Media Sebagai Bagian Dari Dakwah untuk menyampaikan Islam yang Rahmatan lil 'Alamin dengan Aqidah Ahlussunnah Wal Jama'ah.


Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim no. 1893)

Selasa, 29 Agustus 2017

Kisah Haji "Drone" dari Ghana, Afrika

Kisah ini memang sedang viral-viralnya di Jazirah Arab, apalagi di Turki. Tapi saya baru mendengarnya ketika Guru kami AlHabib Abu Bakar Al-Adni menceritakannya di Jalsah Itsnain Darul Musthafa 2 hari yg lalu : 

Namanya Alhasan Abdullah, seorang kakek miskin berusia 82 Tahun yg tinggal di pelosok desa Ghana, gak punya FB, Wa, Instagram dan belum pernah naik haji.

Meski ekonominya dibawah pas-pasan dan hidup di daerah terpencil yg jauh dari hiruk pikuk dunia, ia sama seperti aku, engkau, dan muslim- muslim lainnya diseluruh penjuru bumi , bercita-cita untuk bisa pergi naik haji, meskipun hanya sekali. Apalagi kalo udah musim haji begini, rasa rindu ke Mekkah Madinah rasanya sudah sampai ubun-ubun.

Wallahu Gholibun 'Ala Amrihi, siapa yg bisa menghentikan kehendak Allah ? Ia sama sekali tak pernah menyangka bahwa pesawat kamera "Drone" yg nyangkut dipinggir rumahnya akan membantunya untuk mewujudkan impian mulianya. Ia juga tak pernah menyangka bahwa kelak akan ada orang yg bersedia memberangkatkannya ke Tanah suci, bkn kerabat atau tetangganya, melainkan seorang yg nan jauh di Turki sana.

Semua bermula ketika rombongan kru stasiun TV Turki (TRT Word) berkunjung ke Ghana untuk meliput kehidupan Masyarakat disana sebelum kunjungan Presiden Erdogan ke Ghana pada Maret 2017.

Kala itu kamera Drone milik salah satu jurnalis jatuh dan ditemukan Oleh salah satu penduduk setempat, kakek Alhasan Abdullah itulah orangnya. Ia melihat benda itu dengan perasaan heran, baru pertama kali ia temukan "pesawat" kecil berkamera semacam itu, maklum ia hidup di pedalaman Afrika yg mungkin masih belum ada internet dan listrik disitu.

Tak lama setelah itu, datanglah sang jurnalis untuk menjemput dronenya, Kakek itu tersenyum dan segera mengembalikannya. Lantas dengan  polosnya ia bertanya pada jurnalis itu :

" Bisakah pesawat ini menjadi besar hingga dengannya aku bisa terbang ke Saudi untuk naik haji ?"

Sebuah pertanyaan tulus yg muncul dari hati yg telah lama memendam rindu, dan itu sudah cukup membuat para kru mengharu biru, Rupa-rupanya Setelah itu, ada salah seorang kru yg memposting foto Kakek itu di akun Facebook-nya lengkap dengan ceritanya, dan dengan izin Allah, dalam waktu singkat postingan itu menjadi viral, dibaca dan dishare oleh ribuan rakyat Turki. Kisah itu berhasil menarik simpati berbagai kalangan, banyak dari pengusaha dan pejabat Turki yg menyatakan bersedia untuk memberangkatkan sang kakek ke Tanah Suci.

Sampai akhirnya ia resmi menjadi calon jamaah haji dari Ghana dengan biaya ditanggung oleh salah seorang tokoh Turki, (dari berbagai sumber, ada yg mengatakan ia adalah anggota kepolisian Turki ada juga yg menyatakan bahwa menteri luar negeri Turki-Mevlut Cavusoglu-sendiri yg menanggung semua biaya hajinya.) Ini menunjukkan betapa banyaknya pihak yg berlomba-lomba untuk membantu si kakek mewujudkan impiannya.

Dan Beberapa hari yg lalu, Kakek Alhasan Abdullah dijemput dari Ghana menuju Istanbul untuk kemudian terbang ke Makkah dan madinah untuk melaksanakan Ibadah Haji. Semoga Hajinya mabrur ya Mbah.. :)

***************************** 
Aku jadi teringat dawuh Al Imam Junaid Bin Muhammad :

" barang siapa yg membuka satu pintu niat tulus maka Allah akan membukakan untuknya 70 pintu Taufiq dan pertolongan-Nya"

kisah Kakek Hasan Abdullah dan kisah-kisah Haji "Ajaib" lainnya seakan mengajak kita untuk selalu berhusnudzon kpd Allah, bahwa kita semua mempunyai peluang untuk berhaji ke Tanah suci, baik saya yg ada di Yaman, yg hanya "beberapa langkah saja dari Saudi", atau kalian yg berada di Indonesia dan bumi-bumi Allah lainnya. Inti dari semua itu adalah Allah mengizinkan Atau tidak, meridhoi atau tidak.

Sebagai Hamba-hambaNya, Kita hanya bisa berharap, mendekat, terus merayu dan berdoa, agar kelak Sang pemilik Baitullah memilih kita sebagai tamu-tamu-Nya di Tanah suci-Nya.

Rabbii.. Meski masih berlumur kesalahan, kelalaian dan dosa-dosa, tapi hati kami masih memiliki rasa rindu pada Tanah Haramain-Mu, maka demi kerinduan yg kau berikan ini, Ridhoilah kami untuk mengunjungi Tanah suci-Mu suatu saat nanti, untuk menyucikan diri dan untuk berziarah kpd Baginda Nabi. Aaamiin . 


Sumber :
Ismael Amin Kholil | Tarim | Yaman |  1 Dzulhijjah | 1438 H
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Kategori Artikel