Syech Fairus Al Baghdady
Mata ini tercengang ketika melihat tembok bercat putih di tengah-tengah sawah gundul yang baru selesai di panen. Tembok itu tampak megah dan berukuran luas. Di dalamnya tumbuh pepohonan angsana berukuran besar. Tembok setinggi tiga meter berlapiskan cat putih bersih itu telihat kontras sekali dengan hamparan persawahan di sekelilingnya.
“Ini namanya Jeurat Puteh, makam Syaikh Fairus. Beliaulah pendiri Dayah Tanoh Abee.
Siapa yang tidak mengetahui Dayah Tanoh Abee? Dayah yang terletak di Kecamatan Seulimum ini merupakan dayah tertua di Serambi Mekah. Tempat para santri menuntut ilmu ini juga memiliki perpustakaan “Zawiyah” yang koleksi manuskrip dan kitab-kitab kunonya terkenal tidak hanya seantero negeri, tetapi juga ke berbagai belahan dunia.
baru kali ini saya mengetahui kalau sosok yang dimakamkan di Jeurat Puteh, Fairus Al Baghdady adalah penggagas Dayah yang telah lahir sejak pemerintahan Sultan Iskandar Muda (abad 16 Masehi). Tidak hanya itu, Sang Syaikh juga didaulat menjadi Qadhi Malikul Adil di Kesultanan Aceh.
Ulama yang berasal dari Baghdad dan menyebarkan ajaran Islam di Bumi Seulimum, Aceh Besar. Konon, menurut sejarah, beliau adalah alim ulama yang datang ke Aceh bersama 7 orang saudaranya. Namun, semuanya berpencar menyebarkan ajaran Islam dan Al Fairusy memilih menetap di Aceh Besar dan mendirikan Dayah Tanoh Abee. Kini jika dikalkulasikan, pesantren tradisional itu telah berumur 400 tahun lebih dan dikelola secara turun temurun oleh keturunan beliau.
Kami pun melangkah ke dalam makam. Sayangnya, pintu gerbangnya terkunci. Tidak ada siapapun yang bisa kami minta untuk membukakan pintu karena areal pemakaman itu sangat sepi.
0 komentar:
Posting Komentar