ اَللَّهُمَّ وَمَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ وَالْغُفْرَانَ فَتَقَبَّلْهُ مِنِّيْ ، وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ .وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Syaikh Abdul Hamid Qudsiy menukil doa akhir tahun dan awal tahun, dari gurunya, Syaikh Dairobi, dari Syaikh Sibth bin Jauzi, dari Syaikh Umar bin Quddamah Al Maqdisiy. 

Syaikh Dairobi berkata, “Para guruku tidak pernah luput berwasiat untuk selalu membaca doa tersebut. Dan aku belum pernah melewatkan doa tersebut sepanjang hidupku.”

Doa tersebut dibaca tiga kali. 

*2. Membaca do'a awal tahun* (setelah sholat Maghrib, di malam 1 Muharram).

Sebelum membaca doa awal tahun, sebaiknya membaca Ayat Kursi sebanyak 360 kali, dengan diiringi basmalah disetiap permulaannya.

Sayyid Ahmad Zaini Dahlan berkata bahwa hal tersebut merupakan benteng yang kokoh dari godaan syaitan yang terkutuk dalam setahun. Demikian halnya dengan Syaikh Utsman Ad Dimyathi dan Syaikh Hasan Al 'Idwy Al Hamzawi juga mewasiatkan tentang hal ini. Syaikh Hasan menambahkan, agar juga membaca doa berikut setelah selesai membaca Ayat Kursi. 

اللّهُمَّ يَا مُحَوِّلَ الأَحْوَالِ حَوِّلْ حَالِيْ إِلَى أَحْسَنِ الأَحْوَالِ بِحَوْلِكَ وَقُوَّتِكَ يَا عَزِيْزُ يَا مُتَعَال، وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّم

*Bacaan do'a awal tahun:*

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تَمْلَأُ خَزَائِنَ اللهِ نُوْرًا ، وَتَكُوْنُ لَنَا وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ فَرَجًا وَفَرْحًا وَسُرُوْرًا ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. اَللَّهُمَّ أَنْتَ الْأَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْأَوَّلُ ، وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ الْعَمِيْمِ الْمُعَوَّلِ ، وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ ، أَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ ، وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ الْأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ ، وَالْاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى ، يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Do'a awal tahun ini dibaca tiga kali. 

*3. Berpuasa*
Muharram adalah bulan paling utama untuk berpuasa, setelah bulan Ramadlan. Baru kemudian diikuti Rajab, Dzulhijjah, Dzulqo'dah, dan Sya'ban. 

Al Hafidz Ibnu Hajar menyebutkan, _"Diriwayatkan dari Hafshah, dari Nabi Shollallahu 'alaihi wa Sallam, beliau bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa di akhir bulan Dzulhijjah dan di awal bulan Muharram, maka Allah akan menjadikannya penebus dosanya selama 50 tahun. Dan puasa satu hari di bulan Muharram sama dengan puasa 30 hari"._

Hujjatul Islam Al Imam Al Ghozali berkata di dalam _Ihya'_, dari Nabi _Shollallahu 'alaihi Wa Sallam_ beliau bersabda, _"Barangsiapa berpuasa tiga hari di bulan-bulan mulia (Dzulqo'dah, Dzulhijjah, Rojab, Muharram) di hari Kamis, Jum'at, dan Sabtunya, maka Allah akan mencatat baginya ibadah tujuh ratus tahun "._

*4. Membaca do'a pada tanggal 1 hingga 10 Muharram.*

Dibaca tiga kali:

بسم الله الرحمن الرحيم اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. اَللَّهُمَّ إِنَّكَ قَدِيْمٌ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، وَسَنَةٌ جَدِيْدَةٌ قَدْ أَقْبَلَتْ نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهَا وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَنَسْتَكْفِيْكَ فَوَاتَهَا وَشُغْلَهَا، فَارْزُقْنَا الْعِصْمَةَ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، اَللَّهُمَّ إِنَّكَ سَلَّطْتَ عَلَيْنَا عَدُوًّا بَصِيْرًا بِعُيُوْبِنَا مُطَّلِعًا عَلَى عَوْرَاتِنَا، مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْنَا وَمِنْ خَلْفِنَا، وَعَنْ أَيْمَانِنَا وَشَمَائِلِنَا، يَرَانَا هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ نَرَاهُمْ، اَللَّهُمَّ آيِسْهُ مِنَّا كَمَا آيَسْتَهُ مِنْ رَحْمَتِكَ، وَقَنِّطْهُ مِنَّا كَمَا قَنَّطْتَهُ مِنْ عَفْوِكَ، وَبَاعِدْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُ كَمَا حُلْتَ بَيْنَهُ وَبَيْنَ مَغْفِرَتِكَ، إِنَّكَ قَادِرٌ عَلَى ذَلِكَ، وَأَنْتَ تَفْعَلُ لِمَا تُرِيْدُ. وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.

*5. Menghidupkan malam 10 Muharrom* dengan banyak-banyak berdoa, membaca Al Qur’an, dan  sholat malam. Hal ini sangat dianjurkan oleh para ulama’, karena di malam 10 Muharram terdapat banyak pertolongan Allah SWT.

Al Imam Ad Dairobi dalam Mujarrobat menyebutkan, barangsiapa di malam 10 Muharram menyempurnakan wudlunya, kemudian menghadap kiblat dengan duduk di atas kedua lututnya, dan membaca ayat Kursyi sebanyak 360 kali, disertai Bismillah tiap awalnya, setelah selesai itu semua, membacaُ,

قُل بِفَضلِ اللهِ وَبِرَحمَتِه فَبِذَالِكَ فَليَفرَحُوا هُوَ خَيرٌ مِمَّا يَجمَعُون ٤٨× (48×)

“Katakanlah (wahai Muhammad) dengan keutamaan dan rahmat Allah berbahagialah kalian, itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”

Kemudian mengucapkan:

اللهم اِنَّ هذِهِ لَيلَةٌ جديدة وشهر جديدة و سنة جديدة فأعطني اللهم خير ها و خير ما فيها واصرف عني شرها وشرما فيها وشر فتنتها ومحدثاتها وشر النفس والهوى والشيطان الرجيم ١٢ ×

“Yaa Allah sesungguhnya ini malam baru, bulan baru, dan tahun baru. Maka berikan aku kebaikannya dan kebaikan yang ada di dalamnya. Dan jauhkan dariku kejelekan nya dan kejelekan yang ada di dalamnya, hindari dari kejelekan fitnah nya, ke jadi anak dia di an nya, kejelekan hawa nafsu dan syaitan yang terkutuk”.

Berikutnya diakhiri dengan doa-doa ma’tsur dalam Al Qur’an yang dikehendaki, disertai doa untuk seluruh kaum muslimin dan muslimat. Jangan lupa sebelum berdoa, awali dengan membaca sholawat, tasbih, dan tahlil berulang-ulang. Insyaallah dalam setahun itu akan dijaga dari segala keburukan oleh Allah SWT.

*6. Al Hafidz Ibnu Hajar  dalam kitab Fathul Baari berkata, “Barangsiapa yang membaca kalimat berikut ini  di hari ‘asyuro*, maka tidak akan mati hatinya.

سبحان الله مل ء الميزان، ومنتهى العلم، ومبلغ الرضا، وزنة العرش

والحمد لله مل ء الميزان ومنتهى العلم – ومبلغ الرضا، وزنة العرش

والله أكبر مل ء الميزان، ومنتهى العلم، ومبلغ الرضا وزنة العرش

لا ملجا ولا منجى من الله إلا إليه

سبحان الله عدد الشفع والوتر، وعدد كلمات الله التامات كلها

والحمد لله عدد الشفع والوتر، وعدد كلمات الله التامات كلها

والله أكبر عدد الشفع والوتر، وعدد كلمات الله التامات كلها

أسألك رب العالمين

*7.  Imam Ajhuriy berkata : “Barang siapa yang pada hari ‘asyuro* membaca,

 حسبنا الله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير ٧

[Hasbunallah wani’mal wakil, ni’mal maula wani’mannashiir 7×]

 حسبى الله ونعم الوكيل ونعم المولى ونعم النصير ٧٠

sebanyak 70 kali, maka Allah menjaganya dari keburukan tahun itu”.

*8.  Membaca do’a di bawah ini 7 x*

بسم الله الرحمن الرحيم وصلى الله على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم سبحان الله ملء الميزان ومنتهى العلم ومبلغ الرضا وزينة العرش لا ملجأ ولا منجا من الله إلا إليه سبحان الله عدد الشفع والوتر وعدد كلماته التامات كلها أسألك السلامة كلها برحمتك يا أرحم الراحمين ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم وهو حسبي ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصير وصلى الله تعالى على نبينا خير خلقه سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم أجمعين

*9. Melakukan 10 ritual hari ‘Asyuro (10 Muharrom):*

🚀 Shalat 2 rakaat (dengan niat hajat meminta keselamatan).
🚀 Puasa (‘Asyuro) Faidah : diampuni dosanya pada tahun yang telah lewat.
🚀 Silaturrahim. 
🚀 Shodaqoh. 
🚀 Mandi. 
🚀 Memakai celak mata. 
🚀 Berkunjung pada ulama’ (meminta do'a dan nasehat agama). 
🚀 Menjenguk orang sakit. 
🚀 Mengusap kepala anak yatim. 
🚀 Memberikan kelapangan uang belanja/ nafkah kepada keluarga. 
🚀 Memotong kuku. 
🚀 Membaca surat Al Ikhlas 1000 kali.

*Catatan:*

Syekh Abdul Hamid Al Qudsy, pengarang kitab Kanzunnajah Wassurur mengatakan bahwa, hadits shohih tentang hal-hal tersebut di atas hanyalah hadits puasa dan menambah nafkah keluarga. Selebihnya adalah hadits dlo’if dan bahkan bid’ah hasanah para ulama’.

*Referensi Dalil:*

Syaikh Nawawi Al Bantani, seorang ulama’ Nusantara yang menjadi Imam Masjidil Haram, Mufti Syafi’i di Makkah, dan rujukan ulama dunia, beliau berkata:

وَنُقِلَ عَنْ بَعْضِ اْلأَفَاضِلِ أَنَّ اْلأَعْماَلَ فِىْ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ اِثْناَ عَشَرَ عَمَلًا اَلصَّلاَةُ وَالْاَوْلَى أَنْ تَكُوْنَ صَلَاةَ التَّسْبِيْحِ وَالصَّوْمُ وَالصَّدَقَةُ وَالتَّوْسِعَةُ عَلَى الْعِيَالِ وَاْلِاغْتِسَالُ وَزِيَارَةُ الْعَالِمِ اَلصَّالِحِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيْضِ وَمَسْحُ رَأْسِ الْيَتِيْمِ وَاْلِإكْتِحَالُ وَتَقْلِيْمُ الْاَظْفَارِ وَقِرَاءَةُ سُوْرَةِ اْلِإخْلاَصِ أَلْفَ مَرَّةٍ وَصِلَةُ الرَّحْمِ وَقَدْ وَرَدَتْ اَلْأَحَادِيْثُ فِىْ الصَّوْمِ وَالتَّوْسِعَةِ عَلَى الْعِيَالِ وَأَمَّا غَيْرُهُمَا فَلَمْ يَرِدْ فِىْ اْلأَحَادِيْثِ (نهاية الزين 196)

“Dikutip dari sebagian ulama yang mulia bahwa amal-amal (saleh) di hari ‘Asyura ada 12, yakni shalat, yang lebih utama adalah salat Tasbih, puasa, sedekah, melapangkan belanja keluarga, mandi, ziarah orang alim yang saleh, menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak yatim, bercelak, memotong kuku, membaca surat Al Ikhlash 1000 kali, dan silaturrahim. Yang dijelaskan dalam hadits-hadits adalah puasa dan melapangkan belanja keluarga. Sedangkan yang lainnya tidak dijelaskan dalam hadis”. ( _Nihayatuz Zain_ hal. 196)

Puasa tanggal 10 yang disebut dengan puasa ‘Asyuro, seperti yang telah disebutkan dalam hadits :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( هَذَا يَوْمُ عَاشُورَاءَ وَلَمْ يَكْتُبْ اللَّهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ وَأَنَا صَائِمٌ فَمَنْ شَاءَ فَلْيَصُمْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيُفْطِرْ )

Rosulullah SAW bersabda : “Ini (10 Muharrom) adalah hari ‘Asyuro dan Allah tidak mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku berpuasa, maka siapa yang mau silahkan berpuasa dan siapa yang tidak mau silahkan berbuka (tidak berpuasa) “ (HR. Bukhori :1899 dan Muslim : 2653)

Dengan pahala akan diampuni dosa tahun yang lalu :

صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاء، أَحْتَسِبُ عَلَى اللهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“ Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu “. (HR. Muslim : 2746).

Sangat dianjurkan untuk ditambah agar bisa berpuasa di hari yang ke-Sembilan, seperti yang telah disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :

عَنْ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا يَقُوْلُ حِيْنَ صَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّهُ يَوْمٌ تُعَظِّمُهُ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَإِذَا كَانَ الْعَامُ الْمُقْبِلُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ صُمْنَا الْيَوْمَ التَّاسِعَ قَالَ فَلَمْ يَأْتِ الْعَامُ الْمُقْبِلُ حَتَّى تُوُفِّيَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berpuasa di hari ‘Asyura’ dan memerintahkan (perintah sunnah) manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata, ‘Apabila datang tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram). Berkata Abdullah bin Abbas “ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” (HR. Muslim : 1134/2666)

Lebih bagus lagi jika ditambah hari yang ke-Sebelas seperti disebutkan dalan sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas :

صُومُوا يَوْمَ عَاشُورَاء، وَخَالِفُوا اليَهُودَ، صُومُوا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا

“Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan berbedalah dengan orang Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”. (HR. Ibnu Khuzaimah: 2095).

Lebih dari itu berpuasa disepanjang bulan Muharom adalah sebaik baik bulan untuk puasa seperti disebutkan oleh Rasulullah dalam hadits yang disebutkan Imam Muslim :

أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ اْلمُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ

”Sebaik baik puasa setelah bulan Ramadhan adalah puasa di bulan Muharom, dan sebaik-baiknya sholat setelah sholat fardhu adalah Sholat malam” (HR. Muslim No: 2755).

Mengenai puasa ‘Asyura  haditsnya seperti yang telah kami terangkan di point pertama di atas. Sedangkan hadits ‘melapangkan belanja (nafkah) adalah sebagai berikut:

مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ فِى يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللهُ عَلَيْهِ السَّنَةَ كُلَّهَا (رواه الطبرانى والبيهقى وأبو الشيخ)

”Barangsiapa melapangkan belanja kepada keluarganya di hari Asyura’, maka Allah melapangkan kepadanya selama setahun, keseluruhan”. (HR Thabarani, al Baihaqi, dan Abu Syaikh)

Status hadits ini dikuatkan oleh banyak ulama seperti dari Mufti Universitas Al Azhar Mesir yang mengutip dari al Hafidz as Suyuthi:

وَقَالَ الْبَيْهَقِى إِنَّ أَسَانِيْدَهُ كُلَّهَا ضَعِيْفَةٌ ، وَلَكِنْ إِذَا ضُمَّ بَعْضُهَا إِلَى بَعْضٍ أَفَادَ قُوَّةً ، قَالَ الْعِرَاقِى فِى أَمَالِيْهِ : لِحَدِيْثِ أَبِى هُرَيْرَةَ طُرُقٌ صَحَّحَ بَعْضَهَا ابْنُ نَاصِرٍ الْحَافِظُ ، وَأَوْرَدَهُ ابْنُ الْجَوْزِى فِى الْمَوْضُوْعَاتِ . وَذَلِكَ لأَنَّ سُلَيْمَانَ بْنَ أَبِى عَبْدِ اللهِ الرَّاوِى عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ مَجْهُوْلٌ ، لَكِنْ جَزَمَ الْحَافِظُ فِى تَقْرِيْبِهِ بِأَنَّهُ مَقْبُوْلٌ ، وَذَكَرَهُ ابْنُ حِبَّانَ فِى الثِّقَاتِ وَاْلحَدِيْثُ حَسَنٌ عَلَى رَأْيِهِ . قَالَ الْعِرَاقِى : وَلَهُ طُرُقٌ عَنْ جَابِرٍ عَلَى شَرْطِ مُسْلِمٍ أَخْرَجَهَا ابْنُ عَبْدِ الْبَرِّ فِى “اْلاِسْتِيْعَابِ ” وَهِىَ أَصَحُّ طُرُقِهِ . (فتاوى الأزهر –ج 9 / ص 256)

”Al Baihaqi berkata: Sanad hadis ini secara keseluruhan adalah dlaif. Namun jika diakumulasikan maka menjadi kuat. Al ‘Iraqi berkata dalam al Amali: Hadis Abu Hurairah memiliki banyak jalur riwayat yang sebagiannya disahihkan oleh al Hafidz Ibnu Nashir. Dan Ibnu al Jauzi memasukkan dalam kitab al-Maudlu’at. Sebab Sulaiman bin Abi Abdillah seorang perawi dari Abu Hurairah adalah majhul. Namun al-Hafidz Ibnu Hajar secara tegas menyatakan dalam kitab Taqribnya bahwa ia perawi yang diterima. Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Maka hadis ini adalah hasan menurutnya. Al ‘Iraqi berkata: Hadis ini memiliki riwayat lain dari Jabir sesuai syarat Muslim yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr dalam al-Isti’ab. Dan ini adalah riwayat yang paling sahih”

Al Hafidz Ibnu Hajar menambahkan riwayat berikut sebagai lanjutan hadits di atas:

قَالَ جَابِرٌ جَرَّبْنَاهُ فَوَجَدْنَاهُ كَذَلِكَ وَقَالَ أبُوْ الزُّبَيْرِ: مِثْلَهُ وَقَالَ شُعْبَةٌ: مِثْلَهُ وَشُيُوْخُ ابْنِ عَبْدِ الْبَرِّ الثَّلاَثَةِ مُوَثَّقُوْنَ وَشَيْخُهُمْ مُحَمَّدُ بْنُ مُعَاوِيَةَ هُوَ ابْنُ اْلأَحْمَرِ رَاوِي السُّنَنِ عَنِ النَّسَائِي وَثَّقَهُ ابْنُ حَزْمٍ وَغَيْرُهُ (لسان الميزان – ج 2 / ص 293)

”Jabir berkata: Kami mencobanya maka kami menemukannya seperti itu (diluaskan rezekinya). Abu Zubair dan Syu’bah berkata demikian. Guru-guru Ibnu Abdil Barr yang tiga dinilai terpercaya. Guru mereka Muhammad bin Muawiyah adalah Ibnu al-Ahmar perawi sunan dari Nasai, yang dinilai tsiqah oleh Ibnu Hazm dan lainnya” ( _Lisan al-Mizan_ 2/293)

Mengapa sebagian ulama Syafi’iyah menganjurkan 10 amal di atas dilakukan pada 10 Muharram? Sebab para sahabat sudah melakukan amal-amal saleh di bulan-bulan mulia, dan 10 Muharram termasuk di dalamnya:

وَذَكَرْنَا عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا أَنَّ الْعَمَلَ الصَّالِحَ وَاْلأَجْرَ فِي هَذِهِ الْحُرُمِ أَعْظَمُ … وَقَدْ كَانَ كَثِيْرٌ مِنَ السَّلَفِ يَصُوْمُ اْلأَشْهُرَ الْحُرُمَ كُلَّهَا رُوِيَ ذَلِكَ عَنِ ابْنِ عُمَرَ وَالْحَسَنَ الْبَصْرِي وَأَبِي إِسْحَاقَ السَّبِيْعِي وَقَالَ سُفْيَانُ الثَّوْرِي : اْلأَشْهُرُ الْحُرُمُ أَحَبُّ إِلَيَّ أَنْ يُصَامَ مِنْهَا (لطائف المعارف –ج 1 / ص 279)

“Telah kami sebutkan dari Abdullah bin ‘Abbas bahwa amal shaleh dan pahala di bulan-bulan mulia ini sangatlah agung. Dan sungguh banyak ulama Salaf berpuasa di bulan-bulan mulia tersebut, kesemuanya, yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, Hasan Al Bashri, dan Abu Ishaq As Sabii. Sufyan Ats Tsauri berkata: Bulan-bulan mulia lebih saya senangi untuk melakukan puasa darinya” (al-Hafidz Ibnu Rajab, _Lathaif al-Ma’arif_, 1/279).

Saudaraku yang kumuliakan, marilah kita berdoa, semoga Allah SWT berkenan menolong kita untuk bisa memuliakan segala hal yang dimuliakan-Nya, seperti empat bulan yang mulia ini. Harapan kita semua, semoga Allah SWT meridloi dan menerima semua amal ibadah kita, dan mengampuni semua kesalahan dan dosa kita. Semoga Allah SWT berkenan meninggikan derajat kita di sisi-Nya, dan menempatkan kita kelak bersama Rasulullah SAW di surga-Nya…aamiin.

والله اعلم. سبحانك اللهم و بحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك و اتوب اليك.

_*Diambil dari tulisan berbagai tokoh:*_

📚 Syaikh Abdul Hamid Al Qudsiy (Kanzun Najah Wassurur)
📚 Al Hafidz Ibnu Hajar (Fathul Baari)
📚 Al Imam Ad Dairobi (Mujarrobat)
📚 Syaikh Yahya Zainal Ma’arif (Buya Yahya) 
📚 Syaikh Idrus Ramli
📚 Syaikh Ma’ruf Khozin
📚 Syaikh Kanthongumur
________________

Share:

Kategori Artikel