Tanda Menjelang Hari Kiamat
Sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallaahu ‘anhu berkata:
ﺧَﻤْﺲٌ ﺃَﻇْﻠَﻠْﻨَﻜُﻢْ ﻣَﻦْ ﺃَﺩْﺭَﻙَ ﻣِﻨْﻬُﻦَّ ﺷَﻴْﺌًﺎ ﺛُﻢَّ ﺍﺳْﺘَﻄَﺎﻉَ ﺃَﻥْ ﻳَﻤُﻮﺕَ ﻓَﻠْﻴَﻤُﺖْ : ﺃَﻥْ ﻳَﻈْﻬَﺮَ ﺍﻟﺘَّﻼَﻋُﻦُ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻤَﻨَﺎﺑِﺮِ، ﻭَﻳُﻌْﻄَﻰ ﻣَﺎﻝُ ﺍﻟﻠﻪِ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﻜَﺬِﺏِ ﻭِﺍﻟْﺒُﻬْﺘَﺎﻥِ ﻭَﺳَﻔْﻚِ ﺍﻟﺪِّﻣَﺎﺀِ ﺑِﻐَﻴْﺮِ ﺣَﻖٍّ، ﻭَﺗُﻘْﻄَﻊُ ﺍْﻷَﺭْﺣَﺎﻡُ، ﻭَﻳُﺼْﺒِﺢُ ﺍﻟْﻌَﺒْﺪُ ﻻَ ﻳَﺪْﺭِﻱ ﺃَﺿَﺎﻝٌّ ﻫُﻮَ ﺃَﻡْ ﻣُﻬْﺘِﺪٍ "
“Lima perkara yang akan menaungi kalian, barangsiapa yang menjumpai sesuatu dari lima perkara tersebut, kemudian mampu untuk mati, maka hendaklah mati; yaitu munculnya saling melaknat di atas mimbar, harta Allah (uang negara) diberikan untuk berdusta, memfitnah dan mengalirkan darah tanpa kebenaran, sanak famili telah putus hubungannya, dan seseorang tidak tahu apakah ia seorang yang sesat atau memperoleh petunjuk.”
(Hadits riwayat al-Hakim dalam al-Mustadrak [8303]. Al-Hakim berkata, “Hadits ini shahih sesuai persyaratan al-Bukhari dan Muslim”, dan disetujui oleh al-Dzahabi dalam Talkhish al-Mustadrak.)
Hadits di atas membicarakan tentang tanda-tanda menjelang hari kiamat. Dalam hadits tersebut disebutkan lima tanda-tanda:
1) Munculnya saling melaknat di atas mimbar, yang dilakukan oleh para penceramah yang kerjanya mengkafirkan dan menyesatkan umat Islam. Beberapa waktu yang lalu, saya bermaksud menunaikan shalat Jum’at di salah masjid di Jakarta, begitu sampai di pintu gerbang, ternyata khathibnya mengkafirkan mayoritas umat Islam, akhirnya tidak jadi shalat Jum’at di masjid tersebut. Dewasa ini melaknat umat Islam juga dilakukan melalui televisi dan radio, dengan tuduhan bid’ah dan kafir. Sebagaimana yang dilakukan oleh kaum Wahabi dan Syiah akhir-akhir ini.
2) Harta Allah (uang negara) diberikan untuk berdusta dan memfitnah melalui media massa. Sebagaimana kita tahu, seringkali ada orang-orang memberikan kesaksian dan informasi bohong, dan bahkan isinya sarat dengan fitnah karena dibayar oleh lembaga tertentu atau oleh negara asing. Bahkan ada televisi yang kerjanya berbohong, menebarkan fitnah dan menyudutkan umat Islam. Anehnya pelaku di acara televisi tersebut, juga seorang yang masih mengaku muslim atau muslimah. Akhir-akhir ini, kebohongan dan fitnah juga banyak disebarkan oleh media online dan berbagai website di internet. Mereka dibayar oleh kelompok atau lembaga tertentu. Apabila kebohongan tersebut dilakukan tanpa mendapat keuntungan materi, alangkah ruginya pelakunya itu.
3) Mengalirkan darah tanpa kebenaran, dalam arti terjadi pembunuhan tanpa ada bukti kesalahan atau melalui proses pengadilan terlebih dahulu.
4) Sanak famili telah putus hubungannya, karena memperebutkan dunia dengan saudaranya, atau karena lemahnya kesadaran beragama.
5) Seseorang tidak tahu apakah ia seorang yang sesat atau memperoleh petunjuk, karena ia mencari ilmu bukan pada tempatnya. Adakalanya ia mencari ilmu melalui internet. Atau ia ikut aliran tertentu karena dibayar, tanpa mengetahui bagaimana sebenarnya hakikat aliran yang diikuti. Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar